- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2866
Terik mentari mengiringi perjalanan wisudawan dan wisudawati beserta keluarga menuju gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Harjosumantri untuk menghadiri pelepasan wisudawan dan wisudawati periode Agustus 2013 (27/8). Sebanyak 91 mahasiswa FEB dilepas untuk menapaki kehidupan yang baru sebagai Sarjana Ekonomi yang siap dan handal dalam memenuhi kebutuhan global. Jurusan Ilmu Ekonomimelahirkan 22 orang sarjana, jurusan Manajemen sebanyak 40 orang dan jurusan Akuntansi sebanyak 29 orang.
Riuh ramai suasana pelepasan wisuda seketika hening ketika petikan music gitar akustik dimainkan oleh Economics Session Band. Pukul 11.50 WIB acara dibuka oleh Master Ceremony dan diikuti dengan sambutan Dekan FEB UGM. Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc. Sc., Ph.D. dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada orang tua wisudawan yang telah mempercayakan putra putrinya untuk dididik di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. "Kami yakin bahwa Bapak dan Ibu sudah benar telah menitipkan putra-putranya di FEB UGM. FEB ini mempunyai misi menjadi yang terbaik di Asia Tenggara," tutur Dekan FEB UGM. Ia meminta doa restu dari orang tua bahwa pada bulan Maret 2014 FEB akan menjalani proses assessment AACSB, jika FEB berhasil maka FEB akan menjadi fakultas pertama di Indonesia yang terakreditasi oleh AACSB.
Dalam sambutannya, Dekan FEB juga mengumumkan profil wisudawan wisudawati periode Agustus 2013. Pada periode ini FEB melahirkan 38 orang dengan predikat cumlaude, salah satu diantaranya memiliki Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi yaitu 3,90 yang diraih oleh Juju Melanie (jurusan Ilmu Ekonomi). FEB juga melepas wisudawan yang lulus tercepat sebanyak 2 orang dengan masa studi tercepat 3 tahun 2 bulan.
Acara dilanjutkan dengan sambutan dari orang tua peserta wisuda yang diwakili oleh Ir. Darmawan Setiaji. Ia mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta civitas akademika yang telah meletakkan jembatan emas bagi putra-putri selama menempuh pendidikan di FEB. Ia juga berpesan kepada seluruh peserta wisuda untuk selalu menjaga integritas, bekerja keras dan berdoa. "Ayolah bermimpi besar, dengan semangat dan tekat, betul-betul bekerja keras dan berdoa. Insya Allah semua bisa dicapai," serunya. Dalam sambutan berikutnya, Juju Melanie mengingatkan rekan wisudawan yang lain bahwa apa yang dicapai saat ini bukan merupakan akhir tetapi sebuah awal kehidupan yang harus dijalani dengan lebih baik.
Berakhirnya sesi foto dari peserta wisuda yang dibagi disetiap jurusan, berakhir pula pelepasan wisuda periode Agustus 2013 ini. Pukul 12.50 WIB satu persatu peserta meninggalkan gedung dengan wajah gembira, wajah yang penuh optimisme dan wajah yang siap melangkah di setiap anak tangga menembus dunia global. Selamat atas kelulusan para wisudawan!
Sumber: Aina/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2249
Krisis ekonomi dan keuangan semakin sering terjadi di berbagai belahan dunia, bahkan negara memiliki kekuatan ekonomi besar seperti Amerika Serikat dan Eropa juga tidak luput dari ancaman krisis tersebut. Negara dengan ekonomi terbuka seperti Indonesia perlu mengembangkan sistem peringatan dini agar bisa mendeteksi lebih awal potensi akan terjadinya krisis. Harapannya, otoritas keuangan maupun pelaku ekonomi bisa mnegantisipasi dan mengambil respon agar dapat menghindari krisis ekonomi. "Pemerintah perlu mengembangkan early warning system agar bisa mendeteksi lebih awal potensi terjadinya krisis," kata Prof. Dr. Sri Adiningsih dalam pidato pengukuhan Jabatan Guru Besar dirinya di ruang balai senat UGM, Senin (19/8).
Menurut Adiningsih, ekonomi indonesia saat ini tidak luput dari dampak krisis keuangan global. Namun demikian, restrukturisasai pasar keuangan yang dijalankan Indonesia pada saat mengatasi krisis tahun 1998 telah memperkuat daya tahan sistem keuangan, meskipun saat ini rupiah terdepresiasai, pasar modal jeblok, Ekspor turun dan pertumbuhan ekonomi pada akhirnya juga terpangkas.
Pengalaman dari berbagai negara seperti China dan Jepang serta Amerika Latin dalam membangun ekonomi berkelanjutan dan berhasil lolos dari krisis ekonomi dengan cara melakukan reformasi ekonomi bahkan melakukan modernisasi ekonomi. Salah satu yang diusulkan Adiningsih unuk meningkatykan modernisasai ekonomi Indonesia yakni meningkatkan daya saing internasional agar bisa bersaing di tingkat ASEAN dan Asia.
Yang menjadi persoalan serius yang perlu diatasi pemerintah menurut dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) ini, kondisi infrastruktur yang buruk harus diperbaiki agar sejajar dengan Singapura dan Malaysia. Demikian juga kualitas sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan serta penyediaan pelayanan kesehatan berkualitas.
Pasar tenaga kerja yang kaku dan efisien perlu dibenahi agar bisa mendukung kemampuan daya saing global. Bahkan otoritas ekonomi juga perlu mendorong efisiensi di pasar barang dan keuangan. Tidak ketinggalan, ketersediaan teknologi informasi mendukung perkembangan dunia usaha. "Paling tidak dalam 5 tahun ke depan, pemerintah fokus memberikan prioritas peningkatkan daya saing internasional, sehingga butuh dukungan politik dan anggaran untuk memanfaatkan pembukaan pasar dengan maksimal," kata wanita kelahiran Surakarta 11 Desember 1960 ini.
Lulusan doktor economics dari Universitas Illinois, Amerika Serikat, tahun 1996 ini menegaskan Indonesia memiliki potensi menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia pada masa mendatang, tapi juga berpotensi menghadapi ancaman masuk Negara dalam pertumbuhan ekonomi stagnan middle income trap. Pasalnya pemerintah Indonesia sebelumnya pernah mengalami kegagalam dalam membangkitkan ekonominya.
Pengukuhan Sri Adiningsih sebagai Guru Besar dihadiri beberapa tamu penting dan pejabat negara seperti Ketua MPR RI, Sidarto Danusubroto, Menteri Bappenas, Armida Alisjahbana, dan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X.
Sumber: Gusti/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 5145
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini sedang melakukan riset untuk menghitung biaya sosial yang ditimbulkan akibat korupsi. Riset akan menjadi acuan untuk menyusun guideline atau buku panduan untuk menentukan hukuman dan denda bagi para koruptor.
Demikian disampaikan pakar kriminalitas ekonomi UGM Rimawan pradiptyo. Ph.D dalam konferensi pers hari Jumat (19/7) di ruang sidang pimpinan UGM. Sebagai salah satu Tim Riset KPK, ia mengungkapkan korupsi telah menimbulkan biaya sosial di masyarakat. Karena itu, diperlukan metoda untuk menghitung biaya sosial yang ditimbulkan akibat korupsi.
Bagi Rimawan hukuman bagi para koruptor selama ini terlalu ringan bila dibanding dengan kerugian negara yang dikorupsi. Hukuman hanya berdasar kerugian eksplisit, sementara biaya antisipasi dan reaksi terhadap korupsi belum diperhitungkan.
Korupsi kelas gurem yang menilep kurang dari 10 juta dituntut jaksa hukuman 28 bulan, kemudian diputus pengadilan negeri dan diperkuat keputusan MA 18,42 bulan atau 1 tahun 6 bulan. Korupsi besar untuk kasus 1 miliar hingga kurang dari 25 miliar, dituntut jaksa 66 bulan atau 5 tahun 6 bulan, namun dalam faktanya putusan MA hanya 40,6 bulan atau 3 tahun 6 bulan. Sementara koruptor kakap dengan kasus korupsi 25 miliar keatas dituntut 102 bulan atau sekitar 8 tahun, namun pada akhirnya diputus pengadilan sekitar 69 bulan atau 6 tahun.
"Yang perlu diingat ini baru diketok, nanti tentunya masih ada grasi, remisi dan sebagainya dan dimanapun didunia pasti masih dipotong keringanan hukuman sekitar 40-50 persen", kata peneliti di P2EB, FEB UGM.
Memang tidak adil nilep uang negara 168,19 triliun, maka hukuman finansial hanya 15,09 triliun. Itupun sudah termasuk dendan dan biaya pengganti. "Lalu siapa yang menanggung sisanya, ya tentu kita semua. Indonesia memang hebat, bukan hanya orang kaya saja yang mendapat subsidi, karena mengkonsumsi BBM bersubsidi, tapi para koruptor pun disubsidi, itu menjadi program-program paling dahsyat sedunia", tambahnya.
Rimawan mengatakan rakyat adalah pihak yang paling dirugikan akibat korupsi. Karena uang negara yang dikorupsi berasal dari pajak yang dibayarkan rakyat pada negara. Melalui estimasi biaya sosial maka diharapkan hukuman dan denda bagi koruptor akan lebih maksimal.
"Karena itu diperlukan estimasi biaya sosial korupsi di Indonesia karena tingkat korupsi di Indonesia sudah sangat kronis dan dengan estimasi biaya sosial korupsi dapat dipergunakan untuk penentuan hukuman kepada koruptor," paparnya.
Sumber: Agung/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3319
Pertumbuhan dan perkembangan suatu daerah terbukti dapat lebih cepat dicapai dengan adanya local leader. Adalah R. Haryo Ambarsuwardi, S.H. M.Si, seorang Camat yang telah berhasil membawa daerahnya, Ponjong, menjadi semakin maju. Ponjong, salah satu kecamatan yang kerap disebut daerah batu bertanah, kini telah tumbuh menjadi kecamatan yang lebih "hidup", tidak tertinggal lagi. Dalam seminar bulanan FEB "Membangun Ekonomi Menuju Desa Mandiri" pada (2/07/13) silam, Ambar memaparkan bagaimana daerah yang dipimpinnya dapat bergerak semakin baik.
Program-program yang diusung oleh Ambar telah mampu menjadi penggerak roda utama perekonomian kecamatan itu. Ia menggiatkan wirausaha dengan mengajak masyarakatnya untuk memproduksi produk-produk desa. Salah satu diantaranya adalah Crezink atau Crezek Zinkong. "Crezink" merupakan krecek yang dibuat dari kulit ketela dalam lima rasa yang berbeda. "Saya ingin anak-anak akrab dengan makanan lokal, maka nama, kemasan, dan rasanya dibuat menyesuaikan dengan selera mereka," jelasnya. Selain Crezink., ada pula sari kulit manggis yang dipercaya memiliki berbagai khasiat. Juga ada beras Ponjong yang lebih dikenal sebagai beras Badingah karena dikonsumsi dan dikenalkan pertamana kali oleh Hj. Badingah, S,Sos, Bupati Gunung Kidul.
Selain terus berusaha meningkatkan produk-produk desa, pada 2004 silam, Ambar merancang pembuatan rumah makan baru untuk menjadi jalan tengah bagi penjualan ikan yang tak pernah laku di Ponjong. Awalnya, banyak pihak yang meragukan usulnya. Akan tetapi, ia tidak gentar. Kini, telah ada 16 rumah makan yang berdiri. Banyaknya permintaan membuat supply ikan harus ditutupi dengan membeli ikan dari daerah lain.
Ambar pun juga concern terhadap lingkungan hidup. Ia masih terus aktif mewujudkan berdirinya sekolah hijau. "Ke depan, rencananya, satu sekolahan wajib membuat 10 biopori," terangnya. Paham betul bahwa Gunung Kidul merupakan daerah yang kesulitan akses air, Ambar mengandeng beberapa perusahaan melalui CSR-nya dan telah berhasil mengurangi kesulitan itu. Kini 200 kepala keluarga telah dapat menikmati air bersih dengan mudah. Pembenahan terhadap konstruksi alam, seperti Gua Cangkra dan Gua Song Kilap pun masih dilakukan. Ambar ingin menjadikan dua gua itu sebagai tujuan wisata yang layak bagi wisatawan.
Programnya yang lain seperti Pasar Desa, Satgas Anti Narkoba dan yang terbaru Dusun Bebas Bank Plecit, ia harapkan mampu berjalan bersinergis dan membawa dampak signifikan bagi masyarakat. Ambar pun berharap nantinya akan bermunculan para local leader yang jujur dan dekat dengan masyarakat. Menurutnya, itulah kunci utama kesuksesannya membawa Ponjong.
Sumber: Nadia/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2602
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Direktorat Jendral Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan Republik Indonesia memberikan bantuan untuk penulisan ilmiah, penelitian/riset dan publikasi tentang pengelolaan utang negara.
Persyaratan yang harus dipenuhi sebagai berikut:
- Mahasiswa aktif FEB UGM (program S1,S2,S3)
- Proposal diajukan harus dalam rangka penulisan ilmiah, penelitian/riset dan publikasi tentang pengelolaan utang negara
- Proposal yang diajukan harus asli tulisan sendiri, bukan tulisan/copy paste dari orang lain atau penulisan ilmiah/penelitian yang sudah ada sebelumnya
- Jangka waktu penelitian paling lama 1 (satu) tahun
- Menyertakan riwayat hidup lengkap peneliti dan dosen pembimbing, yaitu: nama, NIM, jenis kelamin, alamat lengkap, nomor telepon / handphone dan alamat email
- Batas akhir penyerahan proposal paling lambat tanggal 31 Agustus 2013
- Proposal dikirim ke bagian Akademik dan Kemahasiswaan Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
Informasi selengkapnya mengenai program bantuan ini dapat menghubungi bagian Kemahasiswaan Program Sarjana FEB UGM, lantai 3 sayap timur, telp 0274 548510 pesawat 229.
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3594
Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MM UGM) memperingati dies natalis yang ke-25 pada 2 Juli lalu. Di usia seperempat abad itu MM UGM telah berkiprah membangun dan mengembangkan potensi bangsa melalui dunia pendidikan. Tema “Merajut Relasi Membentangkan Jejaring” sengaja dipilih dalam merayakan perayaan dies natalis yang diimplementasikan dalam berbagai kegiatan.
Direktur MM UGM, Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D., mengatakan MM UGM yang memiliki kampus di Yogyakarta dan Jakarta ini telah ikut memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan di Indonesia. Sebagai salah satu sekolah bisnis, MM UGM menurutnya akan terus berbenah diri untuk terus melaksanakan peningkatan kualitas program pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Untuk peningkatan program pendidikan MM UGM saat ini bermitra dengan 26 perguruan tinggi di luar negeri, tersebar di Australia, Eropa, Asia dan Kanada. Empat diantranya, University of Melbourne, University of Groningen, Roterdam School of Manajemen dan International University of Japan. "Kemitraan tersebut diharapkan semakin meneguhkan MM UGM tidak hanya sebagai sekolah bisnis terbesar di Indonesia namun juga menjadi sekolah bisnis berakreditasi internasional. Karena tidak lama lagi MM UGM akan meraih akreditasi internasional dari Association to Advance Collegiate School of Business (AACSB)," kata Lincolin pada hari kamis (4/7).
Pada proses pembelajaran MM UGM mengembangkan pangarusutamaan etika (ethics mainstreaming) yang diberikan kepada mahasiswa. Setiap mahasiswa diharapkan mengedepankan etika akademik, etika sosial, dan etika lingkungan. Ketiganya diajarkan di setiap mata kuliah. "Kita mengajak seluruh sivitas akademika untuk bersama-sama meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar," katanya
Sementara itu, Kepala Kantor Administrasi dan Hubungan Masyarakat, MM UGM, Panca Mulyaningrum, menuturkan perayaan dies MM UGM dilaksanakan di Kampus Yogyakarta maupun di Kampus Jakarta. Serangkaian kegiatan di kampus Yogyakarta dimulai dengan Pengabdian Masyarakat yang diselenggaraan di dua desa binaan yaitu Desa Beji dan Kemadang, Wonosari, Gunung Kidul. Salah satunya penyerahan bantuan kepada kelompok tani berupa ternak 10 ekor kambing ekor dan 5 mesin diesel pompa air dan buku bacaan untuk koleksi perpustakaan sebanyak 130 eksemplar. "Kita juga menyerahkan mesin peniris minyak ulva (1 unit), dan oven pengering kulit melon dan pisang 1 unit," tambahnya.
Rencananya, kegiatan Dies ke 25 di MM UGM kampus Jakarta akan diselenggarakan Seminar Internasional pada tanggal 14 September 2013 dengan topik “The Role of Entrepreneurship & Innovation to Strengthen Indonesia Competitiveness within AEC Context," bekerja sama dengan PT Prestasi Sriwijaya Sejahtera Jakarta. Seminar ini akan menghadirkan pembicara ahli yaitu: Prof. Tom Eisenmann (Entrepreneurship, Harvard Business School, USA); Prof. Bill Fischer, D.B.A. (Innovation Management), berasal dari IMD Business School, Swiss dan Prof. Howard H. Yu, D.B.A, (Strategic Management & Innovation); berasal dari IMD Business School, Swiss
Seminar internasional ini kata Panca bertujuan menyelaraskan pemahaman konseptual dan kontekstual tentang kewirausahaan dan inovasi yang selanjutnya dapat direkomendasikan sebagai upaya cerdas dalam memberikan solusi kreatif bagi peningkatan daya saing Indonesia secara berkelanjutan.
Sumber: Gusti/UGM
Halaman 156 dari 194