Mahasiswa UGM Kembangkan Permainan Edukatif Pengelolaan Sampah
- Detail
- Ditulis oleh Kurnia
- Kategori: Prestasi
- Dilihat: 889
Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) mengembangkan permainan edukatif sebagai media pembelajaran pengelolaan sampah. Permainan edukatif yang digagas tersebut diberi nama Dalang Board yang merupakan kepanjangan dari daur ulang board.
Permainan edukatif ini dibuat oleh tiga mahasiswa Program Studi (prodi) Ilmu Ekonomi angkatan 2022 yakni Alda Zahra Zhafira, Maudy Nashira Fuadi, dan Ayu Lintang Ramadhiani. Ketiganya berkolaborasi dengan Nada Avia Edwina (Teknologi Veteriner 2022) dan Faturrahman Al Ramadhani (Kartografi dan Penginderaan Jauh 2022) di bawah bimbingan Dr. Ir. Nurulia Hidayah, S.Pt., M.P., IPM., ASEAN.Eng., dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) UGM 2024 yang sukses mendapatkan dana hibah PKM dari Kemendikbudristek.
Ketua pengembang Dalang Board, Alda mengungkapkan ide membuat permainan edukatif ini berawal dari kegelisahan mereka terhadap persoalan sampah plastik yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, termasuk di wilayah DIY. Sampah plastik menjadi isu yang sangat krusial karena jenisnya yang tidak mudah terurai yang berpotensi membahayakan kesehatan dan kelestarian lingkungan apabila tidak dilakukan pengelolaan yang tepat. "Penggunaan sampah plastik yang berlebihan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan edukasi masyarakat dalam menggunakan sampah plastik. Oleh sebab itu, kami memandang edukasi sederhana terkait sampah plastik yang sulit terurai secara sederhana perlu dilakukan baik terhadap orang dewasa maupun anak-anak," paparnya, Selasa (9/7) di FEB UGM.
Alda mengatakan pemenuhan edukasi terhadap anak-anak perlu dilakukan dengan pendekatan yang bersifat natural salah satunya melalui permainan anak. Penyampaian edukasi melalui permainan anak yang berisikan informasi mendalam serta pengetahuan terkait sampah diharapkan mampu membuat anak-anak memahami sifat, bahaya, serta pemanfaatan sampah. Permainan edukatif dikemas dengan memanfaatkan sampah plastik yang didaur ulang kembali untuk meningkatkan nilai investasi dan edukasi realistis yang tinggi terhadap pengolahan sampah plastik. "Diharapkan dengan hadirnya Dalang Board dapat menjadi wadah inovasi dalam meningkatkan edukasi anak terhadap kepedulian lingkungan dan sampah," jelasnya.
Dalang Board dikembangkan dalam bentuk permainan monopoli yang memuat pengetahuan umum tentang sampah salah satunya jenis-jenis sampah. Tak hanya mengedukasi tentang pentingnya pengelolaan sampah, papan permainan edukatif ini juga dibuat menggunakan limbah High Density Polyethylene (HDPE) yang didaur ulang sehingga mendukung keberlanjutan lingkungan. Sementara board game pada umumnya dibuat menggunakan bahan baru berbasis plastik seperti plastik polistirena.
Dalang board terdiri dari beberapa komponen yakni papan permainan, pion pemain, serta kartu permainan yang memuat pertanyaan edukatif seputar lingkungan. Komponen pelengkap Dalang Board dibuat menggunakan bahan ramah lingkungan yaitu memakai kayu dan kertas bersertifikat FSC (Forest Stewardship Council). Dengan demikian, Dalang Board tidak hanya membantu penyampaian pesan tentang lingkungan, tetapi juga menjadi langkah konkret dalam mengatasi masalah global yang mendesak seperti limbah plastik.
"Dalang board juga menggunakan fitur Augmented Reality sebagai sarana edukasi. Board game ini menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan sekaligus mendukung upaya penanggulangan masalah sampah," terang Alda.
Maudy menambahkan Dalang board merupakan media permainan edukatif yang menjadi salah satu pilihan pembelajaran interaktif yang bisa digunakan untuk meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap persoalan sampah plastik. "Saat ini permainan edukatif ini telah tersedia di marketplace seperti Shoope dan Tokopedia dan dapat dipesan melalui instagram @pkmk_dalangboard," imbuhnya.
Maudy menyampaikan bahwa dari setiap penjualan dua unit Dalang Board akan disisihkan untuk penanaman satu bibit Mangrove. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals