- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2186
Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM Prof. Dr. Marwan Asri, M.B.A., mendukung upaya perubahan pelayanan institusi perpajakan kepada para wajib pajak dalam rangka menaikkan rasio perpajakan (tax ratio) sebagai salah satu sumber pembiayaan Negara. Dimulai dari mengubah citra para petugas pajak dari "tukang cari masalah" jadi " sahabat bagi para wajib pajak". Disamping itu, berupaya mengubah sikap wajib pajak agar membayar pajak bukan lagi sebagai suatu beban melainkan kesadaran masing-masing.
Hal itu dikemukakan Marwan Asri saat menerima tim rombongan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) DIY yang berkunjung ke FEB UGM, Rabu (27/10). Kunjungan yang dipimpin langsung oleh kakanwil DJP DIY, Djangkung Sudjarwadi tersebut merupakan salah kegiatan aksi simpatik DJP kepada seluruh instansi di DIY dalam rangka merayakan hari sosialisai pajak yang jatuh pada 28 Oktober 2010. Selain melakukan sosialisasi, kunjungan tersebut dimanfaatkan DJP DIY untuk mendapatkan testimoni dari perwakilan intitusi wajib pajak atas pelayanan pajak yang dilakukan DJP selama ini.
Marwan berpendapat institusi perpajakan melakukan perubahan secara internal dan eksternal. Secara internal, salah satunya merubah imej para petugas pajak yang selama ini mengalami stigmatisasti. "Memang tidak mudah karena kita bicara soal stigma. Selama ini yang terjadi jika seorang petugas pajak datang, seolah petugas itu akan mencari-cari masalah kita, tidak sebagai seorang sahabat yang bisa menjadikan pajak sebagai suatu kewajiban," ujarnya.
Pembenahan selanjutnya yang perlu dilakukan yakni melakukan sosiliasi dengan pendekatan secara persuasif untuk lebih menyadarkan para wajib pajak terhadao kewajibannya. Marwan jika masih menyayangkan karena masih ada wajib pajak yang enggan atau menghindari membayar pajak sehingga rasio perpajakan masih sangat rendah. "Ini PR yang sangat besar. Kita masih memiliki tax ratio sangat rendah. Padahal pajak itu kewajiban, tidak ada ajaran dan etika yang mengajarkan bahwa orang bisa menghindari pajak. Apalagi sampai ada orang dipaksa untuk memiliki NPWP," imbuhnya.
Mengubah perilaku dan sikap wajib pajak menurut Marwan memang tidak mudah. Karena itu ia menyarankan institusi perpajakan lebih banyak berbah diri dan melakukan sosialisi dan pendekatan secara menyeluruh kepada wajib pajak agar mereka lebih sadar membayar pajak sebagai Sesutu yang sangat lumrah. Ia mencontohkan, di Amerika para petugas pajak, Internal Revenue Service (IRS), lebih ditakuti ketimbang para polisi. "Di sana, orang lebih takut jika ia dicari IRS, dibanding jika dia dicari polisi," katanya.
Dalam pertemuannya yang berlangsung satu jam itu, Djangkung Sudjarwadi menyampaikan sosialisasi pajak ini rencananya serentak dilakukan di seluruh perwakilan instansi se-DIY. Semua masukan dari perwakilan instansi wajib pajak tersebut sebagai rujukan dalam pengambilan kebijakan di bidang perpajakan nasional.
Kepada Marwan, Djangkung menginformasikan bahwa propinsi DIY memiliki prestasi yang membanggakan dalam bidang perpajakan. Karena merupakan propinsi yang memiliki tingkat kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak tertinggi nasional. "Dua tahun berturut-turut tingkat kepatuhan penyampian SPT di DIY merupakan yang tertinggi secara nasional dalam dua tahun berturut-turut," katanya.
Sumber: www.ugm.ac.id
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3670
Pada bulan Oktober tahun ini, FEB UGM kembali mendapat serangkaian kunjungan dari 3 universitas luar negeri.
Rangkaian kunjungan tersebut dimulai dengan perwakilan dari Saxion University of Applied Science Netherland yang mengadakan pertemuan dengan Wakil Dekan Bidang Akademik, Penelitian, & Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. B.M. Purwanto, M.B.A., pada tanggal 05 Oktober 2010. Pertemuan tersebut diadakan untuk menjajaki kemungkinan kerja sama dengan FEB UGM dan saling meninjau kurikulum. Pertemuan lanjutan untuk membicarakan detail kerjasama direncanakan akan diadakan pada bulan November 2010.
Kunjungan selanjutnya dari ESC Rennes School of Business, yang diprakarsai oleh Campus France Jakarta, pada 13 Oktober 2010. Pertemuan ini dihadiri oleh delegasi ESC Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Kerjasama, & Pengembangan Usaha, Prof. Dr. Drs. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc. dan Wakil Dekan Bidang Akademik, Penelitian, & Pengabdian Kepada Masyarakat, Dr. B.M. purwanto, M.B.A. Dalam pertemuan ini dibahas kemungkinan kerjasama riset, exchange, & program master di ESC.
Terakhir adalah kuliah umum oleh University of Queensland Australia yang berlangsung pada Jumat, 15 Oktober 2010. Kuliah Umum diberikan oleh Dr. Fabrizio Carmignani, senior lecturer UQ honours programme coordinator dengan tema "Poverty Reduction through Economic Policies." Kuliah ini dihadiri oleh mahasiswa S1, S2, S3, dosen & non dosen di lingkungan UGM, tidak hanya dari FEB tetapi juga dari Fisipol. Kuliah berlangsung menarik disertai diskusi interaktif antara mahasiswa dengan dosen tamu.
Sementara itu, Rumi Goto, International Liaison Officer University of Queensland juga memberikan presentasi mengenai Double Degree Program bagi mahasiswa IUP angkatan 2010. Presentasi ini dihadiri oleh 31 mahasiswa dan berlangsung sangat interaktif.
Kunjungan ini menunjukkan bahwa FEB UGM terus mengembangkan kerjasama dengan mitra-mitra luar negerinya.
Sumber: kui
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3281
Dengan mengusung tema "Fight Against Poverty and Corruption", Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (BEM FEB) UGM menggelar aneka kegiatan untuk berpartisipasi dalam pencegahan tindak korupsi di Indonesia. Salah satu wujud kegiatan yang dilakukan adalah penyelenggaraan Workshop "Ekonomi Bebas Korupsi" dengan membahas tema besar "Ekonomi Bebas Korupsi, Indonesia Sejahtera: Menyingkap Korupsi Kelembagaan dalam Perspektif Ekonomika dan Bisnis Menuju Indonesia Sejahtera".
Workshop yang berlangsung pada hari Sabtu (16/10) di Auditorium MM UGM ini menghadirkan narasumber, di antaranya Prof. Dr. H. Amien Rais yang mengupas tentang "Hegemoni Korupsi yang Menjangkiti Bangsa", Pimpinan KPK Bibit Samad Riyanto yang memaparkan permasalahan "Data dan Fakta Korupsi yang Menggerogoti Bangsa", dan Direktur Utama Pertamina, Ir. Galaila Karen Agustiawan yang mendiskusikan "Dampak Bahaya Korupsi dalam Kegiatan Operasional BUMN".
Selain itu, turut memberikan sumbang pemikiran, pengamat ekonomi, Rimawan Pradiptyo, Ph.D. dengan materi "Menguak Tabir Kelam Korupsi yang Menjangkiti BUMN", mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan dan dosen FEB UGM, Anggito Abimanyu, Ph.D. yang menerangkan "Penegakan Reformasi Birokrasi sebagai Upaya Pembentukan Karakter Birokrasi Antikorupsi". Di samping itu, disampaikan pula pemaparan hasil penelitian Pusat Kajian Antikorupsi UGM (PuKAT) berjudul "Peranan Etika dan Transparansi dalam Menciptakan Lembaga Anti Korupsi" dan pemaparan Hanta Yuda A.R., S.I.P., seorang peneliti dari The Indonesia Institute bertajuk "Bangsa yang Ideal Tanpa Korupsi serta Menciptakan Generasi Antikorupsi".
Saat mengupas "Modelling Tiga Pilar Penanggulangan Korupsi dan Pencucian Uang di Indonesia", Rimawan Pradiptyo menilai UU Antikorupsi di Indonesia memiliki beberapa kelemahan yang mesti dikritisi. UU Antikorupsi saat ini hanya mencakup tindak pidana korupsi di sektor publik dan belum mencakup tindak korupsi di sektor swasta. Selain itu, UU Antikorupsi tidak mengatur kegiatan pascakorupsi (money laundering) yang sesungguhnya sulit untuk dipisahkan dari korupsi itu sendiri. "UU ini tidak menjangkau tindak korupsi yang lebih luas, misalnya untuk kasus-kasus money politic, pemilu DPR, pilpres, pilleg, UU Suap dan UU Perbankan," ujarnya.
Kelemahan lain, katanya, UU ini kurang memperhatikan rasionalitas pelaku/calon pelaku korupsi. Pencantuman hukuman maksimal justru merangsang pelaku/calon pelaku untuk melakukan perhitungan tingkat korupsi yang menguntungkan. Dengan pencantuman denda maksimum di UU tersebut membuat efek jera melemah karena seiring dengan berjalannya waktu, inflasi di Indonesia sangat tinggi. "Semakin tinggi inflasi, semakin rendah efek jera denda. Hal ini menjadikan kebutuhan amandemen UU ini makin mendesak," terangnya.
Sumber: www.ugm.ac.id
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2538
Journal of Indonesian Economy and Business (JIEB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM menggelar Best Paper Award 2010. Kegiatan yang telah dilakukan sejak tahun 1986 silam ini bertujuan untuk meningkatkan minat menulis, sekaligus meningkatkan kualitas artikel pada jurnal-jurnal ilmiah. Menurut Musytaqul Hasan (panitia/mahasiswa S-1 Manajemen FEB UGM) mengatakan JIEB berdiri tahun 1986 dan terus menerbitkan jurnal-jurnal ilmiah. "Baru memasuki sekitar tahun 2009 lalu jurnal-jurnal ilmiah yang diterbitkan telah mengarah pada upaya internasionalisasi sehingga banyak yang sudah menggunakan bahasa Inggris dalam tulisannya," kata Taqul di sela-sela Seminar Best Paper Award di Hotel Quality, Sabtu (16/10).
Ia menambahkan JIEB FEB UGM merupakan jurnal terakreditasi dan telah melalui proses internasionalisasi dengan dana bantuan hibah dari Ditjen Dikti Depdiknas. Dapat dikatakan JIEB merupakan leading journal di Indonesia dalam bidang ekonomi dan bisnis.
Untuk Best Paper Award 2010 kali ini, imbuh Taqul, terdapat 26 artikel yang telah masuk. Sebelas artikel dinyatakan tidak layak dipublikasikan JIEB, 15 artikel layak dipublikasikan di JIEB, dan 5 artikel masuk dalam nominasi award. "Dari 5 artikel nominasi award, dipilih 3 artikel terbaik dan 2 artikel pemenang harapan," katanya.
Pemilihan best paper award telah dimulai dengan pengumpulan artikel sekitar Juli-Agustus. Setelah itu, di bulan Agustus-September dilakukan penilaian oleh dewan juri. Juri berasal khususnya dari kalangan dosen FEB UGM, antara lain Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D., Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D., dan Prof. Catur Sugiyanto, Ph.D. Beberapa aspek yang dinilai dalam lomba meliputi, antara lain, judul, abstraksi, perumusan masalah, metode penilaian, temuan, referensi, dan sistematika penyajian. "Nantinya dari seluruh pemenang tersebut artikelnya akan dimuat dalam jurnal JIEB untuk tahun 2011 depan," imbuhnya.
Dari paper yang telah masuk, yang paling banyak berasal dari PTN, kemudian perguruan tinggi luar, departemen/institusi pemerintah, dan kemudian baru PTS. Sementara itu, untuk persentase topik artikel, terbanyak membahas seputar manajemen (46%), ilmu ekonomi (39%), dan akuntansi (15%). "Yang dari PTN 73%, PT luar 15%, pemerintah 8%, dan PTS sekitar 4%," rinci Taqul.
Lima nominasi paper yang masuk sebagai best paper award ialah juara I dengan judul "Application of Rule of Law by Jurisdiction System on Illegal Logging case in Indonesia 2002-2008" (Yudistira Hendra Permana, S.E./UGM), juara II "The Effects of Changes in Minimum Wage on Employment in The Covered and Uncovered Sectors In Indonesia" (Devanto Pratomo, Ph.D./Universitas Brawijaya), juara III "The impact of Reddi on Institutions Income: a Social Accounting Matrix Approach" (Nur Arifatul Ulya, S.Hut., M.A. Kementerian Kehutanan).
Berikutnya, harapan I "Glancing Meteor Shower over Indonesia: Volatility Spilovers From a Major Stock Market to Indonesian Stock Market and Currency" (Sekar Utami Setiastuti, S.E./UGM), dan harapan II "Pengukuran Efisiensi Sektor Publik Indonesia (Periode Desentralisasi Fiskal, 2001-2008)" (Mayanggita Kirana, S.E., dan Dr. Samsubar Saleh, M.Soc.Sc./UGM). "Para pemenang akan mendapat piagam penghargaan, publikasi di jurnal internasional JIEB, dan sejumlah uang pembinaan," pungkasnya.
Sumber: www.ugm.ac.id
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2576
Student week, Seminar Nasional, Ziarah, Pertunjukan Wayang Kulit, Sarasehan Alumni, Alumni Gathering Night, Family Fun Day mewarnai agenda Lustrum XI FEB UGM kali ini. Di penghujung rangkaian agenda Lustrum, Pagelaran seni akbar bertajuk "Discover Indonesia: Green, Blue & Genuine" digelar di Grha Sabha Pramana UGM pada Minggu (26/09).
Tema "Discover Indonesia: Green, Blue & Genuine" dipilih untuk menggambarkan penjelajahan ke pelosok nusantara, kecintaan pada lingkungan, kecintaan pada pencipta dan sesama serta kecintaan pada keaslian karya cipta. Sesuai tema yang diangkat, pagelaran seni ini tidak hanya menampilkan single terbaru artis tetapi juga menampilkan lagu daerah khas dari Sumatera hingga Papua yang dikemas dalam musik etnik-jazz orchestra. Pagelaran melibatkan tak kurang dari 100 pundukung acara, terdiri dari artis dalam dan luar negeri, musisi, seniman mahasiswa UGM, alumni FEB UGM serta mahasiswa ISI Yogyakarta.
Pagelaran dibuka dengan World Peace Orchestra (WPO) yang dikomando oleh Dwiki Dharmawan. Kolaborasi indah WPO, paduan suara mahasiswa (PSM) UGM dan ISI Ethnic berhasil menyihir tak kurang 2.700 penonton yang memenuhi Ghra Sabha Pramana. Kesolidan kolaborasi FEB Lintas Generasi, PSM UGM dan musisi luar negeri Philippe Chiminato juga memikat hati penonton.
Tepuk tangan penonton tak henti terdengar untuk mengapresiasi penampilan artis dan musisi. Giliran artis muda berbakat Andien, berkolaborasi dengan saxophonis asal Amerika Andy Suzuki, memukau penonton dengan 2 lagu Angin Mamiri dan Moving On, single terbarunya. Disusul kolaborasi menarik ISI Ethnic, Guy Strazz gitaris asal Australia, Hugh Fraser bassis asal Australia, Andy Suzuki dengan Ivan Nestorman penyanyi dan musisi asal Flores, menyanyikan lagu Kakorlalong.
Pertunjukkan belum berakhir, Dira J Sugandhi dengan musisi luar negeri melantunkan 2 lagu Mayfallie dan Lamalera’s Dream. Etnic Jawa Medley disajikan dan dilanjutkan dengan tari Bali persembahan Unit Tari Bali UGM bertajuk Sound Peace of Bali. Dari Bali bergeser ke Papua, Ivan kembali tampil dengan satu lagu E Mambo. Kembali Andien tampil gemilang sesuai judul lagu yang dibawakannya, Gemilang.
Hampir di penghujung pagelaran, persembahan indah penyanyi yang pernah menjadi finalis German Idol 2007, Sandy Sandhoro mempesona penonton. Malam itu, Sandy membawakan 3 lagu: End of the Rainbow, Over My Shoulder, dan Malam Biru. Acara ditutup dengan musik instrumental berjudul Arafura dan lantunan lagu oleh Dira, Zikir Tak Putus-putusnya. Pagelaran seni telah usai, lengkap sudah rangkaian agenda LUSTRUM. Selamat atas kesuksesan LUSTRUM XI FEB UGM.
Sumber: hk
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2546
Gerimis di seputar Bulaksumur tak menyurutkan animo tamu undangan Alumni Gathering Night Lustrum XI FEB UGM untuk memadati halaman utara Balairung UGM pada Sabtu malam (25/9). Tumpengan, Ketoprak Merger, Economics Jazz Live 14 dikemas menjadi satu rangkaian acara dan berhasil memikat mahasiswa, karyawan, dosen dan alumni yang hadir pada acara gathering itu.
Gathering dibuka dengan pemotongan tumpeng oleh Dekan FEB UGM, Prof. Marwan Asri, MBA. Ph.D didampingi oleh dosen senior Dr. Soetatwo Hadiwigeno, M.A dan Dr. Tony Prasetyantono, M.Sc selaku ketua panitia Lustrum XI. Pertunjukan yang dinanti akhirnya mulai. Ketoprak merger bertajuk "Baron Sekeber" dimainkan oleh karyawan, mahasiswa, dosen serta pemain yang tak asing lagi seperti Marwoto, Mbok Beruk dan Gareng. Sembari menikmati sajian berbagai macam makanan, tamu undangan melepas tawa menyaksikan penampilan dan guyonan pemain ketoprak.
Suasana kembali dihangatkan oleh tampilan musisi jazz ternama: Er Klux, Ireng Maulana, Kiboud Maulana, Karim, Yance Manusama, Sang Panuwun dan Didik SSS. Lagu-lagu instrumental mengalun dilanjutkan dengan suara jazzy Citra Idol, Margie Segers, dan Harvey Malaiholo. Citra yang malam itu tampil cantik dengan balutan gaun hijaunya melantunkan dua lagu milik Armada dan ST12. Suasana bertambah meriah dengan suara merdu Harvey melantunkan lagu "Dia" dan "Jerat." Tak ketinggalan, dua dosen senior FEB UGM Soetatwo Hadiwigeno dan Budiono Sri Handoko turut menghibur tamu undangan dengan suara emasnya. Gathering malam itu ditutup dengan lantunan indah Margie Segers dan Harvey Malaiholo.
Sumber: hk
Halaman 163 dari 177