Rahasia Sukses Amanda Divanty Kelola 6 Bisnis di Usia Muda
- Detail
- Ditulis oleh Najwah
- Kategori: Sudut Mahasiswa
- Dilihat: 15
Siapa bilang mahasiswa tidak bisa menjadi pengusaha sukses? Amanda Divanty, mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM angkatan 2022, berhasil membuktikan usia muda bukan menjadi penghalang untuk menggapai kesuksesan berbisnis. Dengan kegigihan untuk terus mencoba dan menghadapi berbagai tantangan bisa mengantarkannya sukses mengelola enam bisnis di berbagai bidang hingga sekarang.
Awal Bangun Bisnis
Amanda memulai bisnis pertamanya yang bergerak di bidang fotografi yakni Porto Photo, saat berada di semester tiga, pada tahun 2023, bersama dua rekan dari program studi yang sama. Porto Photo (@portophoto.id) merupakan layanan self photo studio dan photobooth acara yang menyediakan layanan foto berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Porto Studio memiliki studio offline yang terletak di daerah pogung. Kesuksesan bisnis ini pun membuka jalan bagi Amanda untuk merambah ke bidang FnB.
Tak berhenti disitu, Amanda mulai merambah bisnis di bidang kuliner (FnB) yaitu Cherries Bites (@cheeries.bites) yang menawarkan brownies, chiffon cake, dan creamy sago secara online. Selanjutnya, Amanda juga menjalankan usaha Paspa (@paspa.yk) yang menjual Pasta dan Zuppa di toko offline yang berlokasi di daerah Condongcatur. Mentaikudimsum (@mentaikudimsum) yang berfokus pada dimsum mentai di daerah yang sama. Selain itu, Amanda juga mendapatkan hibah EB Cafe untuk mengelola Milkymoo, usaha yang menjual produk susu, es krim, dan egg waffle, yang rencananya akan segera beroperasi di Kantin EB. Terakhir, Pisang Saji, yang sedang dalam tahap persiapan dan akan diluncurkan di depan GOR UNY pada akhir Januari 2025.
Berhasil membuka enam bisnis di usia muda, Amanda mengaku jika motivasinya berwirausaha muncul dari pengalaman masa kecil melihat orang tuanya mengelola usaha FnB. Sejak Sekolah Dasar (SD), Amanda sudah sering mencoba berjualan alat tulis, slime, hingga frozen food. Berawal dari coba-coba, lama-kelamaan Amanda merasa nyaman karena ia dapat mengisi waktu luangnya dengan menciptakan produk yang menghasilkan.
Selama menjalankan bisnis bersama rekan, Amanda percaya bahwa keberhasilan bisnisnya dipengaruhi oleh kecocokan tim. “Dari rekan yang tepat, kita dapat belajar banyak hal. Jika dulu saya tidak bertemu dengan mereka, mungkin saya tidak sampai di titik ini,” ujar mahasiswa angkatan 2022 ini.
Pantang Menyerah
Sebagai wirausahawan, Amanda seringkali menghadapi berbagai tantangan bisnis. Meskipun begitu, ia pantang menyerah. Baginya, tantangan yang datang hanya perlu dihadapi dengan terus melakukan yang terbaik dan terus belajar. Kemudian, dalam mengatur kesibukan antara kuliah dan usaha, ia menggunakan to do list. Dengan membuat to do list yang detail dan berdasarkan skala prioritas.
Dalam menjalankan bisnisnya, Amanda juga mendapatkan dukungan yang besar dari keluarga, teman dekat, dan lingkungan perkuliahan di FEB UGM. Menurutnya, teman-teman di FEB UGM yang sangat suportif dan memiliki etos kerja yang tinggi sehingga mendorongnya untuk berani mencoba. Mata kuliah yang ia dapatkan pun turut membantunya dalam hal pemasaran dan operasional usaha.
“Dahulu, saya kira wirausaha itu hanya buat produk dan dijual begitu saja, tetapi setelah belajar di FEB UGM, saya jadi tahu kalau banyak aspek lain yang perlu diperhatikan, mulai dari manajemen manusianya, keuangan, hingga aspek pemasaran agar brand kita bisa dikenal di masyarakat,” ujar Amanda.
Kedepannya, Amanda ingin menjadi wirausaha dan terus mengembangkan bisnis. Meskipun menemukan banyak tantangan dan ketidakpastian, ia tetap merasa nyaman dalam menjalaninya. Dengan berbisnis ia juga merasa bisa berkontribusi dalam memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Tips Awal Berbisnis
Lalu bagaimana bagi mahasiswa yang ingin memulai bisnis? Amanda berpesan kepada mahasiswa yang ingin memulai bisnis agar tidak takut mencoba. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai bisnis yang ingin dimulai. Kemudian, tanamkan prinsip bahwa kesempurnaan tidak harus dicapai pada langkah pertama, seiring berjalannya waktu terus belajar untuk menyempurnakannya. Tidak kalah penting, jangan terlalu memikirkan perkataan orang lain.
“If you wanna go fast go alone, if you wanna go far go together,” tutupnya.
Reportase: Najwah Ariella Puteri
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals