
Keberhasilan akademik tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan, tetapi juga oleh ketekunan dan keseimbangan dalam hidup. Ihsan Manshur Putra, wisudawan Program Magister Sains Akuntansi FEB UGM angkatan 2023, membuktikan hal tersebut dengan meraih predikat cumlaude dan IPK 3.87 pada wisuda di akhir Januari 2025 lalu. Sebagai auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Ihsan menjadikan studi magisternya sebagai landasan untuk meningkatkan kompetensi dalam dunia audit.
Namun, perjalanan studinya tidak selalu mulus. Di balik prestasinya, ada tantangan yang menguji ketekunan dan konsistensinya. Ihsan berbagi strategi suksesnya dalam menghadapi berbagai hambatan akademik, mulai dari mengasah pola pikir analitis hingga menjaga keseimbangan spiritual. Apa rahasia keberhasilannya? Simak kisah inspiratifnya berikut ini!
Ihsan mengungkapkan bahwa motivasinya untuk belajar akuntansi karena bidang ini merupakan inti dari tata kelola keuangan, transparansi, dan akuntabilitas dalam organisasi baik sektor publik maupun privat. Begitupun tekadnya untuk melanjutkan di Program Magister Sains Akuntansi FEB UGM berkaitan dengan profesinya sebagai auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
“Auditor memerlukan kemampuan berpikir logis secara sistematis yang seringkali melibatkan analisis data yang kompleks, pemahaman mendalam terhadap regulasi, dan penilaian risiko yang membutuhkan pendekatan berbasis prinsip,” jelasnya.
Belajar di Program Magister Sains Akuntansi FEB UGM memberikannya pengalaman untuk belajar melalui pendekatan akademik berbasis riset yang dapat membantunya mengembangkan pola pikir analitis dan logis secara lebih mendalam. Selain itu Program Magister Sains Akuntansi FEB UGM diperkuat dengan dosen yang kompeten dan ahli di bidangnya.
Kendati begitu, perjalanan Ihsan selama menjalani studi S2 tidaklah selalu berjalan mulus. Ada beragam tantangan yang dihadapinya, tetapi ia berpijak pada spiritualitas, ketekunan, konsistensi, serta diskusi terbuka dengan teman maupun dosen. Melalui cara itu ia dapat belajar dan berkembang lebih baik dalam menghadapi tantangan di masa depan.
“Pada satu titik, kita pasti akan mengalami jenuh dan merasa bahwa informasi yang kita miliki sudah penuh. Dalam kondisi seperti itu, sangat penting untuk membuka diri dan terlibat dalam ruang-ruang diskusi, baik dengan sesama rekan mahasiswa maupun dosen untuk memperluas pemahaman, mendengar perspektif baru, dan menemukan cara-cara baru dalam menyelesaikan masalah,” paparnya.
Selama masa studi, Ihsan telah mengembangkan keterampilan softskill yang sangat berguna terutama dalam hal kepemimpinan, komunikasi, dan dinamisme tinggi. Ia belajar memimpin dengan menginspirasi dan memotivasi orang lain serta menyampaikan ide dengan jelas dan persuasif. Ia juga termasuk mahasiswa yang aktif terlibat dalam penulisan penulisan dua karya ilmiah yang saat ini sedang dalam proses revisi untuk jurnal terindeks Q2 Scopus.
“Pengalaman ini dapat menjadi pelajaran berharga tentang ketelitian, ketekunan, dan adaptasi terhadap standar internasional dalam publikasi ilmiah. Proses ini juga membantu saya memperkaya pemahaman tentang cara menyusun argumen yang logis dan relevan dalam konteks penelitian global,” jelasnya.
Baginya, kesempatan berharga selama kuliah adalah pengembangan kemampuan berpikir logis dan disiplin akademik, yang sangat berguna dalam tugasnya sebagai auditor. Namun, momen paling berkesan baginya adalah saat menyusun tugas akhir atau tesis. “Penyusunan tugas akhir benar-benar menjadi proses yang mengubah cara pandang dan bahkan tujuan hidup saya,” paparnya.
Dalam wawancaranya, Ihsan menceritakan bahwa sebagai auditor, ia diajarkan untuk selalu menjaga kecepatan dan akurasi tanpa mengesampingkan nilai-nilai integritas dan relevansi. Ihsan juga menyadari bahwa nilai-nilai yang diajarkan di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM sangat relevan dalam mengarungi dunia kerja. “Semua nilai-nilai FEB UGM seperti integritas, profesionalisme, objektivitas, dan kesetaraan, kebebasan akademik, dan kepedulian sosial sangat membantu dalam menjalani setiap langkah karier saya,” ujarnya.
Selain itu, Ihsan menyoroti pentingnya kebebasan akademik yang diberikan di FEB UGM, yang membantunya untuk berpikir kritis dan mengeksplorasi ide-ide baru. Kebebasan akademik sangat penting untuk mengembangkan diri dan berinovasi. Prinsip tersebut membantunya melihat hal-hal dari berbagai sudut pandang. Begitu pula dengan nilai kepedulian sosial yang diajarkan membuatnya termotivasi untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Setelah menyelesaikan jenjang Magister Sains Akuntansi, Ihsan berencana untuk mengaplikasikan ilmunya di kantor BPKP serta melanjutkan studi ke jenjang doktoral. Di akhir wawancara Ihsan memberikan pesan berharga kepada para mahasiswa FEB UGM untuk selalu menyertai langkah perjalanan hidup dengan doa dan melakukan sesuatu secara konsisten.
“Keberhasilan datang dari usaha yang terus-menerus dan terarah. Selain itu, penting juga untuk bersikap terbuka dan terlibat dalam ruang diskusi. Apapun masalah yang kita hadapi, jangan ragu untuk mendiskusikannya, karena melalui diskusi kita dapat memperoleh masukan berharga yang dapat membantu kita dalam proses belajar dan pengembangan diri,” tutupnya.
Reportase: Shofi Hawa Anjani
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals: