FEB UGM Perkuat Langkah Dukung Ekonomi Sirkular Melalui Pengelolaan Sampah
- Detail
- Ditulis oleh Kurnia
- Kategori: Berita
- Dilihat: 1486
Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM dengan misi barunya berkomitmen mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG). Dukungan tersebut diwujudkan dalam berbagai kegiatan pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.
Salah langkah yang diambil FEB UGM adalah mengarahkan seluruh kegiatan tri dharma untuk mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Kegiatan tersebut termasuk dalam tujuan pembangunan berkelanjutan khususnya poin 12 yaitu bentuk tanggung jawab atas konsumsi dan produksi yang telah dilakukan. Hal ini dikarenakan sampah yang dihasilkan antara lain dari sisa proses konsumsi yang selanjutnya dari hasil pengolahan sampah tersebut dapat diterapkan praktik ekonomi sirkular yang ramah lingkungan melalui prinsip berkelanjutan.
Dekan FEB UGM, Prof. Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., AK., CA., menyampaikan FEB UGM telah meluncurkan program-program inovatif untuk mendorong kesadaran dan partisipasi mahasiswa, dosen, serta staf profesionalnya untuk mewujudkan ekonomi hijau di kampus. Salah satu inisiatif yang diambil untuk mendukung pembangunan ekonomi hijau adalah menerapkan budaya berkelanjutan melalui pengelolaan sampah di lingkungan kampus.
Beragam strategi pengelolaan sampah telah berhasil diimplementasikan untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan. Program-program yang ada tidak hanya berfokus pada upaya pengurangan sampah, tetapi juga pada pemanfaatan kembali sampah sebagai sumber daya ekonomi yang bernilai.
"FEB UGM mengembangkan program-program inovatif dalam pengelolaan sampah sebagai langkah nyata dalam mendukung aspek keberlanjutan. Langkah-langkah yang diambil adalah bagian dari komitmen kami untuk menerapkan budaya berkelanjutan dan menciptakan perubahan positif yang dimulai dari lingkungan kampus dan memiliki societal impact bagi masyarakat," paparnya.
Beberapa program strategis yang telah berhasil diimplementasikan terkait pengelolaan sampah di FEB UGM antara lain mengolah sampah organik menjadi pupuk yang dimanfaatkan untuk pembuatan biopori di lingkungan kampus. Selain itu, FEB UGM juga mendorong pengurangan penggunaan sampah plastik dengan menggalakkan penggunaan termos air minum pribadi (tumbler) bagi warganya dan menyediakan air minum isi ulang gratis melalui water fountain. Kebijakan ini sejalan dengan semangat untuk menekan limbah plastik dari konsumsi botol minuman dalam kemasan yang sulit terurai dan merusak lingkungan. Anjuran penggunaan tumbler ini didukung dengan adanya fasilitas water fountain dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) UGM.
Saat ini FEB UGM memang belum sepenuhnya lepas dari penggunaan plastik dalam aktivitas kampusnya. Meskipun demikian, sejumlah langkah konkret telah diterapkan untuk mengelola sampah plastik yang dihasilkan, salah satunya melalui gerakan memilah sampah menurut jenisnya. Melalui gerakan tersebut pengelolaan sampah di kampus menjadi lebih efektif. Mahasiswa, dosen, serta staf profesional di FEB UGM didorong untuk memisahkan sampah organik, non-organik, dan sampah daur ulang. Sampah organik yang ada diolah menjadi pupuk, sedangkan sampah anorganik termasuk sampah plastik yang bisa didaur ulang dikumpulkan untuk dijual kembali yang hasilnya digunakan untuk mendukung kegiatan sosial di lingkungan kampus.
Langkah inovatif lain yang dilakukan oleh FEB UGM adalah mengelola limbah makanan dari kantin kampus untuk digunakan sebagai pakan ternak. Limbah dari kantin tersebut diolah menjadi pakan untuk ternak ikan dan unggas sivitas FEB UGM. Upaya tersebut merupakan langkah yang mampu menciptakan nilai tambah dari produk yang sebelumnya dianggap sebagai limbah menjadi sesuatu yang berdaya dan bernilai guna.
Dukungan Sivitas dan Staf Profesional FEB UGM
Langkah-langkah yang dilakukan FEB UGM ini mendapatkan dukungan positif dari mahasiswa dan staf kampus. Salah satunya dari Dosen Departemen Manajemen, R. Muhammad Fajri, S.E., MBA. Menurutnya, FEB UGM telah melakukan strategi cukup memadai untuk mengurangi timbulan sampah anorganik dan mengolah sampah organik. Pengelolaan sampah organik yang dilakukan sudah memadai dengan mengolah sampah taman dan limbah makanan menjadi pupuk.
Terkait sampah anorganik, Fajri menilai positif budaya penggunaan tumbler yang dikenalkan di FEB UGM dalam beberapa tahun terakhir. Dengan penggunaan tumbler cukup mengurangi limbah kemasan minuman siap minum dan air minum dalam kemasan. Penyediaan water fountain juga mencegah adanya penggunaan wadah sekali pakai yang tidak perlu.
"Penyediaan konsumsi di FEB UGM juga sudah mulai mengurangi kemasan kotak. Meski demikian, masih diperlukan upaya untuk menekan penggunaan kemasan sekali pakai di kantin maupun kafe di FEB salah satunya dengan menggunakan kemasan ramah lingkungan," urainya.
Sementara, Akbar Rahul Muafan, mahasiswa Prodi Manajemen merasakan dampak positif dari gerakan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pihak kampus. Salah satunya dengan program pemilahan sampah menjadikan kampus lebih bersih, nyaman, dan ramah lingkungan.
"Dengan pengolahan sampah ini banyak manfaatnya, salah satunya tidak ada sampah yang menumpuk dan ini menjadi salah satu privilege bagi mahasiswa FEB UGM. Pastinya ini juga sesuai dengan keberlanjutan yang ingin dikembangkan dan diimplementasikan oleh FEB UGM," ungkap mahasiswa angkatan 2020 ini.
Ia pun berharap kedepan kesadaran mahasiswa untuk turut berpartisipasi secara aktif mendukung kebijakan fakultas dalam pengelolaan sampah dapat meningkat. Dengan demikian dapat mendukung terwujudnya lingkungan kampus yang bersih dan berkelanjutan.
Rizqi Akhyar Prasetya, mahasiswa Prodi Ilmu Ekonomi angkatan 2021, turut berbagi pengalamannya terkait langkah FEB dalam mendorong penggunaan tumbler sebagai bagian dari upaya pengelolaan sampah di kampus. Menurutnya, dengan anjuran penggunaan tumbler berkontribusi nyata dalam mengurangi konsumsi atau penggunaan botol plastik sehingga dapat menurunkan jumlah sampah plastik.
"Meski tidak dirasakan secara langsung, tetapi saya yakin hal tersebut secara bertahap dapat membuat lingkungan menjadi lebih bersih. Secara keseluruhan, saya benar-benar mendukung program ini untuk terus digencarkan ke masyarakat yang lebih luas," tambah Rizqi.
Hal senada turut diungkapkan oleh DIan Asmara Djati, S.S., staf profesional FEB UGM. Dalam pandangannya, upaya FEB UGM untuk mengurangi penggunaan plastik merupakan langkah yang sangat bagus. Hal tersebut mendorong perubahan positif terhadap perilaku atau gaya hidup civitas akademika dan staf profesional di FEB UGM.
"Kedepan masih perlu kampanye untuk 'pilah sampahmu' sehingga setiap individu di FEB UGM memahami kemana harus membuang sampahnya," imbuhnya.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum