
Ratusan peneliti dan pakar dari berbagai negara mendiskusikan isu strategis terkait pengembangan sektor pariwisata yang berkelanjutan, inklusif, dan memberdayakan masyarakat dalam The 13th Gadjah Mada International Conference on Economics and Business (GAMAICEB). Konferensi diselenggarakan oleh Unit Publikasi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM pada tanggal 23-24 Juli 2025 di The Alana Hotel and Convention Center, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Konferensi yang mengusung tema Bridging Academics and Practices: Boosting Social Impact in Tourism ini diikuti 125 peserta dari lima negara yaitu Indonesia, Jepang, Malaysia, Mexico, dan Vietnam. Dari keseluruhan peserta tersebut, 110 diantaranya akan mempresentasikan hasil riset terbarunya pada sesi presentasi paralel yang membahas isu-isu terkini di bidang akuntansi, ekonomi, manajemen, kewirausahaan, investasi, hingga pemasaran dengan fokus pada penguatan sektor pariwisata.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni, FEB UGM, Gumilang Aryo Sahadewo, Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi global yang paling tangguh dan transformatif. Secara global, pariwisata menyumbang lebih dari 10% PDB dunia dan mempekerjakan ratusan juta orang.
“Bagi Indonesia, pariwisata lebih dari sekadar angka ekonomi, tetapi mencerminkan warisan budaya, keindahan alam, dan potensi pembangunan berkelanjutan,” jelasnya, Rabu (23/7) di di The Alana Hotel and Convention Center.
Gumilang mengatakan dengan destinasi dari Borobudur hingga Raja Ampat, Indonesia menyambut lebih dari 16 juta wisatawan internasional sebelum pandemi, memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Namun, lanskap pariwisata telah mengalami perubahan mendasar. Wisatawan saat ini mencari pengalaman bermakna yang memberikan dampak sosial positif, keberlanjutan lingkungan, dan pertukaran budaya yang otentik. Transformasi ini menuntut akademisi dan praktisi untuk menjembatani kesenjangan antara pengetahuan teoritis dan implementasi praktis.
Lebih lanjut Gumilang menyebutkan bahwa penelitian di bidang ekonomi pariwisata, manajemen perhotelan berkelanjutan, pariwisata berbasis komunitas, dan transformasi digital menjadi semakin penting. Karenanya, ke depan penelitian yang dilakukan harus menjawab pertanyaan-pertanyaan mendesak seperti bagaimana pariwisata dapat mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, menyeimbangkan manfaat ekonomi dengan pelestarian lingkungan, hingga peran teknologi dalam menciptakan peluang pariwisata yang adil.
Pertanyaan-pertanyaan ini tidak bisa dijawab oleh praktisi saja, maupun oleh akademisi secara terpisah. Namun dibutuhkan pendekatan kolaboratif seperti tema konferensi tahun ini yakni Bridging Academics and Practices: Boosting Social Impact in Tourism. Tema ini menjadi sangat relevan dalam konteks ini. Kolaborasi sejati antara dunia akademik dan industri membutuhkan kepercayaan yang dibangun di atas integritas.
“Ketika riset kita kuat, kemitraan dengan industri menjadi lebih bermakna, rekomendasi kebijakan kita memiliki bobot yang lebih besar, dan dampak sosial yang kita hasilkan semakin luas,” ucapnya.
Sementara Ketua panitia GAMAICEB, Arika Artiningsih,Ph.D., menyampaikan forum ini menghadirkan para akademisi, praktisi, pembuat kebijakan, dan mahasiswa untuk terlibat dalam diskusi yang bermakna dan pemikiran kolaboratif tentang cara meningkatkan dampak sosial pariwisata. Melalui forum ini diharapkan dapat memicu dialog lintas disiplin dan membangun kemitraan jangka panjang antara akademisi dan dunia nyata. Lebih dari itu, konferensi ini bisa menjadi katalisator untuk dampak nyata.
Konferensi ini menghadirkan sejumlah tokoh penting yaitu Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur dan Pendidikan Vokasi, Dr. Andar Danova L. Goeltom, M.Sc, CPM (Asia), CHE.,; Presiden Direktur Taman Mini Indonesia Indah, Intan Ayu Kartika, dan Direktur Responsible Borneo-REBORN, Prof. Hiram Ting sebagai pembicara kunci. Selain itu juga hadir Bogat Agus Riyono selaku perwakilan sponsor dan praktisi pariwisata yang menyampaikan sambutan pembukaan.
Forum dibuka langsung oleh Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerja Sama UGM, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Si. Ia berharap konferensi ini menjadi ruang pertemuan antara inovasi dan aksi nyata. Akademisi dan praktisi diharapkan mampu berkolaborasi untuk merespons tantangan-tantangan riil yang dihadapi masyarakat.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrurm