• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Dampak People Pleaser terhadap Kesehatan Mental

  • Berita
  • 3 Oktober 2025, 14.30
  • Oleh : kurnia.ekaptiningrum
PEOPLE PLEASER

Dalam kehidupan perkuliahan, mahasiswa kerap dihadapkan pada berbagai pilihan, mulai dari ajakan hangout, nongkrong sepulang kuliah, hingga perjalanan mendadak di akhir pekan. Sementara di saat yang sama, terdapat deadline tugas yang menanti untuk diselesaikan. Di balik semua aktivitas tersebut, sering kali muncul pertanyaan: apakah kita melakukannya karena benar-benar ingin atau hanya karena takut mengecewakan orang lain?

Psikolog dari Career and Student Development Unit (CSDU) FEB UGM, Anisa Yuliandri, S.Psi., M.Psi., menjelaskan kecenderungan untuk selalu menyenangkan orang lain dikenal sebagai people pleaser. Fenomena ini banyak dijumpai di kalangan mahasiswa yang ingin menjaga relasi, memperoleh pengakuan, atau menghindari konflik. Sayangnya, sikap tersebut bisa menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan mental, menurunkan produktivitas, bahkan menghambat perkembangan diri.

​​Apa Itu People Pleaser?
Anisa menyampaikan people pleaser adan istilah informal yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang cenderung mengutamakan kepentingan orang lain demi menjaga hubungan atau citra baik, meski harus mengorbankan kenyamanan pribadi.

“Biasanya, mereka sulit mengatakan tidak karena takut dianggap egois atau  tidak bertanggung jawab, atau tidak cukup baik,” jelasnya, Jum’at (3/10/2025) di FEB UGM.

Di balik sikap ini, lanjutnya, ada dorongan mendalam untuk diterima dan dicintai. Seperti dalam teori hierarki kebutuhan Maslow, setelah kebutuhan dasar terpenuhi, manusia akan mencari rasa memiliki dan ingin dihargai oleh lingkungannya. Inilah yang membuat banyak mahasiswa berusaha hadir, membantu, dan tersedia kapanpun ketika dibutuhkan, semata-mata agar dianggap penting dan berharga oleh lingkungan sekitar meski seringkali mengabaikan dirinya sendiri.

Mengapa Perilaku Ini Muncul?
Anisa menjelaskan bahwa perilaku people pleaser tidak muncul begitu saja. Ada sejumlah faktor yang melatarbelakanginya mulai dari pola relasi masa lalu, tekanan sosial, hingga budaya kampus yang serba cepat. Sejumlah alasan yang biasanya menyebabkan seseorang mengalami people pleaser antara lain pola asuh dengan cinta bersyarat, misalnya anak hanya dipuji saat berperilaku baik dan kehilangan kasih sayang ketika menolak atau menunjukkan emosi. Lalu, ketakutan akan penolakan juga menjadi penyebab people pleasure karena individu dengan ketakutan ditolak (anxious attachment) cenderung menjaga hubungan dengan segala cara, termasuk mengorbankan dirinya.
“Lingkungan yang menuntut produktivitas tinggi, budaya kampus yang kompetitif sering membuat mahasiswa merasa harus selalu sibuk agar diakui juga mendorong orang menjadi people pleasure,” jelasnya

Apa yang Bisa  Dilakukan?
Berhenti menjadi people pleaser bukan berarti berhenti menjadi orang baik. Justru, ini adalah proses menjadi orang baik yang juga sehat secara emosional, yang peduli pada orang lain tanpa mengabaikan diri sendiri. Anisa menyampaikan sejumlah langkah yang dapat dilakukan agar tidak menjadi people pleasure. Salah satunya menyadari kondisi dengan memahami bahwa sebagai individu tidak harus menyenangkan semua orang. Lalu, menetapkan batasan untuk menjaga kesehatan mental. Gunakan prinsip prioritas dengan membuat daftar kegiatan yang selaras dengan nilai dan tujuan hidup. Berikutnya, memberi jeda sebelum menjawab dengan menghindari kebiasaan langsung berkata ya tanpa pertimbangan.

Selanjutnya, berkata tidak dengan jujur dan sopan. Menolak permintaan bukan berarti menyakiti orang lain, namun menjadi cara sehat untuk menetapkan batas secara sehat. Dengan bersikap asertif, melatih keseimbangan antara kepedulian terhadap orang lain dan kepedulian terhadap diri sendiri. Tidak kalah penting adalah membangun lingkungan yang sehat dengan membiasakan saling menghormati batas antar individu.

“Manfaatkan pula dukungan yang sudah tersedia. Di FEB UGM melalui CSDU yang menyediakan layanan konseling gratis bagi mahasiswa,” ucapnya.

Anisa menekankan mahasiswa perlu memahami bahwa mereka tidak harus menjadi segalanya bagi semua orang. Sebab semakin sibuk memenuhi harapan orang, semakin jauh seseorang bisa tersesat dari diri sendiri.

“Berhentilah sebentar, dengarkan dirimu, dan jangan ragu untuk menetapkan batas. Karena yang paling layak diperjuangkan adalah dirimu sendiri,” tegasnya.

Sumber: CSDU FEB UGM

Sustainable Development Goals
SDG 3 SDG 4 SDG 5 SDG 8 SDG 10

Views: 20
Tags: SDG 10: Berkurangnya Kesenjangan SDG 3: Kehidupan Sehat Dan Sejahtera SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 5: Kesetaraan Gender SDG 8: Pekerjaan Layak Dan Pertumbuhan Ekonomi SDGs

Related Posts

Prof. AGUS SARTONO

MBG Gagasan Besar dan Realita

Suara Akademisi Jumat, 3 Oktober 2025

Oleh: Prof. Dr. R. Agus Sartono, M.B.A.
Guru Besar Departemen Manajemen FEB UGM
Deputi Bidang Pendidikan dan Agama, Kemenko Kesra/PMK RI 2010-2014

Makan Bergizi Gratis atau MBG sejatinya merupakan ide yang bagus, belajar dari pengalaman di negara maju.

Novat Pugo Sambodo

Dosen FEB UGM Soroti Dampak Ekonomi Konsumsi MBDK

Berita Rabu, 1 Oktober 2025

Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) bukan hanya ancaman bagi kesehatan, tetapi juga menjadi beban ekonomi negara. Dari risiko obesitas hingga lonjakan biaya layanan kesehatan, dampaknya meluas hingga membebani anggaran negara. 

Dosen Program Studi Ilmu Ekonomi FEB UGM, Novat Pugo Sambodo, S.E., MIDEC., mengungkapkan bahwa meskipun minuman berpemanis bisa saja dilepas ke pasar tanpa intervensi pemerintah, risikonya jauh lebih besar daripada yang dibayangkan.

Ahmad Zaki

Tantangan dan Peluang ESG Assurance dalam Audit Laporan Keberlanjutan

Berita Rabu, 1 Oktober 2025

Isu Environmental, Social, and Governance (ESG) semakin menjadi perhatian penting di dunia bisnis. Perusahaan tidak hanya dituntut menyajikan laporan keuangan yang andal, tetapi juga melaporkan upaya keberlanjutan mereka.

Rennta Chrisdiana Awie

Tips Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa

Berita Selasa, 30 September 2025

Menjalani perkuliahan di kampus bukan hanya soal mengejar prestasi akademik, tetapi juga menjaga keseimbangan diri. Hal inilah yang disampaikan Educator dan Social Activist, Rennta Chrisdiana Awie, M.Sc., dalam kegiatan FEBinvinity: Pembekalan Mahasiswa Penerima KIP-K di Auditorium Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM, Sabtu (20/09/2025). 

Rennta menekankan bahwa perjalanan setiap mahasiswa penuh dengan aktivitas padat sejak pagi hingga sore hari.

Berita Terkini

  • Dampak People Pleaser terhadap Kesehatan Mental
    3 Oktober, 2025
  • MBG Gagasan Besar dan Realita
    3 Oktober, 2025
  • Dosen FEB UGM Soroti Dampak Ekonomi Konsumsi MBDK
    1 Oktober, 2025
  • Tantangan dan Peluang ESG Assurance dalam Audit Laporan Keberlanjutan
    1 Oktober, 2025
  • Tips Menjaga Kesehatan Mental Bagi Mahasiswa
    30 September, 2025
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju