- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2457
Unversitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan UIN Sunan Kalijaga menyelenggarakan sosialisasi pelaksanaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada jajaran kepala sekolah SMA/SMK/MA/MAK se-DIY di
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 5279
Ekonomi Indonesia pada tahun 2014 diprediksi oleh para pengamat ekonomi dari FEB UGM belum beranjak membaik dibandingkan tahun 2013. Pasalnya, tingkat inflasi diproyeksikan masih tinggi dan nilai tukar rupiah masih akan terus melemah. Hal itu disebabkan neraca perdagangan yang terus mengalami defisit sementara pemerintah dan swasta masih tersandera pada neraca pembayaran hutang jangka pendek.
"Pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan menurun, dimana deviasi dan fluktuasi lebih tinggi. Inflasi diproyeksi pada 6,5 %. Rupiah diprediksi berada dibawah harga Rp 11 ribu," kata Ekonom UGM Prof. Dr. Sri Adiningsih dalam menyampaikan pandangaan proyeksi ekonomi Indonesia pada tahun 2014, Senin (23/12) di FEB UGM.
Menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2014 dijelaskan Adiningsih karena faktor nilai investasi dan manufaktur yang mengalami penurunan. Meski tingkat konsumsi terus tumbuh, namun tidak banyak membantu. "Struktur ekonomi Indonesia lebih mengandalkan pada konsumsi dan impor. Padahal besaran makroekonomi yang terkait kondisi keuangan global masih stagnan," tambahnya.
Bahkan kondisi ekonomi diprediksikan akan lebih buruk lagi apabila agenda pelaksanaan pemilihan umum tahun depan tidak berjalan dengan baik. "Tahun depan, tahun pemilu, risiko kemerosotan pertumbuhan ekonomi sangat tinggi. Jika pemilu tidak damai, ekonomi akan jatuh," ungkapnya.
Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis ini berharap pelaksanaan pemilu tahun depan bisa berjalan aman dan damai. "Meski tahun politik, ada pengaruhnya pada perkembangan ekonomi," imbuhnya
Pelemahan nilai tukar rupiah, diakui Sri Adiningsih masih akan berlangsung lama kendati BI telah menaikkan suku bunga BI rate menjadi 7,5% dan dua paket kebijakan ekonomi yang telah digulirkan pemerintah. Yang dikhawatirkan, kata Adiningsih, cadangan devisa yang terus menurun, saat ini berada di angka 97 milyar dollar AS sementara penjualan surat berharga yang dijual pemerintah lewat pasar modal mencapai lebih dari 175 milyar dollar. "Setiap harinya pemerintah menerbitkan surat hutang Rp 1 Triliun, daya beli masyarakat terbatas, kepemilikan asing pada ekuitas sangat besar. Risikonya sangat besar sekali jika terjadi krisis di Amerika," tuturnya.
Pengamat ekonomi UGM lainnya, Prof. Dr. Insukindro, M.A., dalam kesempatan yang sama mengkritisi kebijakan BI saat ini lebih banyak pada bidang moneter dibanding fiskal. Menurutnya, BI seharusnya memperhatikan kondisi moneter dan fiskal secara bersamaan dalam menuntaskan persoalan ekonomi.
Sumber : Gusti/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2920
Untuk bisa membangun Indonesia, kekuatan mendasar yang dimiliki oleh rakyat kecil jangan sampai dilupakan. Ekonomi Indonesia tumbuh dan berkembang tidak lepas dari kekuatan ekonomi rakyat kecil. Hal ini ditegaskan oleh anggota Majelis Wali Amanat (MWA) UGM, Jendral (Purn) Luhut Binsar Panjaitan saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Membangun Ekonomi Rakyat: Terobosan Inovatif dalam Kepemimpinan dan Pengembangan Ekonomi Lokal di Auditorium MM UGM, Kamis (12/12).
Luhut mengatakan potensi Indonesia untuk maju dan berkembang sangat terbuka dengan kekayaan alam dan SDM yang melimpah. Jika berhasil memanfaatkan potensi dan peluang tersebut maka 20 tahun mendatang Indonesia akan masuk dalam 7 besar negara di ASEAN.
"Jika siap maka saat Komunitas ASEAN tahun 2015 mendatang Indonesia akan menjadi pemimpin," kata Luhut.
Selain fokus pada pertumbuhan ekonomi, Luhut berharap agar pemerintah memberi perhatian terhadap beberapa persoalan yang masih dihadapi, seperti pemerataan keadilan dan kemiskinan. Persoalan-persoalan itu bisa diatasi melalui sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Pemilu 2014 bisa menjadi salah satu tonggak untuk mencari figur pemimpin bangsa yang mampu menyelesaikan persoalan itu.
“Pemerintah harus banyak turun ke lapangan. Cari pemimpin yang berani, jujur dan punya satunya kata dengan perbuatan,”katanya.
Sementara itu Fahmi Gustiawan dari IBM mengingatkan kembali peran IT dalam membangun ekonomi rakyat. Ia memberikan contoh kasus Gubernur DKI Jakarta melalui dashboard sebagai alat pendukung kinerja. Banyak keuntungan pemanfaatan IT karena program-progam pemerintah akan terpantau dengan baik dan akuntabel karena informasi yang diterima dan didistribusikan bersifat simetris.
"Transformasi ekonomi kerakyatan akan berjalan dengan baik karena dapat termonitor tepat waktu dan sasaran," terang Fahmi.
Bupati Bangli, I Made Gianyar pada forum tersebut memberikan contoh pengembangan potensi ekonomi di wilayahnya. Melalui Gerakan Pembangunan Ekonomi Masyarakat, yang dikenal dengan istilah Gerbang E Mas, kegiatan ekonomi masyarakat Bangli fokus pada bidang agraris dan non agraris. Strategi yang dijalankan antara lain dengan penetapan pusat pertumbuhan dan klaster model.
"Di dalamnya ada sinergi pemerintah, masyarakat dan stakeholder sehingga perekonomian masyarakat berdaya saing tinggi melalui proses produksi hingga distribusi," papar alumnus UGM itu.
Sumber : Satria/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2235
Untuk mewujudkan konsep ekonomi kerakyatan tidak cukup dengan adanya political will, namun juga political commitment. Political commitment baik di tataran negara maupun perguruan tinggi termasuk UGM. Sayangnya, sampai saat ini belum ada kesepakatan tentang konsep ekonomi kerakyatan dan masih pada tataran normatif.
"Memang sudah lama disuarakan. Tapi itu saya rasa masih di tataran political will dan belum pada political commitment," papar Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.d., di sela-sela persiapan Workshop Membangun Ekonomi Rakyat: Terobosan Inovatif dalam Kepemimpinan dan Pengembangan Ekonomi Lokal di FEB UGM, Rabu (11/12).
Wihana menegaskan komitmen FEB UGM untuk meneruskan inisiatif dari konseptor ekonomi kerakyatan seperti Prof. Mubyarto dan Prof. Dibyo Prabowo. Dalam pandangan Wihana konsep ekonomi kerakyatan 'sejenak dilupakan' oleh generasi penerus baik di kalangan dosen maupun mahasiswa di FEB UGM.
"Seperti keinginan UGM agar kita bisa menjulang tinggi melalui internasionalisasi dll. Tapi tetap mengakar dan tidak tercerabut dari akar nilai-nilai budaya termasuk konsep ekonomi kerakyatan tersebut," katanya.
Senada dengan itu Ketua Dashboard Ekonomi Kerakyatan (DEK) FEB UGM, Prof. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec., Ph.D menilai ekonomi kerakyatan tidak cukup sekadar wacana tapi praktis. Untuk itu salah satunya membutuhkan aliansi strategis untuk mengembangkannya.
"Dasar pembangunan itu khan sebenarnya ekonomi kerakyatan tapi selama ini terganggu dengan adanya kapitalisme," tutur Gunawan.
Selain melalui aliansi strategis dengan beberapa lembaga seperti Karang Taruna, KNPI hingga perbankan, DEK FEB UGM juga fokus pada beberapa kegiatan seperti evaluasi kegiatan ekonomi rakyat serta penyiapan ‘kader’ pendamping masyarakat lokal untuk mengembangkan kesejahteraan.
Sementara itu salah satu panitia Dr. Bagus Santoso, M.Soc.Sc menjelaskan bahwa workshop pada Kamis (12/12) akan dihadiri sejumlah narasumber seperti Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu, Dirjen Pemberdayaan Masyarakat Desa Kemendagri, Bupati Bangli, serta MP3EI. Acara yang rencananya dibuka oleh Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc ini akan diisi oleh Jenderal (Purn) Luhut B. Pandjaitan sebagai pembicara kunci.
Sumber: Satria/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3117
Bicara mengenai pasar modal, tentunya tidak ada pihak yang lebih mengerti selain Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktur PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Direktur PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Direktur PT. Danareksa Sekuritas. Tokoh regulator dan pemain utama dalam pasar modal Indonesia hadir ke kampus FEB UGM dalam Roadshow to Campus Memperingati 36 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia (22/11).
M. Noor Rahman dari OJK membuka sesi sore itu dengan menjelaskan mengenai peran dan fungsi OJK khususnya dalam kegiatan perdagangan di pasar modal. Noor Rahman, salah satu alumni FEB UGM, menjamin bahwa OJK sangat konsen dalam meregulasi setiap kegiatan yang ada di pasar modal sehingga setiap konsumen atau investror yang melakukan transaksi akan terlindungi hak dan kewajibannya. Selain itu OJK juga menjadi pihak yang turut terlibat dalam proses mengedukasi masyarakat terkait berinvestasi di pasar modal.
Setelah menjelaskan dari segi regulasi dan birokrasi, Ito Warsito, Direktur PT. BEI, menjelaskan proses di balik dapur dari pasar modal Indonesia. Ito mengunkapkan bahwa perkembangan pasar modal di Indonesia sangatlah baik. Hal ini ditunjukan dengan aktivitas perdagangan saham yang terus meningkat dalam enam tahun terakhir. "Frekuensi perdagangan saham meningkat delapan kali lipat, volume perdagangan meningkat tiga setengah kali lipat, sedangkan value perdagangan juga meningkat tiga setengah kali lipat," papar Ito. Namun sayangnya saat ini jumlah investor asing di pasar modal Indonesia lebih dominan di banding investor dalam negeri. Ito menyebutkan bahwa pada Oktober 2013 63,5% jumlah saham yang diperdagangkan dikuasai oleh investor asing.
Pihak lain yang juga terlibat dalam transaksi bursa di pasar modal adalah KPEI. Bambang Widodo, Direktur PT. KPEI, juga menjelaskan mengenai peran lembaga yang ia pimpin dalam kelancara transaksi di pasar modal. KPEI merupakan salah satu pihak yang memegang peran penting dalam pasar modal terkait jasa kliring dan penyelesaian transaksi. KPEI juga memiliki fungsi sebagai pihak yang menjamin apabila ada anggota bursa yang tidak bisa menyelesaikan kewajibannya. Hadir pula untuk melengkapi formasi, Direktur PT. KSEI, Sulistyo Budi. Sulistyo Budi memperkenalkan fungsi KSEI sebagai pihak yang melakukan penyimpanan dan penyelesaian transaksi. "KSEI memberikan fasilitas kepada investor untuk secara aman dan periodik melihat langsung portofolio yang dimiliki," jelas Sulistyo Budi, alumni FEB UGM angkatan 1979.
Sesi diakhiri oleh pemaparan dari Direktur PT. Danareksa Sekuritas, Marciano H. Hermanz sebagai pihak yang menjadi pemain di pasar modal. Selain menjelaskan mengenai prospek berinvestasi di pasar modal Indonesia yang cenderung akan terus mengalami peningkatan, Marciano juga memaparkan pada mahasiswa mengenai peluang karir di pasar modal seperti menjadi investment analyst, product manager, underwriter, broker, dan advisory. "Pasar modal Indonesia masih membutuhkan sumber daya yang banyak dan kompeten untuk menciptakan pasar modal yang jauh lebih baik lagi," ajak Marciano kepada mahasiswa untuk bergelut dalam dunia pasar modal Indonesia.
Sumber: Nia/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3190
Bagi kalangan ekonom, fenomena kebangkitan industri keuangan syariah bukan merupakan hal yang awam. Di tengah gejolak krisis 2008 lalu industri keuangan syariah tak tergoyahkan sementara industri keuangan konvensional mulai collapse satu per satu. Di tahun 2012 sendiri Islamic Financial Services Board (IFSB) memprediksi aset industri keuangan syariah global mencapai hampir USD 1,6 trilyun dengan tingkat pertumbuhan lebih dari 30% sejak tahun 2000. Fenomena perkembangan industri keuangan syariah ini dikemukakan oleh Direktorat Pembiayaan Syariah dan Direktorat Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI dalam Kuliah Umum "Sukuk Negara Goes to Campus", (20/11).
Selain membahas besarnya potensi industri keuangan syariah, kuliah umum ini juga memperkenalkan salah satu instrumen investasi berbasis syariah yang aman dan menguntungkan yaitu Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau yang lebih dikenal dengan istilah Sukuk. Sebagai instrumen keuangan syariah, sukuk memiliki prinsip-prinsip tertentu yang melandasi penerbitannya seperti menghindari riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi). "Hal inilah yang membedakan Sukuk dengan instrumen investasi lainnya seperti obligasi, Sukuk menggunakan akad yang sesuai dengan konsep syariah seperti ijarah dan mudarabah sementara obligasi menggunakan akad berupa utang piutang," ungkap Agus P. Laksono Kepala Seksi Pelaksanaan Transaksi Direktorat Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan RI yang menjadi salah satu pembicara. Berinvestasi melalui Sukuk merupakan hal yang menguntungkan sekaligus aman karena mampu memberikan pendapatan bersifat tetap secara periodic dan pembayaran imbalan dan nilai nominal yang dijamin oleh negara.
Kahirul Aulad, Kepala Seksi Peraturan SBSN Direktorat Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI yang menjadi pembicara kedua menjelaskan mengenai manfaat penerbitan Sukuk bagi pembangunan bangsa. Sukuk negara memiliki manfaat yang besar tidak hanya bagi investor tetapi juga bagi negara karena mampu memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara dan mendorong pertumbuhan pasar keuangan syariah di dalam negeri. Pada akhirnya manfaat penerbitan Sukuk yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah pembiayaan pembangunan proyek infrastruktur dan peningkatan pelayanan umum. Kini yang menjadi pekerjaan rumah besar dalam penerbitan Sukuk adalah mensosialisasikan besarnya keuntungan investasi ini kepada masyarakat Indonesia . Meskipun merupakan populasi muslim terbesar di dunia tetapi akses masyarakat Indonesia terhadap instrumen keuangan syariahnya masih sangat minim. "Dari sekitar 218 juta umat muslim di Indonesia, jumlah nasabah perbankan syariah sendiri hanya sekitar 13,4 juta," papar Taufikur Rahman, S.E., M.B.A, dosen akuntansi FEB UGM yang menjadi pembicara ketiga. Taufik pun mengusulkan beberapa rekomendasi terkait penguatan fondasi ekonomi syariah di Indonesia seperti penguatan governance di lembaga syariah; pembentukan lembaga syariah yang independen dan kuat sebagai acuan kepatuhan syariah di Indonesia; sinergi peran OJK, Kementerian, dan BI; dan penguatan sumber daya manusia yang menunjang industri keuangan syariah melalui universitas atau riset dan penelitian terkait keuangan syariah.
Sumber: Poppy/FEB
Halaman 174 dari 217