- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2835
Bank Internasional Indonesia (BII)-Maybank berkunjung ke Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Antusiasme peserta tampak dari kehadiran lebih dari 100 orang mahasiswa sehingga sejumlah mahasiswa harus mengambil kursi sendiri dan sebagian lainnya ada yang tidak mendapatkan tempat duduk.
Acara yang bertajuk "What things you should know to start a career in banking" ini bertujuan untuk memperkenalkan dunia kerja di sektor perbankan kepada para mahasiswa.
Danang, Kepala Organization Development & Talent Management BII dan Shellawati Wahono menjelaskan sejumlah kemampuan dan karakteristik yang diperlukan untuk bekerja di dunia perbankan. Salah satu karakteristik yang dibutuhkan pada semua jenis pekerjaan dalam perbankan adalah integritas.
"Orang yang bekerja di bank harus memiliki integritas. Kalau tidak, bisnis bank tersebut tidak akan bertahan," cetus Danang.
Acara ini berlangsung dari pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB, Tim BII-Maybank meluangkan waktunya untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan para mahasiswa.
“Saya benar-benar luang pada hari ini, silakan ajukan pertanyaan yang ingin Anda tanyakan,” begitu ujarnya.
Sumber: Monica/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2512
Perusahaan non-food terbesar di dunia, Procter and Gamble (P&G) mengadakan kunjungan ke Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada pada 20 Februari 2014. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan P&G sekaligus mempromosikan acara tahunannya yang bertajiuk P&G ASEAN (ABC) Business Challenge.
"Kami percaya bahwa mahasiswa UGM merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia," ujar Rindang, Talent Practice Manager P&G Indonesia dalam penjelasan awalnya mengenai profil perusahaan.
Acara ini dihadiri oleh 100 orang mahasiswa yang memenuhi Ruang Audio-Visual FEB UGM sejak pukul 13.30. Selama 60 menit lamanya, Rindang memberikan sejumlah gambaran terkait lingkungan kerja P&G. Salah satu penjelasannya menekankan mengenai sistem kerja P&G yang fleksibel.
Setelah penjelasan mengenai profil perusahaan, para mahasiswa diperkenalkan kepada ABC. Ajang ini merupakan kesempatan bagi para mahasiswa di seluruh Indonesia dari berbagai kampus ternama seperti UGM untuk meningkatkan kemampuan kerja sama tim dan berpikir kritis dalam membuat keputusan bisnis.
Para mahasiswa mengikuti reasoning test selama 65 menit (pada 14.40 hingga 15.45) sebagai salah satu tahap dalam ABC. Tes tertulis tersebut terdiri dari 3 kelompok yang menguji kemampuan matematika dan logika mahasiswa.
Sumber: Monica/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3794
Suasana kebahagiaan yang mengelilingi University Club UGM, pada hari Kamis (19/2) . Bagaimana tidak? Sejumlah 67 lulusan yang terdiri dari 31 lulusan Jurusan Akuntansi, 7 lulusan Jurusan Ilmu Ekonomi, dan 29 lulusan Jurusan Manajemen yang telah berhasil meraih gelar Sarjana setelah menyelesaikan studi mereka di Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM . Dengan wajah yang cerah, para lulusan dan keluarganya memasuki Aula Bulaksumur untuk menghadiri Upacara Wisuda Program sarjana FEB UGM. Dimulai dengan sambutan dari Dekan, Prof Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D. Dalam sambutannya, Dekan mengumumkan 28 lulusan yang memperoleh IPK cumlaude dan lulusan dengan masa studi tercepat. Di antara 28 lulusan yang mencapai IPK tinggi, adalah Rahmatdi yang meraih IPK tertinggi 3,98. Selain itu, dua lulusan yang menyelesaikan studinya dalam periode waktu terpendek adalah Pingkan Nareswari, dari Program Sarjana Internasional (IUP), dan Dian Pertiwi, dari Program Sarjana Reguler. Mereka hanya menghabiskan 3,2 tahun belajar di FEB UGM.
Pidato Dekan diikuti oleh sambutan dari Sopian Darmi, wakil orang tua dari salah satu lulusan. Dalam sambutannya, Sopian Darmi berterima kasih kepada FEB UGM yang telah membimbing dan memberikan proses pembelajaran dan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Rahmatdi juga memberikan pidato pada acara tersebut, "Saya memberikan usaha terbaik saya untuk mendapatkan IPK terbaik sebagai bentuk rasa syukur saya kepada Tuhan dan sebagai refleksi dari cinta saya untuk keluarga saya." Yang terakhir, sertifikat lulusan terbaik diberikan kepada lulusan dari masing-masing jurusan, yaitu Rahmatdi dari Jurusan Akuntansi (3,98), Bagas Tulus Wibowo dari Jurusan Manajemen (3,61) dan Andreas Kurniawan dari jurusan Ilmu Ekonomi (3.77). Acara ditutup dengan doa dan sesi foto.
Segenap sivitas akademika FEB UGM berharap yang terbaik bagi semua lulusan program sarjana.
Sumber: Hesti/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3504
Dua dosen akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM), Singgih Wijayana, Ph.D dan Zuni Barokah, Ph.D akan menghadiri pertemuan forum peneliti akuntansi internasional The 20th Annual Midyear Meeting International Accounting Section, American Accounting Association yang berlangsung di San Antonio, Texas, Amerika Serikat pada 20 - 22 Februari 2014. Pertemuan forum bergengsi bagi para peneliti akuntansi internasional ini dihadiri oleh tokoh-tokoh akuntansi internasional, seperti Michael Wells dari International Accounting Standards Board dan Eric Hespenheide dari International Integrated Reporting Council. Selain itu, forum ini juga dihadiri oleh Mary Barth, Presiden American Accounting Association.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh International Accounting Section, American Accounting Association bekerja sama dengan International Association for Accounting Education and Research (IAAER) ini, Singgih akan mempresentasikan artikel berjudul "Convergence of Accounting Standards and the Usefulness of U.S. GAAP Reconciliations" sedangkan Zuni akan mempresentasikan artikel berjudul "Corporate Related-Party Disclosure: Empirical Evidence from the Asia-Pacific Region."
Selain mempresentasikan artikelnya, Zuni juga akan menjadi pembahas (discussant) artikel berjudul "Accounting-Based Valuation and 'Other Information' - A Simultaneous Equations Approach" yang ditulis oleh Iris Bergmann dan Wolfgang Schultze dari Universität Augsburg, Jerman.
Menanggapi hal ini, Ketua Jurusan Akuntansi FEB UGM, Mahfud Sholihin, Ph.D, merasa bangga atas prestasi kedua koleganya tersebut. "Saya merasa sangat bangga, karena dari Indonesia hanya mereka berdua yang mempresentasikan hasil penelitiannya di forum tersebut. Hal ini semakin menegaskan bahwa Jurusan Akuntansi FEB UGM merupakan Jurusan Akuntansi yang reputasinya diakui dunia," kata Solihin, Senin (17/2).
Sumber: Gusti/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3246
IBM menurunkan 12 delegasi mereka untuk turut serta dalam melaksanakan program Corporate Service Corps di Yogyakarta. Dalam sambutannya pada acara Seminar "Meningkatkan Pertumbuhan Pengusaha Muda Indonesia" di Auditorium Magister Manajemen FEB UGM pada Senin, 3 Februari 2014, Presiden Direktur IBM Indonesia, Suryo Suwignjo menjelaskan bahwa program ini merupakan bukti dari kontribusi IBM pada upaya peningkatan pertumbuhan pengusaha muda di Indonesia. Pada pelaksanaannya, IBM menggandeng Universitas Gadjah Mada bersama dengan Asosiasi Bisnis AS - ASEAN, BAPPEDA Yogyakarta, Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPTA), dan Dinas Pariwisata Yogyakarta.
Program Corporate Service Corps ini sebenarnya telah dilaksanakan sejak 2008, dengan maksud membantu IBM dalam menyediakan pengembangan kepemimpinan yang berkualitas tinggi serta penyelesaian masalah bagi masyarakat dan organisasi-organisasi di negara-negara emerging markets.
Khusus pada Universitas Gadjah Mada, 3 orang delegasi IBM ditempatkan di Entrepreneurship Corner Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Mereka adalah Alberto Benitez (Meksiko), Claudia Callegari (Argentina), dan Jibu Kumar J.B. (India). Tujuan dari penempatan ketiga IBMers ini adalah untuk mengembangkan kemampuan kewirausahaan dan juga daya-saing para mahasiswa UGM di pasar kerja baik tingkat regional maupun global. Selama lebih dari 3 minggu, keberadaan para IBMers ini lebih spesifik menyasar pada hal-hal seperti bekerja sama untuk mengembangkan daya-saing regional dan global para lulusan UGM, memperbaharui program-program fakultas di bidang bisnis dan kewirausahaan, dan mengembangkan serta memperkaya program yang ada melalui IBM SME Toolkit.
Dalam presentasinya, ketiga delegasi IBM tersebut menjelaskan bahwa IBM SME Toolkit merupakan sebuah situs jaringan mutakhir yang bertujuan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi di negara-negara underserved dan emerging markets. IBM SME Toolkit merupakan hasil kerjasama antara IBM dan International Finance Corporation (IFC) dalam mendukung usaha kecil di seluruh dunia sejak 2007.
Situs ini menyediakan akses gratis pada dasar-dasar pengetahuan bisnis, kolaborasi online, pelatihan kelas dunia, dan membantu para usaha kecil untuk 'go international' dengan menyediakan akses pasar yang terinci, investasi, dan informasi perdagangan. Selain gratis, IBM SME Toolkit juga merupakan situs yang open source, portal dengan berbagai bahasa, dan berisi sistem manajemen yang menitikberatkan peralatan teknologi kolaboratif serta pelatihan. Secara umum, IBM, IFC dan para mitra bekerja bersama untuk menyediakan bimbingan kepada para wirausaha dan usaha kecil tentang bagaimana melaksanakan praktik-praktik manajemen bisnis yang berkelanjutan, khususnya di bidang keuangan, akuntansi, bisnis internasional, pemasaran, sumberdaya manusia dan asuransi.
Lebih khusus, para IBMers mengarahkan pengembangan kewirausahaan melalui integrasi IBM SME Toolkit ke dalam Kurikulum Kewirausahaan di fakultas-fakultas yang ada.
Pada tahap awal, ketiga delegasi IBM tersebut merekomendasikan 3 pendekatan yang sebaiknya dipertimbangkan oleh UGM dalam membentuk kapabilitas dan pengembangan soft skills yang lebih kuat:
- Kolaborasi
Memfasilitasi kolaborasi sosial (misalnya blogs, forums, repositories) antar mahasiswa baik dalam mata-kuliah yang sama maupun yang berbeda, antar mahasiswa baik dalam fakultas yang sama maupun yang berbeda, serta kolaborasi antar dosen dan mahasiswa. Sasarannya adalah mempromosikan pembentukan komunitas internal, mengurangi tekanan dan ketegangan yang mungkin dialami oleh mahasiswa ketika menjalani mata-kuliah tersebut, meningkatkan jaringan di dalam dan antar fakultas, serta merumuskan dasar untuk program mentoring. Targetnya adalah para dosen dan mahasiswa UGM. - Mentoring
Pelaksanaan program-program mentoring formal antar mahasiswa di fakultas yang sama, mahasiswa antar fakultas, serta antar dosen dan mahasiswa. Tujuan pelaksanaan program mentoring adalah untuk mengembangkan core dan soft skills, mengurangi tekanan dan ketegangan yang mungkin dialami oleh mahasiswa ketika menjalani matakuliah tersebut, meningkatkan network di dalam dan antar fakultas, merasakan perbedaan budaya, dan menjadi kian handal melalui proses pembelajaran. Target program mentoring ini adalah para dosen dan mahasiswa UGM. - Motivasi
Artikulasi dari kegiatan-kegiatan motivasi tambahan, misalnya melalui sesi-sesi 'Lessons learned' (mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan), dan 'Hall of Fame' para lulusan kelas-kelas Kewirausahaan yang telah sukses. Tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi, menjaga tingkat kehadiran kuliah, meningkat soft skills mahasiswa, memperkaya jaringan, dan pengarahan melalui contoh-contoh. Target program mentoring ini adalah para mahasiswa UGM.
Lebih lanjut, ketiga delegasi IBM ini juga akan melakukan kunjungan di kelas-kelas Kewirausahaan, wawancara dengan para mahasiswa di kelas tersebut, membuat pengukuran pengembangan yang telah dibuat pada kurikulum Kewirausahaan selama keberadaan mereka di UGM.
Sumber: Kantor Pubilkasi FEB UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3202
Akses keuangan menjadi masalah cukup mengganggu kelangsungan bisnis yang menyangkut para pengusaha mikro. Karena dari survei yang dilakukan di tahun 2011 menunjukkan kurang dari 20 persen masyarakat Indonesia yang memiliki akses ke bank untuk kredit.
Menurut Abdul Jabir Uksim, keterpurukan ekonomi negara-negara berkembang lebih disebabkan ketidakmampuan dalam menumbuhkan lembaga permodalan yang khas untuk usaha mikro. Padahal berdasar data Koperasi dan SIUP (Surat Ijin Usaha dan Perdagangan) di tahun 2013, penggiat ekonomi mikro di Indonesia mencapai 98,78 persen dengan omset 300 juta pertahun atau 25 juta per bulan.
"Permodalannya dari mana, mereka bisa berkembang seperti apa, bila dibiarkan seperti itu akan terus menerus pada posisi mikro dan kecil, terus kapan ke menengah atau apa. Inilah yang menjadi keprihatinan", ujar Ketua Umum Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) dalam Seminar Ekonomika Kerakyatan bertema: Membangun Ekonomi Menuju Desa Mandiri "Kredit Mikro Memajukan Ekonomi Rakyat" di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Selasa (21/1).
Pengusaha mikro, kata Abdul Jabir Uksim, perlu akses informasi, public services, administrasi birokrasi, input output market, teknologi, network dan finance. Dari semua itu, finance menjadi hal yang paling penting karena yang lain akan berkembang sesuai dengan skala usaha yang dibutuhkan.
"Aspek finance inilah yang menyebabkan pertumbuhan, bisa memunculkan penyuluhan dan bimbingan untuk petani misalnya, dari on-farm dan of-farm nya hingga memiliki nilai tambah yang terbesar," paparnya.
Abdul Jabir Uksim berpendapat untuk mempermudah akses terhadap lembaga keuangan, perlu dibentuk lembaga keuangan mikro. Agar memenuhi kebutuhan masyarakat, maka dalam masyarakat petani misalnya perlu dikumpulkan untuk dibentuk lembaga hukum mirip koperasi. Dengan semacam koperasi, inilah mereka mendapatkan pelatihan, sertifikasi dan channel pembiayaan.
"Kita punya tiga sumber akses pembiayaan awal melalui induk Koperasi, Amanah Centura Syariah, dan lembaga micro finance. Tiga lembaga ini yang biasanya menginkubasi awal, yang nantinya akan memberikan capacity building, pelatihan-pelatihan, sistem pendampingan yang diharapkan bisa menjadikan mereka mandiri", ungkapnya.
Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D, Wakil dekan Bidang Perencanaan dan Sistem Informasi FEB UGM mengungkapkan meski sudah berusaha keras, namun karena keterbatasan komunikasi dan faktor ego menjadikan semua yang dilakukan pengusaha mikro tidak sambung. Karena itu perlu inisiatif-inisiatif untuk memajukan diri, keluarga dan masyarakat.
"Marilah faktor-faktor ego yang menghambat kita kalahkan, yang lebih penting adalah bagaimana inisitif-inisiatif yang ada di masyarakat kita, petani, mikro bisnis supaya bisa bekerjasama dan guyub dalam membangun desa, kecamatan, kabupaten, bangun Jogja dan pada akhirnya membangun Indonesia", katanya.
Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat menambahkan kunci keberhasilan pembangunan nasional adalah pada pengelolaan keuangan. Orang membangun harus bekerja memperoleh pendapatan yang pada akhirnya menghidupi dirinya sendiri. "Bekerja untuk menabung, tabungan itu dikelola oleh lembaga keuangan dan sekian lama bangsa Indonesia terlena, bahwa pembangunan yang sesungguhnya itu dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat", tambahnya.
Sumber: Agung/UGM
Halaman 145 dari 190