• Tentang UGM
  • SIMASTER
  • SINTESIS
  • Informasi Publik
  • SDGs
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
  •  Tentang Kami
    • Sekilas Pandang
    • Sejarah Pendirian
    • Misi dan Visi
    • Nilai-Nilai
    • Pimpinan Fakultas
    • Pimpinan Senat
    • Pimpinan Departemen
    • Pimpinan Program Studi
    • Pimpinan Unit
    • Dewan Penasihat Fakultas
    • Laporan Tahunan
    • Fasilitas Kampus
    • Identitas Visual
    • Ruang Berita
    • Dies Natalis ke-70
  • Program Akademik
    • Program Sarjana
    • Program Magister
    • Program Doktor
    • Program Profesi
    • Program Akademik Singkat
    • Program Profesional & Sertifikasi
    • Program Sarjana Internasional (IUP)
    • International Doctorate in Business (IDB)
    • Kalender Akademik
    • Ruang dan Kegiatan
  • Fakultas & Riset
    • Keanggotaan Fakultas
    • Akreditasi Fakultas
    • Jaringan Internasional
    • Dosen
    • Profesor Tamu dan Rekan Peneliti
    • Staf Profesional
    • Publikasi
    • Jurnal Yang Diterbitkan
    • Makalah Kerja
    • Bidang Kajian
    • Unit Pendukung
    • Kemitraan Konferensi Internasional
    • Call for Papers
    • Pengabdian Kepada Masyarakat
    • Perpustakaan
  • Pendaftaran
  • Home
  • Berita

Masalah Kesehatan Keuangan Merupakan Akar dari 86 Persen Problematika Kesehatan Mental

  • Berita
  • 19 Desember 2023, 08.52
  • Oleh : Admin
Prita Hapsari Ghozie

Senin (18/12), Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali melaksanakan pengembangan diri untuk staf profesional. Dilaksanakan secara dalam jaringan (daring), pengembangan diri kali ini bertajuk “Good Money Habits untuk Hidup Hebat”. Acara didahului dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan “Himne Gadjah Mada”. Acara pun diteruskan dengan sambutan dari Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama, dan Alumni FEB UGM.

Sesi pengembangan diri diisi oleh Prita Hapsari Ghozie, S.E., M.Com., GCertFP, CFP, QWP, AEPP selaku Principal Consultant dan Chief Executive Officer (CEO) dari ZAPFinance sekaligus Dosen Departemen Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Sementara itu, acara dimoderatori oleh Anggraeni Pranandari, S.E., M.Sc., Dosen Departemen Manajemen FEB UGM. Pembahasan dimulai dengan penjabaran kausalitas berkebalikan (reverse causality) antara masalah kesehatan keuangan dan kesehatan mental. Berdasarkan studi oleh Money and Mental Health Policy Institute (2019), masalah kesehatan keuangan merupakan akar dari 86 persen problematika kesehatan mental. Sebaliknya, masalah kesehatan mental juga menjadi sebab dari 72 persen persoalan kesehatan keuangan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menguasai ilmu pengelolaan keuangan.

Pengelolaan uang yang baik menjadi penting karena tiga alasan. Pertama, manajemen keuangan yang baik akan mampu mengurangi stres yang dialami individu. Hal ini karena 45 persen dari stres yang dialami manusia disebabkan oleh masalah finansial. Kedua, tingkat kesehatan mental pun dapat meningkat, menimbang sebesar 72 persen kesehatan mental dipengaruhi oleh kesehatan keuangan. Ketiga, penajaan keuangan yang cakap akan membuat pernikahan lebih harmonis karena 24,41 persen perceraian di Indonesia dilandasi oleh konflik ekonomi.

Secara lebih lanjut, studi dari PwC menunjukkan bahwa stres akibat kondisi finansial berdampak nyata pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Ditemukan bahwa financial stress berpengaruh negatif pada kecukupan tidur, kesehatan mental, kepercayaan diri, kesehatan fisik, hingga hubungan dengan anggota keluarga di rumah. Menimbang dampak destruktif yang mampu ditimbulkan, lantas, bagaimanakah cara untuk mencapai kesejahteraan finansial?

Dapat ditarik tiga langkah untuk meraih kesejahteraan finansial, yakni edukasi keuangan, literasi keuangan, dan barulah seseorang bisa sampai di titik kesejahteraan finansial. Namun, dalam realitas, inklusi keuangan di kalangan masyarakat masih lebih tinggi dibandingkan literasi finansial. Dalam kata lain, akses masyarakat terhadap layanan finansial sudah meluas, tetapi dibarengi dengan tingkat literasi yang relatif rendah. Dengan demikian, tugas besar yang diemban oleh masyarakat adalah peningkatan literasi finansial. Pengembangan literasi keuangan dapat diwujudkan dengan tiga strategi, yakni kemampuan numerasi, pemahaman akan inflasi, dan kesadaran akan diversifikasi

Pembahasan diteruskan dengan evaluasi kondisi finansial. Tiap orang pasti memiliki keinginan (goals) utama dalam kehidupan. Oleh karena itu, evaluasi menjadi penting untuk mengetahui kapasitas keuangan yang sebenarnya dimiliki oleh seseorang dalam mencapai keinginan-keinginan yang diharapkan. Evaluasi tersebut dapat dilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Evaluasi secara kualitatif dilakukan dengan kuesioner berisikan pertanyaan “ya” atau “tidak” (yes–no question). Sementara itu, penilaian secara kuantitatif dijalankan dengan pemahaman terkait kalkulasi kekayaan bersih dan arus kas.

Para peserta sesi pengembangan diri lantas memainkan gim interaktif melalui platform Kahoot. Tujuan gim ini adalah untuk melatih pengetahuan audiens dalam mengelompokkan berbagai jenis aset. Kemudian, pemaparan dilanjutkan dengan diskusi mengenai target arus kas yang dapat dikategorikan sehat. Sebagai prinsip utama, cash flow bulanan harus bersifat positif. Selain itu, cicilan maksimal adalah sebesar 30 persen dari penghasilan. Tak luput, seseorang harus mampu menabung 10 persen dari total penghasilannya.

Selanjutnya, dijelaskan urgensi terkait pembangunan good money habits. Terdapat lima langkah strategis untuk menciptakan kebiasaan tersebut. Sebagai awalan, seorang individu harus mampu memilih prioritas. Kedua, seseorang juga harus bijak dalam berutang konsumtif. Ketiga, individu juga dianjurkan untuk menyusun anggaran rumah tangga.

Kemudian, keempat, dana darurat dan proteksi pun perlu dipersiapkan sedini mungkin. Kelima sekaligus terakhir, seseorang harus mulai menabung dan berinvestasi. Sesi kemudian ditutup dengan tanya jawab antara audiens dan pembicara. Pengembangan diri untuk staf profesional ini sekaligus mewujudkan upaya FEB UGM untuk menjalankan Sustainable Development Goal (SDG), terutama tujuan nomor empat (pendidikan berkualitas) dan nomor delapan (pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi yang baik).

Reportase: Rizal Farizi   

SDG 4 SDG 8

Views: 2,189
Tags: SDG 4: Pendidikan Berkualitas SDG 8: Pekerjaan Layak Dan Pertumbuhan Ekonomi

Related Posts

Fajar Munichputranto

Kisah Fajar Munichputranto, Mahasiswa Double Degree MBA FEB UGM Penerima Beasiswa LPDP

Berita Jumat, 24 Oktober 2025

Tidak semua orang berani meninggalkan zona nyaman demi mengejar panggilan baru. Fajar Munichputranto, mahasiswa Program Magister Manajemen FEB UGM sekaligus penerima Beasiswa LPDP, memilih langkah itu.

Mubyarto Public Policy Forum 2025

FEB UGM dan ANU Gelar Forum Kebijakan Publik Mubyarto, Soroti Reformasi Kesejahteraan di Indonesia

Berita Jumat, 24 Oktober 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) bekerja sama dengan Australian National University (ANU) kembali menyelenggarakan Mubyarto Public Policy Forum 2025 yang berlangsung  pada Jumat (24/10/2025) di Function Hall, lantai 8 Gedung Learning Center FEB UGM.

FEB UGM

FEB UGM Melakukan Program Menabung Air Untuk Dukung Keberlanjutan

Berita Jumat, 24 Oktober 2025

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) terus menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan melalui berbagai inisiatif ramah lingkungan. Salah satu langkah nyata yang saat ini tengah dilakukan adalah pembangunan 17 sumur resapan di area kampus, terdiri atas 10 sumur resapan di Plaza FEB untuk menampung air hujan yang jatuh di halaman dan 7 sumur resapan yang terhubung dengan talang air gedung-gedung FEB yang menampung pembuangan air hujan dan air dari pendingin ruangan.

Wisnu Setiadi Nugroho

Ekonom FEB UGM: Anak Muda Sulit Cari Kerja, Kebijakan Pemerintah Masih Jangka Pendek

Berita Rabu, 22 Oktober 2025

Kebijakan pemerintah dalam mengatasi persoalan ketenagakerjaan dinilai masih bersifat tambal sulam dan berorientasi jangka pendek. Ekonom sekaligus Dosen Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM, Wisnu Setiadi Nugroho, S.E., M.Sc., M.A., Ph.D., menyoroti semakin sulitnya anak muda, termasuk lulusan universitas ternama, mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi mereka.

“Banyak kebijakan pemerintah saat ini cenderung tambal sulam dan short term.

Berita Terkini

  • Kisah Fajar Munichputranto, Mahasiswa Double Degree MBA FEB UGM Penerima Beasiswa LPDP
    24 Oktober, 2025
  • FEB UGM dan ANU Gelar Forum Kebijakan Publik Mubyarto, Soroti Reformasi Kesejahteraan di Indonesia
    24 Oktober, 2025
  • FEB UGM Melakukan Program Menabung Air Untuk Dukung Keberlanjutan
    24 Oktober, 2025
  • Ekonom FEB UGM: Anak Muda Sulit Cari Kerja, Kebijakan Pemerintah Masih Jangka Pendek
    22 Oktober, 2025
  • FEB UGM Lepas 312 Wisudawan Pascasarjana
    21 Oktober, 2025
Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada
Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Jln. Sosio Humaniora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia 55281

Peta & Arah
Informasi Kontak Selengkapnya

Direktori Fakultas

  • Informasi Publik
  • Manajemen Ruang
  • Manajemen Aset
  • Manajemen Makam

Mahasiswa

  • Komunitas Mahasiswa
  • Layanan Mahasiswa
  • Asrama Mahasiswa
  • Pengembangan Karir
  • Paparan Internasional
  • Beasiswa
  • Magang

Alumni

  • Komunitas Alumni
  • Layanan Alumni
  • Pelacakan Studi
  • Pekerjaan & Magang
  • Beasiswa

Social Media

© 2025 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Kebijakan PrivasiPeta Situs

💬 Butuh bantuan?
1
FEB UGM Official WhatsApp
Halo 👋
Bisakah kami membantu Anda?
Buka percakapan
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju