- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4551
Jumlah Guru Besar UGM terus bertambah meski beberapa diantaranya telah memasuki masa pensiun. Hari ini UGM melepas sebanyak 4 orang guru besar yang telah memasuki masa pensiun dan menyambut 7 guru besar baru. Keempat guru besar yang telah memasuki masa pensiun yaitu Prof.Dr.Mammed Sagi, M.S. (Fakultas Biologi), Prof.Dr.Bambang Djadmo Kertonegoro, M.Sc (Fakultas Pertanian), Prof.Dr.Issirep Sumardi (Fakultas Biologi), dan Prof.Dr.Ir.Soeparno (Fakultas Peternakan).
Sementara ketujuh guru besar baru UGM itu yakni Prof.Dr.Sofia Retnowati, MS (Fakultas Psikologi), Prof.Dr.Catur Sugiyanto, MA (Fakultas Ekonomika dan Bisnis), Prof. Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D (Fakultas Teknik), Prof. Dr. Sudibyakto, M.S. (Fakultas Geografi), Prof. Dr. Yuventius Agustinus Nunung Prajarto, M.A. (Fisipol), Prof. Dr. Purwo Santoso, M.A.(Fisipol), serta Prof.dr. M.Jufrie, SpA (K), Ph.D (Fakultas Kedokteran).
Dalam sambutannya salah satu guru besar yang pensiun Prof.Dr.Ir.Soeparno mengatakan selama menjadi guru besar mereka telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan kontribusi mencerdaskan bangsa melalui UGM. Kontribusi diberikan baik dalam bentuk mengajar, penelitian hingga program pengabdian masyarakat lainnya.
"Kita guru besar yang telah pensiun ini berusaha berkontribusi mencerdaskan bangsa melalui UGM. Kami juga masih siap jika tetap dibutuhkan untuk membantu UGM," urai Soeparno dalam Perkenalan Guru Besar Baru dan Pelepasan Guru Besar Purna Tugas di Balai Senat, Selasa (10/8).
Sementara itu mewakili guru besar baru Prof. Dr.Sofia Retnowati mengatakan status guru besar merupakan sebuah amanah yang tidak ringan. Tanggungjawab guru besar untuk memajukan bangsa dan UGM sebagai universitas research merupakan salah satu tantangan bagi mereka.
"Ini bukan sebuah tugas yang ringan karena tanggungjawab guru besar sangat besar untuk ikut memajukan bangsa dan UGM sebagai universitas research," kata Sofia .
Di sisi lain Ketua Majelis Guru Besar (MGB) UGM Prof. Drs. Suryo Guritno, M.Stats., Ph.D mengucapkan terima kasih kepada para guru besar yang telah purna tugas namun masih tetap berkomitmen membantu dan membesarkan UGM. Sedangkan bagi guru besar baru diharapkan bisa melakukan kerja mengingat tanggungjawabnya yang semakin berat sebagai seorang guru besar.
"UGM berterimakasih kepada guru besar yang purna tugas namun masih berkomitmen membantu. Untuk guru besar baru diharapkan siap dengan tanggungjawabnya yang kian bertambah," kata Suryo.
Dengan acara pisah-sambut tersebut sampai saat ini jumlah guru besar UGM telah mencapai 431 orang guru besar, yaitu 276 orang guru besar aktif, 37 guru besar emeritus, 2 guru besar luar biasa dan 116 guru besar yang telah pensiun.
Usai acara pelepasan dan perkenalan guru besar kemudian dilanjutkan dengan paparan mengenai masalah regulasi PT BHMN terkait amar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada pembatalan UU BHP oleh Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi, Keuangan, dan Sumber Daya Manusia UGM Prof. Ainun Na'im, M.B.A., Ph.D.
Acara yang juga dihadiri oleh Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat , Prof. Dr. Retno S Sudibyo, M.Sc, Apt, dan Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil, Ph.D sebelumnya dilakukan pengheningan cipta atas wafatnya dua guru besar UGM yaitu Prof. Dr. Ir. Kasumbogo Untung (Fakultas Pertanian) dan Prof. Dr. Ir. Prayoto, M.Sc (Fakultas MIPA) beberapa waktu lalu.
Sumber: www.ugm.ac.id
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3512
Dalam rangka mewujudkan UGM sebagai universitas riset kelas dunia dan meningkatkan pelayanan kegiatan pelatihan dan pengabdian kepada masyarakat, pada tanggal 23 Juli 2010 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada menetapkan berdirinya unit bernama Penelitian dan Pelatihan Ekonomika Dan Bisnis (PPEB). Sesuai dengan Surat Keputusan Dekan nomor: 3278/J01.1.12/KP/2010, PPEB merupakan gabungan dari PPA, PPE, PPM, dan PBFEB, PDBE, CGCG, Syariah Center, dan UMKM Center.
Tugas PPEB adalah melaksanakan kegiatan penelitian, pelatihan, dan pengabdian kepada masyarakat melalui Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.
Berikut ini adalah pengelola Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (PPEB):
Jabatan | Nama |
Direktur | Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc. |
Wakil Direktur/Deputi Bidang Penelitian | Poppy Ismalina, S.E., M.Ec. |
Deputi Bidang Perencanaan dan Keuangan | Dr. Sahid Susilo Nugroho, M.Sc. |
Deputi Bidang Pelatihan | Sari Sitalaksmi, M.Mgt., Ph.D. |
Deputi Bidang Publikasi dan Basis Data | Rimawan Pradiptyo, M.Sc., Ph.D. |
Deputi Bidang Konsultasi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat | Dr. Samsubar Saleh, M.Soc.Sc. |
Koordinator Center for Good Corporate Governance (CGCG) | Dr. Sony Warsono, MAFIS. |
Koordinator Tax and Fiscal Policy Center | Prof. Dr. Indra Bastian, M.B.A. |
Koordinator Business Communication Center | Gunawan Wibisono, S.E., M.Acc. |
Koordinator Syariah Center | Drs. Dumairy, M.A. |
Koordinator UMKM Center | Johanes Suprihanto, M.I.M., Ph.D. |
Rencananya PPEB UGM ini akan di-launching pada saat acara Lustrum XI FEB UGM.
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3582
Center for Good Corporate Governance FEB UGM bekerjasama dengan Jurusan Akuntansi, dan Magister Akuntansi FEB UGM pada tanggal 22 sampai dengan 23 Juli 2010 telah sukses menyelenggarakan acara Bedah Buku mengenai "REFORMASI AKUNTANSI Membongkar Bounded Rationality Pengembangan Akuntansi" dan Workshop yang mengupas tentang "Metoda Inovatif Pembelajaran Akuntansi Keuangan Pengantar." Bedah buku yang merupakan hasil karya Sony Warsono, MAFIS., Akt., Ph.D ini mencoba mengangkat dan mengkaji sistem pembelajaran akuntansi saat ini yang dianggap terlalu mengedepankan mekanisme debit dan kredit diperkuliahan sehingga membuat sebagian mahasiswa khususnya mahasiswa tingkat awal merasa kesulitan dalam memahami esensi pokok dari pemahaman ilmu akuntansi itu sendiri. Akuntansi dinilai sebagai ilmu yang terlalu mekanis, prosedural, dan sangat mengandalkan kemampuan menghafal, sehingga banyak peneliti yang mengusulkan untuk menghilangkan pembelajaran tentang mekanisme debit dan kredit dalam perkuliahan. Oleh karena itu, beliau dalam bukunya mencoba memperkenalkan alternatif sistem pembelajaran akuntansi dengan menggunakan perspektif matematika. Dengan perspektif matematika diharapkan dapat mematahkan persepsi akademisi yang selama ini menganggap mekanisme debit dan kredit hanya sebagai hasil kesepakatan atau rule of thumbs. Melalui pembahasan buku ini, para pembaca dibawa untuk melihat seberapa efektif sistem pembelajaran akuntansi berbasis matematika dapat memberikan solusi dalam rangka meningkatkan pemahaman akademisi dan mahasiswa akan ilmu akuntansi.
Acara dibuka oleh Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi dan Sumber Daya Manusia Universitas Gadjah Mada, Prof. Ainun Na’im, M.B.A., Ph.D. dilanjutkan presentasi oleh Rimawan Pradiptya, M.Sc., Ph.D. dan Ertambang Nahartyo, M.Sc., Ph.D. yang memperkenalkan audiens terhadap Rational Choice Theory vs Bounded Rational Theory. Selain itu acara juga diisi oleh beberapa pembicara ahli antara lain Prof. Zaki Baridwan, M.Sc., Ph.D., Prof. Dr. Slamet Sugiri, M.B.A., Prof. Jogiyanto Hartono M., M.B.A., Ph.D., dan Setiyono Miharjo, M.B.A., Ph.D. dengan moderator Supriyadi, M.Sc., Ph.D., Mahfud Sholihin, M.Acc., Ph.D. dan Lindrianasari, S.E., M.Sc.
Acara ini terdiri dari dua kegiatan. Hari pertama diisi dengan membahas dan membedah buku "REFORMASI AKUNTANSI Membongkar Bounded Rationality Pengembangan Akuntansi." Sedangkan hari kedua digunakan untuk mengupas tuntas metoda pembelajaran berbasis matematika di mata kuliah Akuntansi Keuangan, terutama Akuntansi Pengantar I. Antusiasme keingintahuan peserta acara yang didominasi oleh kalangan akademisi dan mahasiswa ini terlihat jelas pada sesi tanya jawab. Hal ini dikarenakan metoda pembelajaran akuntansi melalui perspektif matematika merupakan hal yang baru di dunia pendidikan akuntansi di Indonesia. Sony menjelaskan bahwa metoda pembelajaran akuntansi baru ini menggunakan persamaan aljabar sederhana seperti pada pendidikan dasar sehingga akan lebih memudahkan mahasiswa terutama mahasiswa tingkat awal yang cenderung mengalami fobia akuntansi untuk lebih memahami secara benar konsep akuntansi keuangan dan membantu membuat akuntansi menjadi pelajaran yang menarik untuk dipelajari.
Sumber: cgcg_aya
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2125
Mantan Wapres RI Jusuf Kalla (JK) hadir menjadi pembicara dalam kuliah umum di depan puluhan mahasiswa asing dari 22 negara di dunia yang tengah mengikuti International Students Summer Program, DREAM 2010, di FEB UGM, Selasa (13/7). Dalam kesempatan tersebut, JK berbicara panjang lebar tentang pengembangan ekonomi kreatif dalam ranah pariwisata. Menurut JK, sumber daya alam melimpah seperti yang dimiliki Indonesia dapat dikembangkan untuk mengembangkan ekonomi kreatif.
"Sektor yang paling potensial untuk pengembangan ekonomi kreatif saat ini terletak pada bidang pariwisata. Dimana pada sektor tersebut segala aspek dan segala bentuk dapat diubah dan memiliki nilai jual ketika diberikan sentuhan kreatifitas," kata Jusuf Kalla. Dalam pemaparannya, JK didampingi oleh Sekretaris Eksekutif UGM Drs. Djoko Moerdiyanto dan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM Prof. Dr. Marwan Asri, MBA.
JK menyampaikan, dalam bisnis pariwisata, tidak hanya dituntut untuk memiliki pemikiran bagaimana untuk menghasilkan sesuatu yang unik dan berbeda. Ia menerangkan, dalam kegiatan ekonomi, pelakunya diharuskan bisa menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai baik dari segi tempat, waktu maupun strukturnya. "Bagaimana imajinasi dan kreativitas bisa menghasilkan uang, itulah yang dinamakan bisnis dalam pariwisata. Di bidang ini terdapat banyak sekali kemungkinan untuk mengembangkan keberhasilan ekonomi kreatif," terangnya.
Dikatakan JK, untuk mengembangkan pemikiran kreatif dan menghasilkan nilai ekonomi terutama dalam sektor pariwisata, maka perlu dicari dengan cara berwisata pula. "Dengan berwisata dan mengunjungi banyak tempat, maka kita akan tahu kebiasaan orang lain, kita akan mengerti keunikan di daerah tertentu, apa kebudayaan mereka dan apa peluang yang bisa kita ambil untuk mengembangkan bisnis," katanya.
JK menambahkan, salah satu hal yang harus menjadi perhatian dalam menjalankan ekonomi kreatif adalah memiliki strategi untuk membuat hal yang berbeda. "Sekarang misalkan kita membuat kerajinan wayang. Idealnya mungkin wayang itu baru bisa dihasilkan dalam waktu sekitar satu jam. Tetapi dalam ekonomi kreatif, hal yang berlaku adalah bagaimana kita bisa menghasilkan wayang itu hanya dalam waktu 5 menit saja. Itulah analoginya," imbuh JK.
Dalam diskusi dengan para peserta yang kebanyakan mahasiswa asing, JK menjawab dengan tangkas beberapa pertanyaan baik tentang kondisi Indonesia hingga persoalan partai politik terkini.
Salah satu peserta, Silvia dari Madagaskar, mempertanyakan mengapa warga dari Indonesia banyak memilih menjadi TKI di luar negeri. Menurut JK, di luar negeri mereka mendapatkan pekerjaan dan gaji yang lebih baik. Kendati begitu, yang memilih menjadi TKI kebanyakan yang masih berpendidikan rendah. "Karena gaji dan pekerjaan yang lebih baik inilah, banyak dari mereka menjadi TKI illegal," jelasnya.
Terkait dengan pertanyaan memanasnya konflik di partai Golkar, antara kubu Aburizal Bakri dan Surya Paloh pasca pemilihan ketua umum. JK mengatakan kompetisi keduanya merupakan bagian dari demokrasi, meski demikian Golkar masih merupakan partai terbesar di Indonesia.
"Partai Golkar masih sebagai partai terbesar hingga 2009. Setiap Partai harus terus berjuang dan mengalami dinamika. Kompetisi Aburizal dan Surya Paloh merupakan salah satu bentuk bagian dari demorasi," tandasnya.
Sehubungan dengan perannya menengahi konflik diberbagi daerah selama ini, akan terus ia lakukan. Meski tidak lagi menjabat sebagai wapres, justru dia memiliki waktu lebih banyak untuk mengurusi konflik bai di daerah dan di negara tetangga. Termasuk salah satunya mengusahakan perdamaian di Mindanao Filipina dan Thailand. "Menangani masalah konflik ini harus melalui pendekatan langsung. Karena konflik itu muncul akibat adanya persoalan politik, ekonomi dan sosial," jelasnya.
Usai memberikan kuliah, JK juga berkesempatan berfoto bersama dengan peserta dari 17 perguruan tinggi dari 22 negara. Mereka berasal dari Indonesia, Italia, Jepang, Syria, Malaysia, Uni Emirat Arab, Filipina, Korea selatan, kamboja, india, australia, yunani, namibia, senegal, madagaskar, timor leste, oman, pulau solomon, vietnam, oman, gambia, dan Algeria.
Sumber: www.ugm.ac.id
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2147
Rabu 30/06, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menjalin kerjasama dengan Asian Development Bank (ADB) dalam penyediaan sumber-sumber informasi yang terkait dengan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Asia. Kerjasama ini diwujudkan dengan mendirikan Asian Development Resource Center (ADRC) yang bertempat di Perpustakaan FEB UGM. Keberadaan ADRC ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada sivitas akademika dan masyarakat terkait program-program dan isyu-isyu pembangunan masyarakat baik di Indonesia maupun di Asia.
ADRC sendiri menyediakan informasi yang berupa hasil-hasil proyek dan kegiatan yang dilakukan ADB di berbagai daerah, laporan tahunan, dan hasil-hasil penelitian yang terkait pembangunan masyarakat di negara-negara berkembang. Selain itu keberadaan ADRC ini juga sebagai bagian dari misi ADB dalam program pementasan kemiskinan di negara-negara berkembang.
Peluncuran ADRC dilakukan di Perpustakaan FEB UGM oleh country director ADB, James Nugent, dan wakil dekan bidang Akademik, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, BM Purwanto, M.B.A., Ph.D., dengan disaksikan executive director ADB untuk Indonesia Bapak Marwanto, dan sejumlah tamu undangan.
Baik dari ADB maupun FEB UGM berharap bahwa dengan adanya tambahan fasilitas ADRC di perpustakaan FEB akan dapat meningkatkan dan menambah informasi kepada para pengguna perpustakaan baik untuk keperluan studi, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat.
Sumber: as
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 5022
Program pengentasan kemiskinan hendaknya melahirkan masyarakat/individu yang mandiri, kreatif, inovatif, dan produktif. Dengan demikian, masyarakat/individu dapat mencari peluang-peluang usaha untuk meningkatkan pendapatannya. Ketika terjadi berbagai krisis, masyarakat/individu yang mandiri akan mampu mengatasi dengan kreasi dan produktivitasnya.
“Kreasi mereka, seperti usaha kecil dan dagang di sepanjang pinggir jalan, hendaknya tidak semena-mena digusur tanpa ada solusi dalam peningkatan pendapatannya,” ujar Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, Ketua Program Doktor dan Master Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan UGM, dalam Seminar Nasional "Menapak Harapan dan Jalan Pengentasan Kemiskinan menuju Indonesia Berkemakmuran". Seminar diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pascasarjana dan bertempat di Fakultas Peternakan UGM, Sabtu (26/6).
Sunarru lebih lanjut mengatakan salah satu langkah agar tujuan tersebut dapat tercapai adalah perlu dilakukan pendekatan berupa penyuluhan/pembimbingan dialogis dengan cara dialektika. Pembimbingan cara ini bersifat terbuka dan komunikatif dengan dialog sebagai cara untuk menyelidiki suatu masalah yang dihadapi masyarakat dan kemudian mencari solusinya. “Dengan model semacam itu, masyarakat diajak kritis dalam memahami pribadi yang kritis, mandiri, dan kreatif. Dengan bimbingan yang melibatkan lembaga terkait akan membuka wawasan masyarakat dan mengerti peluang-peluang beragam usaha,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, ia mencontohkan Kelompok Tani Wanita “Menur” di Desa Wareng, Wonosari, Gunung Kidul, yang dinilai sebagai masyarakat kreatif dan produktif. Ketika lahan pertanian sempit dan kurang subur serta tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarga, para bapak tani lantas bekerja di luar pertanian (dagang, buruh, tukang, dsb). Lahan pertanian kemudian diambil alih dan dikelola oleh para ibu tani. Mereka membentuk kelompok dengan berbagai kegiatan, seperti mengelola pertanian, koperasi, lumbung pangan kelompok, dan industri rumah tangga. “Dari kegiatan diversifikasi pekerjaan masyarakat ini menghasilkan peningkatan pendapatan keluarga yang mampu mengentaskan dari kemiskinan,” imbuh Sunarru.
Sementara itu, dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Catur Sugyanto, Ph.D., yang juga berbicara dalam seminar itu mengatakan pada saat masih terjadi pengangguran dan tingkat kemiskinan yang bertambah, peran pemerintah dibutuhkan, khususnya untuk membantu masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan dan kesehatan. “Terbukanya akses orang miskin terhadap pendidikan dan kesehatan diharapkan mampu meningkatkan ke taraf hidup yang lebih baik. Dalam jangka panjang, keadaan ini akan membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah orang miskin,” ujar Catur.
Di sisi lain, ditambahkan Catur, kualitas sumber daya manusia terbukti menjadi faktor pemacu pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Sementara itu, implementasi kebijakan desentralisasi sejak tahun 2001 kemungkinan berdampak pada masih rendahnya kualitas pendidikan karena prioritas anggaran yang tidak sesuai.
Ia mencontohkan masih rendahnya Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk semua umur di NTB yang masih di bawah rata-rata nasional. “Evaluasi target pembangunan milenium (MDG) untuk APS umur 13-15 tahun (SMP/MTs) di NTB 76,5%, sedangkan rata-rata nasional 83,5%. Jadi, meskipun MDG ini baru, fenomena rendahnya partisipasi pendidikan dan kemiskinan sudah diidentifikasi sejak lama,” kata Catur.
Sumber: www.ugm.ac.id
Halaman 153 dari 165