- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2804
Di Auditorium Program MM FEB UGM, Rabu (12/12) telah berlangsung "Workshop Membangun Kader Pemimpin Berjiwa Entrepreneur Dan Berwawasan Kebangsaan." Acara ini terselenggara atas kerjasama Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Definit! dan Karang Taruna DIY. Workshop yang dimulai jam sembilan lebih ini diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama-sama dilanjutkan sambutan ketua panitia, GKR Pembayun dilanjutkan sambutan oleh Dekan FEB UGM, Rektor UGM, dan perwakilan dari Lemhanas.
Hadirin yang terdiri Karang Taruna DIY, Tenaga Pendamping Lapangan Disperindagkop, Mahasiswa S1 dan S2, Desa Binaan Tegal Dowo, Bantul, Ikatan Mahasiswa dan Pelajar, Organisasi Kemasyarakatan Pemuda sangat antusias mengikuti acara demi acara. Acara semakin hangat dengan paparan dari Prof. Agus Sartono selaku wakil dari Kemenko Kesra RI. Yang tak kalah menariknya paparan Wawasan Kebangsaan oleh (Purn.) Jenderal Luhut B. Pandjaitan.
Tepat jam 12:12:12 pemukulan Gong Kader Bangsa Wirausaha dilakukan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, didampingi oleh Dekan FEB UGM, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, PhD dan Prof.Dr. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec. Acara dilanjutkan dengan paparan oleh Drs. Kisnuhardjo MS (Direktur Pemantapan Nilai Kebangsaan Lemhannas), Dr. Perry Warjiyo, MSc. (Direktur Kajian Moneter Bank Indonesia) dan Drs. Eko Handoyo, MS (Mantan Pimwil BRI, Alumni FEB) dan Budi Santoso, S.TP., MMA. (Kepala UPT Pertanian Bantul).
Sumber: hk/feb
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2495
Permintaan terhadap pemanfaatan jasa keuangan di Indonesia diprediksi akan terus naik. Meningkatnya pemanfaatan terhadap jasa keuangan ini seiring dengan bertambahnya pendapatan perkapita masyarakat. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad mengatakan pemanfaatan jasa keuangan bukan saja terhadap perbankan namun juga asuransi.
"Akan meningkat bukan hanya pada perbankan namun juga asuransi," kata Muliaman pada acara Talkshow Otoritas Jasa Keuangan dan Manajemen Krisis ke Depan bertempat di Auditorium Djarum Foundation Pertamina Tower Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Kamis (6/12).
Muliaman menilai meningkatnya pemanfaatan terhadap jasa keuangan akan berdampak baik terhadap perkembangan industri keuangan di tanah air. Hanya saja, jika peluang ini tidak dikelola dengan baik akan menjadi persoalan di kemudian hari.
"Kita tidak ingin ini menjadi episentrum krisis industri keuangan Indonesia sehingga harus dikelola dengan baik," imbuh mantan Deputi Gubernur BI itu.
Keberadaan OJK, kata Muliaman, antara lain sebagai badan yang melakukan pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Selain itu sekaligus sebagai resolusi yang baik dan efektif jika krisis ekonomi terjadi.
"Sistem resolusi yang baik nantinya bisa melalui UU Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK). Kalau sekarang sementara kita bisa lakukan koordinasi melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) yang sudah terbentuk," kata Muliaman.
Sementara itu Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengkritik kebijakan penarikan iuran (pungutan) operasional OJK kepada lembaga keuangan. Kebijakan tersebut akan membebani terhadap lembaga keuangan maupun masyarakat.
"Ini perlu kompromi lagi. Justru kalau saya punya usul pihak LPS bahkan BI bisa ikut menyumbangkan dananya ke OJK," tegas Sigit.
Kritik senada juga dilontarkan pengamat ekonomi UGM, Tony Prasetiantono. Tony mengatakan kebijakan penarikan pungutan dari OJK kepada lembaga keuangan akan menimbulkan conflict of interest. Akibatnya, independensi OJK juga akan dipertanyakan.
"Memang harus bisa adil dengan semua bank. Jangan sampai OJK akan kehilangan gigi," kritik Tony.
Sumber: satria/ugm
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4794
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada menggelar Alumni Gathering 2012 di kampus UGM Jakarta, kemarin hari Minggu 2/12. Acara yang bertajuk "Inisiasi Alumni FEB UGM dalam Mempersiapkan Indonesia Maju" merupakan terobosan baru bagi FEB UGM dalam penyelenggaraan acara rutin tahunan ini.
Menurut Prof. Wihana Kirana Jaya selaku Dekan FEB dalam sambutannya, temu alumni kali ini adalah sangat strategis yang mana secara khusus mengundang alumni-alumni FE UGM (FEB UGM) yang menduduki posisi-posisi strategis baik di sektor swasta maupun pemerintah untuk berbicara mengenai ide dan gagasan untuk UGM kedepan (FEB UGM) secara khusus dan peran alumni dalam memajukan bangsa secara umum. Dalam acara yang dikemas seperti 'Talk Show' tersebut secara bergantian alumni berbicara, diantaranya adalah Anies Baswedan (angkatan 1989), Bambang Sudibyo (angkatan 1972), Djauhari Oeratmangun (angkatan 1976), M. Zamkhani (angkatan 1985), Perry Warjiyo (angkatan 1977), Ainun Na'im (angkatan 1979), Denny Puspa Purbasari (angkatan 1993), Zainal Sudjais (angkatan 1962), R. Agus Sartono (angkatan 1982) dan Nasjid Majidi (angkatan 1983) didampingi moderator A. Tony Prasetiantono (angkatan 1981) dan M. Edhie Purnawan (angkatan 1986).
Disamping itu Prof. Wihana juga menyampaikan program-program alumni yang sudah berjalan. Menurut beliau sumbangan alumni hingga 2010 terhimpun dana kurang lebih Rp 600 juta, sebagian besar dana tersebut digunakan untuk beasiswa biaya hidup mahasiswa sebesar Rp 300.000 perbulan sampai kelulusan. Selain itu alumni angkatan 1976 turut menyumbang Rp 100 juta untuk pembangunan Pertamina Tower. Prof. Wihana juga berharap dalam alumni gahtering ini dapat membentuk dan memperluas jejaring alumni FEB UGM di tingkat nasional maupun internasional, serta alumni dapat berbagi ilmu kepada adik-adik mahasiswa FEB dengan cara alumni back to campus.
Sebagai penghargaan bagi alumni yang telah memberikan kontribusi banyak kepada fakultas, FEB UGM memberikan penghargaan berupa piagam Alumni Award yang diserahkan oleh Prof. Wihana kepada perwakilan alumni FEB UGM angkatan 1959, 1973, 1975, 1976 dan 1979.
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3765
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia (JEBI) kembali mengadakan Best Paper Award Seminar 2012 pada 24 November 2012 lalu di Hotel Cakra Kusuma. Acara tersebut dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi UGM, Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com. serta Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc. S.C, Ph.D.
Editor in Chief JEBI Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D. dalam sambutannya menuturkan untuk tahun 2012 ini, tema JIEB Call for Paper adalah “Accelerating Social Economy, Entrepreneurship and Accounting Amidst Global Crisis”.
Mudrajad menjelaskan pada Best Paper Award (BPA) kali ini terkumpul sebanyak 33 artikel yang meliputi bidang akuntansi, manajemen dan ilmu ekonomi. Artikel-artikel yang masuk berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahkan ada artikel yang berasal dari luar negeri.
“Selain dari Indonesia ada pula dari Norwegia, Afrika dan Malaysia,’papar Mudrajad.
Ia menambahkan sejak tahun 2007, JIEB, jurnal terbitan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) yang terakreditasi ini secara rutin mengadakan Call for Paper dan Best Paper Award Seminar setiap tahunnya. Acara tersebut merupakan wadah penyaluran tulisan ilmiah yang bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas karya tulis di Indonesia.
“Best Paper Award diperuntukkan bagi para finalis untuk mempresentasikan dan mendiskusikan karya ilmiah mereka di depan publik yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat mahasiswa, akademisi, praktisi maupun pengamat ekonomi,”katanya.
Setelah melalui proses seleksi dan review yang ketat terpilihlah lima tim finalis yang berhak untuk mempresentasikan artikel mereka di event Best Paper Award Seminar 2012. Selain itu sebanyak 12 artikel mendapat status layak muat dan sebanyak 15 artikel sisanya tidak layak muat.
Mudrajad menambahkan pada BPA 2012 juri memutuskan untuk tidak memilih juara pertama. Sementara itu untuk juara kedua terpilih Joko Mariyono yang mengangkat tema produksi beras di Indonesia dan berhak mendapatkan uang tunai sejumlah Rp2.000.000,. Juara ketiga dan keempat yaitu Lilis Nurul Husna dan Sarpono dengan topik desa-desa tertinggal di DI Yogyakarta dan berhak mendapatkan uang tunai sejumlah Rp1.500.000.
Selanjutnya, pemenang harapan I-III berturut-turut adalah M. Syafi’i Antonio dan Yulizar D. Sanrego, Suranto dan Rahmawati, Bayu Kharisma dan Samsubar Saleh yang masing-masing mendapat Rp750.000. Kelima artikel yang masuk akan mendapat prioritas untuk dimuat di JIEB edisi tahun 2013.
Sumber: satria/ugm
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3568
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada dalam acara Pelepasan Wisuda Program Sarjana Periode I 2012/2013 melepas 87 wisuda program S1 Reguler dan Internasional terdiri dari 39 wisuda jurusan Akuntansi, 19 wisuda jurusan Ilmu Ekonomi dan 27 wisuda jurusan Manajemen dan 2 wisuda dari program Swadaya.
Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Ph.D. selaku Dekan FEB UGM, menyampaikan sambutannya dalam acara pelepasan wisuda bertempat di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri UGM, Selasa (11/20) menyebutkan wisudawan dengan Indeks Prestasi Komulatif tertinggi periode ini dengan nilai 3,94 diraih oleh Luluk Lusiantoro (Manajemen 2008), wisudawan lulus paling cepat 3 tahun 1 bulan diraih oleh Amelia Anisa (Akuntansi 2008). Disamping itu juga sejumlah 35 wisuda mendapat predikat Cumlaude.
Segenap sivitas akademika Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada mengucapkan selamat dan sukses kepada 89 wisudawan.
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 7886
Forex Trading merupakan salah satu alat investasi dana dalam pasar uang yang cukup besar didunia. Seiring dengan berkembangnya teknologi internet, siapapun bisa melakukannya. Dari fenomena Forex Trading tersebut, Devisi Intelektual Ikatan Keluarga Mahasiswa Manajemen (IKAMMA) FEB UGM bekerja sama dengan Jurusan Manajemen menyelenggarakan workshop "Forex Trading" (9/11), dengan menghadirkan pembicara dari Monex Investindo Futures, cabang Yogyakarta.
Acara yang diselenggarakan dalam satu hari berdurasi 150 menit bertempat di Laboratorium Komputer FEB UGM lantai tiga sayap selatan. Dalam workshop tersebut mahasiswa diberi pengetahuan tentang Forex diantaranya definisi Forex itu sendiri, perbedaan trading dan investasi, perbedaan Forex dengan money changer, dan keunikan-keunikan yang ada pada Forex itu sendiri. Disamping itu mahasiswa dijelaskan bagaimana membaca pasangan mata uang, baik direct currency, indirect currency, dan cross currency. Dampak perubahan kurs tersebut misalnya untuk direct currency seperti mata uang Dollar dengan Euro, ketika mata uang Dollar menjadi mata uang utama perekonomian menjadi baik maka Euro mata uang yang di-cross-kan akan turun, begitu pula sebaliknya. Sedangkan untuk indirect currency seperti mata uang Dollar dengan Rupiah, ketika mata uang Dollar menguat nilai intrinsik Rupiah menjadi melemah, namun nilai nominalnya naik.
Mahasiswa juga dijelaskan mengenai trading rules, ilustrasi margin, the power of leverage, definisi PIP (Point in Percent) dan lainnya. Kemudian dijelaskan pula bagaimana membaca data-data dalam software Monex Trader, seperti misalnya market worth dan lainnya.
Dengan diselenggaraknnya workshop ini diharapkan mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam hal investasi dana di pasar modal maupun dalam hal memperdagangkan valuta asing dengan penggayaan terpadu analisis dan teknik yang diperlukan agar mendapatkan gain yang lebih besar.
Sumber: ikamma/feb
Halaman 187 dari 217