- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4436
Menindaklanjuti acara Workshop "Pemimpin Masa Depan Yang Visioner: Membangun Kader Pemimpin Berjiwa Entrepreneur dan Wawasan Kebangsaan", pada 12 Desember 2012 yang diresmikan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, disaksikan oleh Rektor UGM Prof.Pratikno, Jenderal (Purn.) Luhut Pandjaitan, Anggota Majelis Wali Amanah UGM, dan Dekan FEB UGM di auditorium MM UGM Yogyakarta, maka dibentuklah Dashboard Ekonomika Kerakyatan (DEK) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.
DEK akan mewujudkan Konsep Ekonomi Kerakyatan dalam Realita dengan Percontohan Pembangunan Komunitas Kecamatan, One Village One Product, One Village One Corporation. DEK memiliki visi memajukan kesejahteraan umum sebagaimana tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mewujudkan visi tersebut, DEK memiliki lima langkah yang nantinya diterjemahkan dalam program-program DEK. Lima langkah DEK ini adalah: research and development, advokasi dan sosialisasi, training, consulting, dan reporting.
DEK menyadari bahwa pencapaian visi dan pelaksanaan program memerlukan pendamping masyarakat yang kompeten. Pendamping dan pelatih masyarakat ini disebut dengan Kader Bangsa Wirausaha (KBW), yaitu kader atau pemimpin yang memiliki jiwa kebangsaan dan entrepreneurship. Kompetensi KBW terdiri atas enam prinsip yaitu: replikasi local leader, paham potensi daerah, memiliki usaha produktif bersama, memiliki lembaga pengelola keuangan, adanya komunikasi dan silahturahmi, serta menjaga keberlanjutan kegiatan pasca program dengan updating database. Kredo ini disebut Gerakan Nasional Pemberdayaan Masyarakat-165. Satu Visi, Enam Prinsip, Lima Langkah. Kredo ini mengingatkan kita kepada hari lahir Pancasila, 1 Juni 1945 (165).
Pada saat ini, DEK telah menyusun program-program seperti: seminar dan workshop bulanan yang akan dihadiri oleh pembicara-narasumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing seperti Begug Purnomosidi, Luhut B. Pandjaitan, Agus Widjojo, Prof.Totok Mardikanto, Prof. Dr. Abdul Halim, Dr. Bagus Santoso, Dr. Hargo Utomo, Dr. Edhie Purnawan, Prof. Dr. Sri Adiningsih, Dr. Tony Prasetiantono, serta para praktisi pemberdayaan masyarakat di tingkat kecamatan dan desa. Selanjutnya, seminar/workshop ini direncakan diadakah pada hari Selasa minggu kedua setiap bulannya di ruang Audio Visual FEB UGM. Di samping itu, training dengan tema leadership, wawasan kebangsaan dan entrepreneurship akan diadakan oleh DEK setiap tiga bulan sekali. Pada akhir periode, DEK akan meluncurkan laporan kegiatan dan evaluasi program dalam setahun agar dapat diketahui oleh masyarakat luas.
Seluruh program ini diharapkan dapat membentuk kader, pemimpin, yang berjiwa kebangsaan dan entrepreneurship yang dapat mendampingi dan melatih masyarakat sehingga kesejahteraan umum bagi rakyat Indonesia dapat tercapai.
Pada Bulan April ini Seminar Bulanan Ekonomika Kerakyatan mengambil tema "Membangun Ekonomi Menuju Desa Mandiri". Seminar yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Gunawan Sumodiningrat, M.Ec. ini akan membahas mengenai tiga subtema utama, yaitu "Skema One Village One Product Sebagai Langkah Menuju Desa Mandiri" oleh Dr. Bagus Santoso, "Pemasaran dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia dalam Pemandirian Desa" oleh Dr. Hargo Utomo, dan "Keuangan Daerah Sebagai Stimulan Pembangunan Desa Mandiri" oleh Prof. Abdul Halim.
Para peserta yang hadir merupakan perwakilan dari para akademisi, pemerintah, perwakilan Badan Pemberdayaan Masyarakat, koperasi dan pendamping PNPM dari berbagai daerah, para usahawan, serta masyarakat dan tim penyuluh lapangan. Diharapkan pada seminar kali ini para peserta akan mendapatkan pemahaman mengenai pentingnya pembangunan pedesaan dan pertanian, faktor- faktor yang mempengaruhi, serta langkah-langkah yang akan diterapkan menuju desa mandiri.
Sumber: DEK/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3934
Universitas Gadjah Mada (UGM) meraih nilai A dari Program Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT), Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) yang dirilis akhir Februari lalu. Dari daftar delapan Perguruan Tinggi (PT) yang mendapat akreditasi A, UGM merupakan salah satu dari delapan perguruan tinggi yang mendapatkan nilai A. UGM berhasil memperoleh nilai 378 dari maksimal 400. Sedangkan IPB meraih nilai 375 dan ITB dengan nilai 370. Seperti diketahui, dari 30 Perguruan Tinggi se-Indonesia yang telah diakreditasi AIPT, delapan PT mendapatkan nilai A, 20 PT mendapatkan nilai B sedangkan dua PT sisanya mendapatkan akreditasi C. Delapan PT yang mendapat nilai akreditasi A yakni, UGM, IPB, ITB, UI, UNHAS, UII, UMY, dan Univ.Muhammadiyah Malang.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Iwan Dwi Prahasto, M.Med.Sc., Ph.D., mengatakan hasil akreditasi institusi tersebut bukanlah tujuan akhir UGM. Nilai yang didapatkan UGM mengindikasikan bahwa proses peningkatan kualitas yang terus menerus dilakukan UGM membuahkan hasil positif. "Proses tersebut akan terus dilakukan secara lebih sistematis sehingga terjadi perbaikan secara kontinyu", kata Iwan di ruang kerjanya, Rabu (3/4).
Menurut Iwan untuk meraih Akreditasi A tidak mudah karena ada berbagai aspek penting yang dinilai, seperti ketercapaian visi-misi, tujuan dan sasaran, tata pamong, pengelolaan dan penjaminan mutu, mahasiswa dan lulusan, sumberdaya manusia, kurikulum, pembiayaan, sarana prasarana, sistem informasi, penelitian, kerja sama serta pengabdian kepada masyarakat. Oleh karenanya dibutuhkan komitmen kuat berbagai pihak, pada tingkat universitas maupun unit-unit, tidak hanya pada level pimpinan melainkan juga karyawan operasional. "Program peningkatan kualitas tidak akan berhasil tanpa kerja keras mereka semua," imbuhnya.
Hal penting lainnya terkait dengan penilaian yang dilakukan AIPT dari borang yang dilaporkan UGM kepada tim asesor diantaranya adalah model pembiayaan pendidikan yang diterapkan UGM bagi mahasiswa kurang mampu secara ekonomi. "UGM memiliki 150 jenis beasiswa untuk meningkatkan aksesabilitas terhadap pendidikan tinggi bagi mahasiswa kurang mampu secara ekonomi namun berprestasi secara akademik," katanya.
Dari total sekitar 58 ribu mahasiswa, UGM memiliki dosen tetap sebanyak 2.080 orang belum termasuk dosen honorer yang berjumlah 400an orang. "Lebih dari 38 persen dosen UGM bergelar doktor," katanya seraya menambahkan jumlah guru besar mencapai 300an orang.
Perolehan nilai akreditasi yang memuaskan ini sekaligus juga menjadi penyemangat UGM dalam meraih akreditasi internasional. Proses peningkatan kualitas secara berkesinambungan telah diterapkan oleh berbagai unit di lingkungan UGM. Pengakuan oleh lembaga internasional bereputasi tinggi telah diterima, misalnya oleh Program studi S1 Kimia UGM berhasil menjadi program studi pertama di UGM yang mendapatkan akreditasi internasional dari the Royal Society of Chemistry (RSC), London, England. RSC adalah organisasi internasional terbesar di Eropa yang berbasis di Cambridge, London, Inggris. Fakultas lain juga tengah berusaha keras untuk mendapatkan pengakuan internasionalnya. Jurusan Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM saat ini tengah memasuki tahapan akhir yang sangat penting dalam rangka proses akreditasi dari Association to Advance Collegiate School of Business (AACSB). "Jika proses tersebut berhasil dengan baik maka UGM akan menjadi universitas pertama di Indonesia yang jurusan Manajemen dan Akuntansinya terakreditasi oleh AACSB," pungkasnya.
Sumber: Gusti/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2503
Tanggal 2 April menjadi hari bersejarah bagi anggota jejaring Program Pascasarjana Bisnis dan Ekonomika di negara-negara ASEAN dan Cina, pasalnya Selasa (2/4/13) diluncurkan ASEAN + China Business and Economics Network di Yogyakarta, Indonesia. Peluncuran ini bertepatan dengan diselenggarakannya pertemuan tahunan ASEAN Graduate Business and Economics Program (AGBEP) ke-13 dengan tuan rumah Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada pada tanggal 2-3 April 2013.
Pembentukan jejaring baru ini diajukan oleh ASEAN Foundation (AF) dan pemerintah Cina.dengan menggandeng UGM (sebagai salah satu anggota ASEAN University Network-red). Jejaring ini dibentuk sebagai upaya untuk mengantisipasi secara proaktif dan interaktif pergeseran komunitas global dan regional dari Amerika ke Asia. Ini memberikan pengaruh positif bagi terwujudnya ASEAN Community 2020. ASEAN Community 2020 terdiri dari 3 pilar, yaitu ASEAN Economic Community (AEC), ASEAN Security Community (ASC), ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC). Tahun 2015 ditargetkan untuk dapat terwujud pilar pertama, yakni AEC. AEC akan membentuk kawasan ASEAN menjadi kawasan bebas aliran barang, jasa, investasi, tenaga ahli dan modal. Jejaring kerjasama baru ini diharapkan juga dapat mempersiapkan negara-negara anggota dalam menghadapi tantangan dan kesempatan baru AEC 2015.
Acara peluncuran yang bertempat di Ndalem Notorahardjan Yogyakarta ini dihadiri oleh Dr. Makarim Wibisono (AF Executive Director), I Gede Ngurah Swajaya (Indonesian Permanent Representative to ASEAN), Prof. Nantana Gajaseni (AUN Executive Director), Dr. Brian C. Gozun (AGBEP Chairperson), Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. (Rektor UGM) beserta jajaran Wakil Rektor, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Ph.D (Dekan FEB) beserta segenap Wakil Dekan dan Ketua Program Studi di lingkungan FEB, perwakilan anggota AGBEP, penyaji makalah, pengamat dan tamu undangan.
Dengan diluncurkannya jejaring baru ini diharapkan dapat direalisasikan kegiatan terkait dengan mobilitas staf, mahasiswa, kerjasama riset akademik, kompilasi kasus bisnis ASEAN melalui kontribusi nyata "Triple Hellix": Academician, Business (Industry), Government (ABG) yang dimotori oleh anggota AGBEP + leading Chinese Business and Economics School.
Sebagai acara lanjutan, pertemuan tahunan AGBEP dibuka secara resmi di Auditorium Djarum Foundation FEB UGM tanggal 3 April 2013. Pertemuan ini beragendakan Doctoral Colloquium, Sharing Session: Business Cases Compilation, IFRS, AEC & Property Economic and Valuation. Pada kesempatan ini pula dilakukan serah terima sekretatiat AGBEP dari De LaSalle, Filipina kepada FEB UGM.
Sumber: Nia/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 6748
UGM memberi sebanyak 18 persen mahasiswa baru penjaringan tahun 2013 kuliah gratis. Mereka terutama berasal dari keluarga kurang mampu yang berhasil lolos dari berbagai macam seleksi, bisa melalui pola seleksi SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan Ujian Mandiri UGM.
"Kita akan memberikan itu untuk mereka dari keluarga kurang mampu, program ini nantinya kan didukung Anggaran UGM dan CSR dari berbagai lembaga luar," ungkap Rektor, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc di ruang sidang pimpinan, Jum'at (22/3).
Dihadapan wartawan yang tergabung dalam Fortakgama, Rektor mengatakan diluar pemberian beasiswa tersebut, UGM masih akan mengucurkan beasiswa bentuk lain sebesar 27 persen. Beasiswa ini tidak mengcover semua biaya, namun sebagian dari biaya kuliah di UGM.
"Jadi kurang lebih 45 persen mahasiswa UGM tahun 2013 akan menerima subsidi beasiswa," katanya.
Terkait pola penerimaan mahasiswa baru, Rektor menjelaskan UGM tetap mengacu pola kebijakan nasional. Apapun pola seleksi, SNMPTN, SBMPTN dan Ujian Mandiri, UGM tetap concern menjaring mahasiswa berdasar kualitas, merepresentasikan sebaran wilayah dan sebaran status sosial.
"Sehingga bukan hanya untuk mereka yang berada di Jogja dan sekitarnya dan bukan hanya untuk mereka yang kaya-kaya," jelasnya.
Rektor menuturkan untuk penerimaan mahasiswa baru tahun ini, UGM memberikan perhatian yang besar terhadap pola sebaran 3T, yaitu mereka yang berada di wilayah terdepan, terluar, dan terbelakang. UGM akan terus mendorong hal itu, sekaligus mempromosikan agar mampu menggaet struktur sosial ekonomi yang beragam.
"Kita tahun ini akan menerima sebanyak 6.646 mahasiswa baru dengan perbandingan SNMPTN, SBMPTN dan UM UGM, 50 : 30 : 20," imbuhnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D mengakui banyak SMA/SMK/MAN yang pada akhirnya tidak mengikuti pola seleksi SNMPTN, karena belum terdaftar di Pangkalan Data Sekolah dan siswa (PDSS). Meski begitu, mereka masih memiliki kesempatan mengikuti seleksi melalui pola SBMPTN dan UM UGM.
Terkait SBMPTN ini, katanya, semua di tentukan oleh hasil tes tertulis bukan nilai rapor. Mereka yang mengikuti seleksi mahasiswa baru pola ini boleh memilih 3 (tiga) program studi dimana saja. “Mereka yang dari IPS boleh memilih IPA atau sebaliknya, untuk pendaftaran online dimulai tanggal 13 Mei dan ujian tertulis akan dilaksanakan tanggal 18-19 Juni 2013,” terangnya.
Sumber: Agung/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3144
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) menyelenggarakan acara Serah Terima, Peresmian dan Talk Show: "Energizing Asia: Menjadi Pemimpin Bisnis Energi pada 2025". Acara diselenggarakan di Auditorium Djarum
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4144
Meski pemilu baru akan dilaksanakan tahun depan, awal tahun 2013 sudah dipenuhi berbagai isu politik yang menghangat. Berbagai isu politik yang mencuat menandakan Indonesia mulai masuk ke dalam tahun politik.
Ekonom senior FEB UGM, Prof. Dr. Sri Adiningsih memperkirakan ekonomi global masih akan melemah. Pelemahan ekonomi dan ketidak pastian ekonomi global tersebut dinilai memberikan dampak negatif bagi ekonomi Indonesia.
"Faktor internasional yang menekan ekonomi melalui perdagangan, investasi asing maupun pasar keuangan, serta kondisi domestik yang kurang memberikan dukungan iklim yang kondusif bagi bisnis dan investasi tentu memberikan tekanan yang berat pada stabilitas ekonomi makro serta pertumbuhan ekonomi," katanya, Kamis (14/3), di Auditorium Djarum Pertamina Tower, FEB UGM saat berlangsung Indonesia Economic Review and Outlook (IERO) dalam diskusi bertajuk Ekonomi dan Keuangan Menyambut Tahun Politik Yang Diawali Dengan Kisruh Investasi Emas.
Membahas ekonomi makro Indonesia dan proyeksi ekonomi ke depan, Adiningsih memprediksi ekonomi Indonesia belum akan segera membaik. Inflasi diperkirakan akan meningkat, volatilitas rupiah masih akan besar, dan pertumbuhan ekonomi belum akan segera meningkat signifikan.
"Oleh karena itu otoritas ekonomi diharapkan tetap fokus menjaga stabilitas ekonomi makro serta memberikan berbagai dukungan ataupun stimulus yang diperlukan bisnis dan dunia usaha, agar stabilitas ekonomi terjaga dengan baik dan pertumbuhan ekonomi tidak kepangkas lagi," jelasnya.
Sementara itu, meski telah didahului kegaduhan politik, Ekonom Dr. Tony Prasentiantono, M.Sc tidak percaya bila anggota dewan terpilih nanti mampu memberi pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sebab investasi, sistim perbankan, nilai tukar dan faktor-faktor ekonomi lain yang mempu memberi pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sumber: Agung/UGM
Halaman 148 dari 182