
Program Studi Magister Ekonomika Pembangunan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MEP FEB UGM) dan Masyarakat Asosiasi Profesi Penilai (MAPPI) sepakat memperpanjang kerja sama, Senin (7/07/2025) di Ruang Rapat Kertanegara FEB UGM. Perpanjangan kerja sama dilakukan dalam pelaksanaan pendidikan magister dan sertifikasi penilai.
Sebelumnya, MEP UGM dan MAPPI telah menjalin kerja sama dalam bidang tersebut sejak Juli 2021. Perpanjangan kerja sama ini dilakukan sebagai upaya FEB UGM untuk meningkatkan kualitas lulusan dan bentuk respon terhadap kebutuhan industri.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni FEB UGM, Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D., menyampaikan apresiasinya atas hubungan jangka panjang yang telah terjalin antara MEP FEB UGM dengan MAPPI. Kerja sama yang dilaksanakan diharapkan semakin memperkuat posisi MEP FEB UGM di bidang pendidikan ekonomi pembangunan.
“Kerja sama ini juga menunjukkan semangat keberlanjutan dalam memperbaiki proses pembelajaran agar sesuai dengan tuntutan pasar kerja. Ini menjadi sinyal positif bahwa kami akan terus melakukan perbaikan demi menghasilkan lulusan yang lebih baik lagi,” turturnya.
Gumilang menambahkan FEB UGM terbuka untuk melakukan kerja sama dalam bidang-bidang lainnya yang lebih luas. Misalnya program magang yang menjangkau tidak hanya kota-kota besar tetapi juga wilayah DIY dan sekitarnya.
Sementara Ketua Umum MAPPI, Budy Prasojo, M.Ec.Dev., MAPPI (Cert.) menyampaikan bahwa kerja sama dengan Magister Ekonomika Pembangunan (MEP) FEB UGM didasari oleh semangat untuk meningkatkan nilai tambah dan pengetahuan para mahasiswa.
“Di kantor kami, ada puluhan alumni MEP FEB UGM yang berkontribusi di berbagai sektor strategis seperti pemerintahan dan perbankan. Ini menjadi bukti bahwa lulusan MEP sangat dibutuhkan,” ujarnya.
Sebagai bentuk kontribusi balik, MAPPI membuka peluang magang bagi mahasiswa MEP FEB UGM untuk mendapatkan pengalaman kerja yang lebih mendalam. Budy menekankan pentingnya penguatan program magang agar mampu memberikan manfaat maksimal bagi mahasiswa. Budy juga mengusulkan perpanjangan durasi magang khususnya bagi mahasiswa MEP FEB UGM untuk memperoleh pengalaman yang maksimal. Sebab, masa magang yang terlalu singkat dinilai kurang mampu memberikan pemahaman menyeluruh mengenai praktik penilaian.
Selain itu, Budy berharap kolaborasi ini dapat mendorong pengembangan riset mahasiswa yang lebih relevan dan terintegrasi dengan kebutuhan industri. Menurutnya, kontribusi mahasiswa dalam riset dapat memperkaya ilmu penilaian di Indonesia dan memberikan dampak nyata bagi perkembangan profesi.
Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com., Ak., CA., menyambut baik masukkan dari MAPPI. Menurutnya masukan dari dunia industri sangat penting untuk memastikan kurikulum tetap relevan dan mampu mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan nyata di dunia kerja. Ia menegaskan bahwa pengembangan riset di berbagai bidang juga akan menjadi tugas selanjutnya bagi kami bahwa relevansi kurikulum tuntutan praktik di lapangan harus selalu disesuaikan.
“Kami berharap bahwa lulusan FEB UGM tidak hanya berpegang pada slogan “kampus bertaraf world-class”, tetapi juga benar-benar membumi, berdampak, dan memiliki integritas tinggi. Kampus berdampak tidak hanya tentang menjadi world class university, tetapi juga tentang peran nyata dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dan memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi melalui inovasi dan teknologi,” paparnya.
Didi juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi para alumni MEP yang telah berkiprah di berbagai sektor dan menunjukkan kualitas unggul sebagai lulusan universitas nasional. Menurutnya, penandatanganan kerja sama ini menjadi bagian dari upaya FEB UGM dalam menjalankan continuous improvement dan memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mencetak lulusan yang adaptif, visioner, dan solutif.
Reportase: Shofi Hawa Anjani
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals