
Bagi banyak kalangan muda, kafe bukan sekadar tempat untuk menikmati kopi, melainkan juga ruang untuk belajar, bekerja, atau sekadar berkumpul bersama teman. Dengan atmosfer yang nyaman, pilihan minuman dan makanan yang beragam menjadi daya tarik tersendiri yang kini menjadikan kafe sebagai bagian dari gaya hidup.
Peluang inilah yang ditangkap oleh lima mahasiswa FEB UGM yaitu Firman Fauzi Hermanto (Manajemen 2022), Ahmad Zida Niam (Manajemen 2022), Muhamad Sukron Mahfud (Manajemen 2022), Muhammad Revelli Prana R. (Manajemen 2022), dan Ghiyats Thariq Al-Haq (Akuntansi 2022), terinspirasi mendirikan sebuah kafe dengan yang mengutamakan pengalaman pelanggan yaitu Soakin. Kafe ini menawarkan lebih dari sekadar kopi.
CEO Soakin, Firman menjelaskan nama Soakin berasal dari frasa “Soak In” yang berarti “memasuki sesuatu secara bertahap”, atau “menembus dan mempengaruhi pikiran atau perasaan.” Filosofi ini mencerminkan visi mereka untuk membangun lebih dari sekadar interaksi antara pelanggan dan kafe, tetapi juga menciptakan komunitas yang erat. Menariknya, nama Soak In juga terinspirasi dari bahasa gaul “Sokin”, yang berarti “ke sini,” sebagai ajakan hangat bagi pelanggan untuk datang dan menikmati suasana kafe, “Sokin, yuk!”
Mengedepankan Customer Experience dan Keberlanjutan
Berbeda dari kafe kebanyakan, Soakin pengalaman pelanggan atau customer experience sebagai prioritas utama. Tidak hanya menyajikan kopi berkualitas dan camilan lezat, tetapi juga menghadirkan pelayanan yang ramah, atmosfer yang mendukung kesehatan mental, serta kepedulian terhadap lingkungan. Salah satu bentuk nyata dari nilai keberlanjutan ini adalah penggunaan kemasan ramah lingkungan (eco-friendly) serta tambahan kata-kata motivasi di cup sleeve sebagai penyemangat dan pesan positif bagi pelanggan.
“Kami ingin Soakin dikenal sebagai kafe yang friendly dan relevan dengan konsumen. Kami pengen konsumen merasa ‘Ini tuh kafe gue banget!’karena mereka merasa terkoneksi, baik dari segi vibe, pelayanan, maupun produk,” jelas Firman.
Sebelum memulai bisnis, Firman dan timnya telah melakukan riset pasar untuk memahami kebiasaan mahasiswa dan civitas akademika FEB UGM dalam menikmati kopi. Dari riset ini mereka menyusun menu dan strategi harga yang sesuai dengan preferensi konsumen. Soakin menawarkan empat kategori minuman, yaitu minuman milk-based, flavoured coffee, basic coffee, dan tea-based yang beragam. Tak hanya itu, Soakin juga menawarkan pastry, seperti croissant sebagai cemilan pelengkap.
Soakin memahami bahwa target utama mereka, yaitu mahasiswa, menyukai konten yang engaging. Oleh karena itu, mereka mengembangkan strategi digital marketing yang mencakup pembuatan konten interaktif di media sosial, kampanye terkait kesehatan mental dan keberlanjutan lingkungan, serta kolaborasi dengan komunitas sekitar.
Implementasikan Ilmu Saat Kuliah dalam Bisnis
Firman mengungkapkan bahwa dalam menyusun strategi bisnis ini, ia dan tim menerapkan berbagai konsep bisnis yang mereka pelajari selama berkuliah di FEB UGM. Beberapa diantaranya, seperti Customer Journey Analysis untuk memahami interaksi pelanggan dengan bisnis, Omni-Channel Marketing untuk membangun pengalaman pelanggan yang baik di media sosial, supply chain management untuk mengelola persediaan bahan baku, hingga Kotter’s 8 Step Change Management untuk mengelola tim secara efektif.
Namun, mereka mengatasinya dengan membangun branding yang engaging, menerapkan standar operasional prosedur (SOP), serta memanfaatkan alat digital untuk manajemen jadwal dan stok.
Perjalanan membangun Soakin tidak selalu mulus. Mereka menghadapi berbagai tantangan mulai dari persaingan dengan kafe lain di sekitar kampus, manajemen operasional, hingga membagi waktu antara kuliah dan menjalankan bisnis. Untuk mengatasinya, Soakin berusaha membangun branding yang engaging, menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP), memanfaatkan beberapa alat digital untuk manajemen jadwal dan stok, serta komunikasi efektif dengan tim dalam mengatur kesibukan dan mengelola bisnis.
Laboratorium Pembelajaran
Bagi Firman dan tim, Soakin bukan hanya tentang berbisnis kopi saja, tetapi juga menjadi laboratorium pembelajaran. Mereka bereksperimen, berkembang, dan berusaha bersama membangun sesuatu yang berdampak bagi banyak orang.
Ke depannya, Firman berharap Soakin bisa menjadi lebih dari sekadar tempat ngopi dan ngobrol, tetapi juga memiliki koneksi emosional dengan pelanggan layaknya seorang sahabat.
“Kalau mereka butuh mood booster sebelum kelas pagi, tempat buat recharge di tengah hari, atau sekadar tempat buat ngobrol santai, kami ingin mereka otomatis kepikiran, ‘Ayo ke Soakin aja!’. Jadi, ke depannya Soakin tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang dan semakin dekat dengan orang-orang yang udah percaya pada brand ini,” pungkasnya.
Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals