Keren! Dosen FEB UGM Lakukan Riset Kolaboratif dengan Peraih Nobel Ekonomi dan Menkeu RI
- Detail
- Ditulis oleh Kurnia
- Kategori: Sudut Dosen
- Dilihat: 1153
Jejak civitas akademika Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM ini patut diacungi jempol dan diteladani. Adalah Elan Satriawan, M.Ec., Ph.D., dosen sekaligus peneliti pada Departemen Ilmu Ekonomi yang berhasil melakukan sejumlah riset kolaboratif dengan peneliti terkemuka baik di level nasional maupun global. Bahkan tidak sedikit riset yang dihasilkan berhasil tembus di jurnal internasional tier 1.
Salah satunya, Elan berhasil mempublikasikan artikel hasil kolaborasi internasional dengan peraih nobel bidang ilmu ekonomi tahun 2019, Abhijit Banerjee dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 2023. Adapun kolaborator lain pada penelitian tersebut adalah Rema Hanna (Harvard University), Ben Olken (MIT), dan Sudarno Sumarto (TNP2K). Penelitian tersebut fokus mengevaluasi program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di Indonesia terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga miskin dan rentan yang terbit di jurnal bergengsi dunia, American Economic Review (Banerjee dkk, 2023). Hasil evaluasi seperti tercantum dalam publikasi tersebut menunjukkan program BNPT mampu mendorong peningkatan kesejahteraan keluarga penerima manfaat yakni keluarga miskin dan rentan secara signifikan.
Selain melakukan kolaborasi riset dengan peneliti internasional, dalam publikasi teranyar, Elan juga berkolaborasi dengan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dan Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Fiskal Kemenkeu, Abdurohman yang juga merupakan alumnus FEB UGM. Dalam publikasi yang terbit di Bulletin of Indonesian Economic Studies tersebut, mereka mengkaji kebijakan fiskal di Indonesia pasca pandemi Covid-19. Riset yang dihasilkan memberikan gambaran terbaru tentang perkembangan ekonomi di Indonesia baik dari sisi fiskal hingga kebijakan moneter setelah meredanya pandemi Covid-19 di Indonesia (Indrawati dkk, 2024).
Elan menjelaskan, publikasi tersebut memaparkan tentang bagaimana kebijakan fiskal di Indonesia setelah pandemi Covid-19, terutama terkait pemanfaatan anggaran dan upaya memobilisasi sumber daya termasuk tantangan yang dihadapi dalam memajukan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat ke depan. Publikasi tersebut menyinggung hal positif dari kebijakan fiskal saat pandemi antara lain adalah tercapainya kembali surplus keseimbangan primer dimana yang terakhir dicapai pada 2012 silam. Disisi lain dalam publikasi ini juga menyampaikan tantangan untuk mewujudkan Indonesia emas pada 2045 dengan melakukan perbaikan administrasi pajak, pentingnya reformasi alokasi anggaran yang tidak efisien khususnya subsidi energi serta alternatif pembiayaan infrastruktur.
Elan merupakan ekonom yang aktif melakukan riset kolaborasi baik nasional maupun global terkait topik ekonomika pembangunan pengentasan kemiskinan, serta kebijakan perlindungan sosial, pendidikan dan kesehatan di Indonesia. Selain menjadi akademisi di UGM, Elan juga merupakan Tenaga Ahli Menteri Keuangan sekaligus Ketua Policy Working Group Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang merupakan Think Tank yang memberikan masukan kebijakan terkait penanggulangan kemiskinan kepada Wakil Presiden dan Menteri/Kepala Lembaga anggota TNP2K.
Sebagai seorang akademisi, Elan mengungkapkan ada tantangan tersendiri dalam membuat publikasi ilmiah, terlebih yang bisa menembus jurnal bereputasi. Menjadi hal yang tidak mudah bisa mempublikasikan hasil riset ke dalam jurnal yang memiliki bobot akademis tinggi sekaligus memiliki impak bagi dunia penelitian dan kebijakan di Indonesia.
"Tantangannya lebih ke pengelolaan waktu, khususnya bagi saya pribadi yang harus membagi alokasi waktu dalam menjalankan peran sebagai akademisi sekaligus peneliti di think tank pemerintah," tuturnya Rabu (24/4).
Meski begitu, Elan memiliki kiat agar tetap bisa produktif menghasilkan riset. Salah satunya dengan fokus melakukan riset di area keahlian yang dimiliki. Dengan fokus pada bidang keahlian yang digeluti akan dihasilkan riset dan publikasi dengan bobot akademik dan kontribusi kebijakan yang tinggi.
Kiat berikutnya, Elan memandang penting dan bermanfaatnya kolaborasi dalam melakukan penelitian dan publikasinya baik dengan mitra nasional maupun internasional.
"Kolaborasi akan mensinergikan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing peneliti sehingga meningkatkan bobot ilmiah dari penelitian. Selain itu, dengan bekerja sama, beban riset menjadi 'lebih ringan' karena terbagi dengan kolaborator lain," paparnya.
Sementara Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com., Ak.,C.A., menyampaikan bahwa FEB UGM terus mendorong dosen dan mahasiswa untuk memberikan kontribusi intelektual terbaiknya dengan karya ilmiah yang bermutu dan bermanfaat untuk membangun thought leadership di bidangnya. Berbagai skema dikembangkan oleh FEB UGM untuk mendukung peningkatan kualitas riset dan publikasi civitas akademiknya diantaranya melalui pemberian hibah penelitian, dukungan pelaksanaan seminar internasional hingga kolaborasi riset dan publikasi internasional.
"Dosen yang berhasil mempublikasikan karyanya dalam jurnal nasional maupun internasional diberikan insentif publikasi. FEB UGM juga memperbarui skema insentif publikasi agar selaras dengan misi dan visi baru dengan menjadikan Australian Business Deans Council (ABDC) Journal Quality List dan Chartered Association of Business Schools (CABS) Academic Journal Guide sebagai pemeringkat utama," terangnya.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum