• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Kertas Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Mengenal Komunitas Angklung Manise Swara FEB UGM

  • Berita
  • 7 Maret 2025, 16.08
  • Oleh : kurnia.ekaptiningrum
Komunitas Angklung FEB UGM

Angklung, alat musik tradisional dari Jawa Barat ini tak hanya sekadar seni tradisional yang penuh harmoni, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan kekeluargaan, termasuk di lingkungan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB UGM). Salah satu komunitas seni yang mewadahi semangat ini adalah Angklung Manise Swara FEB UGM, yang dibentuk pada tahun 2019 oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) FEB UGM di bawah koordinasi Erna Gugup Kismono.

Koordinator komunitas Angklung Manise Swara FEB UGM, Erna Gugup Kismono menungkapkan cikal bakal komunitas ini berawal dari ketertarikan Dharma Wanita Persatuan (DWP FEB UGM) untuk memiliki wadah seni angklung sendiri. Gagasan ini kemudian diajukan oleh DWP FEB UGM kepada Prof. Eko Suwardi, yang kala itu menjabat sebagai Dekan FEB UGM, dan disetujui. Sejak resmi berdiri, komunitas ini telah aktif berlatih dan tampil dalam berbagai acara kampus, seperti acara Dies Natalis FEB UGM dan Nitilaku UGM. Penampilan-penampilan mereka pun sukses meraih perhatian banyak pihak, hingga semakin banyak anggota baru yang bergabung. Kedepan ia berharapkomunitas dapat terus maju, berkembang, dan mendapatkan dukungan dari fakultas, civitas akademika, serta masyarakat luas.

Ana Budiono, salah satu anggota Angklung Manise Swara FEB UGM, menuturkan alasannya bergabung dengan komunitas ini. Ia mengaku tertarik bergabung setelah melihat penampilan komunitas di acara Dies FEB UGM.

“Saya bisa melihat bahwa ibu-ibu sangat senang dan gembira saat bermain angklung. Bahkan, penonton yang terdiri dari mahasiswa dan dosen pun ikut menikmati pertunjukan. Dari situlah saya memutuskan untuk bergabung,” ujarnya.

Dalam setiap sesi latihan, tantangan dan kesulitan tentu tak terhindarkan. Erna Budi Santoso, anggota Angklung Manise Swara FEB UGM, mengungkapkan bahwa beberapa lagu memiliki tempo cepat, sehingga cukup menantang untuk dimainkan. Namun, menurutnya, justru di situlah letak keseruannya. Selain itu, keakraban dan kebersamaan antar anggota saat berlatih menjadi kunci dalam mengatasi setiap kesulitan.

Hal serupa diungkapkan Rita Didi Achjari, yang juga membagikan pengalamannya saat mengikuti latihan Angklung Manise Swara FEB UGM untuk acara Nitilaku 15 Desember tahun lalu. Ia menyebutkan bahwa latihan tersebut diikuti oleh sekitar 150 anggota, dengan sesi latihan yang diadakan sebanyak enam kali di berbagai lokasi, seperti di Wisma Kagama dan Grha Sabha Pramana (GSP). Dalam latihan tersebut, anggota komunitas tidak hanya sekedar berlatih saja, tetapi ikatan kekeluargaan pun turut terjalin melalui interaksi dan kebiasaan mereka makan bersama saat berlatih.

Sementara itu, Asep, selaku pelatih Angklung Manise Swara FEB UGM mengaku senang dapat melatih anggota komunitas ini karena mereka memiliki jiwa seni yang tinggi. Biasaya ia melatih komunitas ketika menjelang acara saja. Komunitas ini memang tidak melakukan latihan secara rutin. Oleh karena itu, ke depan ia  berharap komunitas ini dapat mengeksplorasi lebih dalam soal angklung dan kebudayaan melalui latihan reguler.

Asep pun menambahkan bahwa seni bukan hanya sebagai bentuk ekspresi diri. Seni juga memiliki manfaat dalam menjaga kesehatan mental dan fisik, serta mempererat hubungan sosial.

“Karena memang tujuan kesenian dan kebudayaan itu untuk menghidupi, dalam artian menghidupi agar sehat dan bahagia. Dan dari situlah, komunitas angklung ini dapat memberikan dampak, tidak hanya bagi UGM, tetapi juga bagi Indonesia. Jadi, harapan saya itu agar mereka dapat terus bahagia melalui kesenian,” pungkasnya.

Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Simak video selangkapnya di SisiLainKampusSuaraManiseFEBUGM

Sustainable Development Goals

SDG 3 SDG 11 SDG 16

Views: 642
Tags: SDG 11: Kota Dan Pemukiman Yang Berkelanjutan SDG 16: Perdamaian Keadilan Dan Kelembagaan Yang Tangguh SDG 3: Kehidupan Sehat Dan Sejahtera SDGs

Related Posts

EB Journalism

Fraud Jadi Ancaman Bagi Stabilitas Ekonomi

Berita Jumat, 10 Oktober 2025

Kasus kecurangan atau fraud kini menjadi perhatian serius di berbagai sektor.

Mood Booster

Dukung Mahasiswa Hadapi UTS, FEB UGM Hadirkan Program Sarapan dan Konsultasi Gratis

Berita Kamis, 9 Oktober 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada membagikan sarapan gratis bagi mahasiswanya selama periode Ujian Tengah Semester (UTS) ganjil tahun ajaran 2025/2026.

Nurul Indarti

Membedah Motivasi dan Tantangan Inovasi Hijau UKM Batik di Indonesia

Berita Selasa, 7 Oktober 2025

Di balik keindahan motif batik yang lahir dari tradisi turun-temurun, tersimpan dilema besar yaitu limbah pewarna kimia yang kerap mencemari sungai di sekitar sentra produksi.

IICP-HUE dan BEM FEB UGM

FEB UGM dan Hiroshima University of Economics Kenalkan Nilai Budaya Lewat Proyek Tenun Lurik pada IICP-HUE 2025

Berita Selasa, 7 Oktober 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) dan Hiroshima University of Economics (HUE) berhasil menghadirkan pengalaman lintas budaya melalui Indonesia International Contribution Project (IICP-HUE) 2025.

Berita Terkini

  • Fraud Jadi Ancaman Bagi Stabilitas Ekonomi
    10 Oktober, 2025
  • Dukung Mahasiswa Hadapi UTS, FEB UGM Hadirkan Program Sarapan dan Konsultasi Gratis
    9 Oktober, 2025
  • Membedah Motivasi dan Tantangan Inovasi Hijau UKM Batik di Indonesia
    7 Oktober, 2025
  • FEB UGM dan Hiroshima University of Economics Kenalkan Nilai Budaya Lewat Proyek Tenun Lurik pada IICP-HUE 2025
    7 Oktober, 2025
  • KAFEGAMA MEP Lantik Pengurus Baru 2025–2028
    6 Oktober, 2025

Agenda

  • 24Okt The 9th Mubyarto Public Policy Forum (MPPF 2025)
All Events
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju