Cara Bijak Konsumsi Obat Dengan DAGUSIBU
- Detail
- Ditulis oleh Najwah
- Kategori: Berita
- Dilihat: 560
Praktek swamedikasi atau pengobatan sendiri tanpa resep dari dokter maupun konsultasi dengan petugas kesehatan banyak terjadi di masyarakat. Langkah swamedikasi tanpa pemahaman yang benar tentang penggunaan obat dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Berangkat dari fenomena tersebut Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menyelenggarakan Seri Program Pengembangan Diri Staf Profesional 2024, pada seri yang kedua ini bertajuk "Bijak dalam Mengkonsumsi Obat, Vitamin, dan Minuman Berenergi". Kegiatan berlangsung Selasa (13/08/2024) secara hybrid melalui Zoom Meetings dan luring di Auditorium Pusat Pembelajaran FEB UGM yang diikuti 540 staf profesional FEB UGM dan UGM.
Dalam program ini menghadirkan Prof. Dr. apt. Ika Puspita Sari, S.Si., M.Si. dosen Fakultas Farmasi UGM sekaligus Direktur Sumber Daya Manusia dan Akademik Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM sebagai pembicara kunci. Melalui kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman staf profesional FEB UGM tentang prinsip penggunaan obat yang benar dan bijak, salah satunya dengan prinsip DAGUSIBU.
Ika Puspita Sari menjelaskan prinsip DAGUSIBU merupakan akronim dari Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang. Prinsip pertama adalah Dapatkan yaitu mendapatkan obat dengan benar yakni di tempat pelayanan kesehatan seperti apotek, rumah sakit, klinik, maupun puskesmas. Perhatikan nama obat, kondisi kemasan, tanggal kadaluarsa serta nomor registrasi BPOM.
“Perhatikan obat masih dalam kemasan aslinya karena informasi penting seperti golongan obat, peringatan, dan tanggal kadaluarsa terdapat di kemasan tersebut” jelasnya.
Selanjutnya prinsip Gunakan adalah menggunakan obat dengan prinsip yang tepat mulai dari dosis, cara, lama pakai, efek samping hingga kontraindikasi. Terkait efek samping obat, Ika menyebutkan bahwa munculnya efek samping obat dapat berbeda-beda pada setiap orang.
"Obat bersifat individual, efek samping bisa berbeda untuk orang yang berbeda. Kita harus mengetahui diri sendiri, terutama dalam memilih obat yang sesuai," tambahnya.
Lalu prinsip Simpan yaitu melakukan penyimpanan obat dengan benar sesuai petunjuk penggunaan dan jauh dari jangkauan anak-anak. Sedangkan prinsip Buang adalah membuang obat yang telah kadaluarsa maupun rusak.
Ia menekankan bahwa dalam penggunaan obat harus dilakukan dengan bijak. Hal tersebut penting dilakukan agar konsumsi obat tidak membahayakan kesehatan tubuh. Begitupun dalam konsumsi multivitamin, masyarakat harus dilakukan secara bijak. Penggunaan vitamin atau suplemen bersifat pelengkap, bukan sebagai pengganti gizi makanan.
“Kita tetap bisa mengkonsumsi suplemen tetapi sifatnya hanya untuk melengkapi gizi dari makanan, bukan pengganti. Oleh karena itu, tetap bisa dikonsumsi asal dosisnya sesuai,” terangnya.
Sementara terkait minuman berenergi, Ika menjelaskan bahwa minuman ini hanya boleh dikonsumsi oleh orang dewasa sehat dan tidak boleh sembarangan. Pasalnya, dalam minuman berenergi mengandung taurin dan kafein yang dapat memacu kerja jantung.
Di akhir pemaparannya, Ika juga menyinggung soal penggunaan obat tradisional atau herbal yang banyak digunakan masyarakat. Ia pun menyampaikan imbauan yang sama untuk menggunakan atau mengonsumsi obat herbal secara bijak.
Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals