Cara Self Love Agar Hidup Lebih Bahagia
- Detail
- Ditulis oleh Orien
- Kategori: Berita
- Dilihat: 129
Istilah self-love atau mencintai diri sendiri kerap dibicarakan sebagai kunci menuju kesejahteraan dan kebahagiaan pribadi. Psikolog Career and Student Development Unit (CSDU), Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Anisa Yuliandri, S.Psi., M.Psi., Psikolog., mengatakan self love merupakan penerimaan diri yang mendalam dan tanpa syarat. Hal ini melibatkan pengakuan atas nilai diri, perlakuan baik terhadap diri sendiri, serta memprioritaskan kesejahteraan pribadi.
"Self-love sering disalahpahami sebagai egoisme atau narsisme. Padahal, ini adalah bentuk penghargaan diri yang sehat dan sangat penting untuk mendukung stabilitas mental serta emosional," jelasnya, Kamis (16/1/2025) di FEB UGM.
Anisa menjelaskan bahwa self-love erat kaitannya dengan self-compassion atau welas asih diri, yaitu sikap kebaikan dan perhatian terhadap diri sendiri saat menghadapi kesulitan dalam hidup. Dengan menerapkan self-compassion, berarti individu belajar menerima kegagalan maupun kekurangan diri yang menjadi bagian dari setiap kehidupan seseorang. Dengan begitu diharapkan seseorang dapat berbaik hati pada diri sendiri.
Lebih lanjut Anisa menyampaikan self-compassion mencakup tiga komponen utama. Komponen tersebut adalah self-kindness (bersikap lembut pada diri sendiri), common humanity (kesadaran bahwa kegagalan adalah pengalaman manusiawi), dan mindfulness (berfokus pada saat ini tanpa menyangkal atau menghindarinya).
Hanya saja, tidak sedikit orang yang kesulitan mengembangkan self-love. Anisa menyebutkan kesulitan yang muncul dikarenakan hambatan psikologis seperti harga diri rendah, perfeksionisme, dan self-talk negatif.
"Individu dengan harga diri rendah sering merasa tidak pantas menerima cinta dan kebaikan, bahkan dari diri mereka sendiri," jelas Anisa.
Sementara itu, orang yang perfeksionis cenderung menetapkan standar tinggi dan mengkritik diri mereka sendiri ketika gagal mencapainya. Ia juga menambahkan bahwa dialog batin yang terus-menerus negatif, seperti 'Saya tidak cukup baik' atau 'Saya selalu gagal,' dapat memperkuat perasaan tidak berharga.
Untuk mengatasi hambatan ini, Anisa memberikan beberapa strategi yang dapat dilakukan. Salah satunya adalah melatih self-compassion dengan bersikap lembut terhadap diri sendiri. Tips berikutnya, memahami bahwa kegagalan adalah hal manusiawi dan fokus pada situasi saat ini. Strategi lainnya adalah mengatasi self-talk negatif melalui terapi kognitif-perilaku (CBT), melakukan self-care seperti olahraga; tidur cukup; makan sehat; dan melakukan hobi, serta menerapkan mindfulness melalui meditasi atau relaksasi pernapasan.
Anisa juga menyoroti bagaimana norma sosial dan ekspektasi budaya dapat menghambat self-love. “Penekanan pada pencapaian eksternal, seperti prestasi dan penampilan, sering menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan standar tertentu," katanya. Ia pun menyarankan agar individu mengenali kelebihan dan kekuatan dalam diri untuk dioptimalkan, serta melihat kekurangan sebagai peluang untuk berkembang.
Anisa pun menekankan kembali urgensi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya self-love di masyarakat. Karenanya perlu untuk mendefinisikan ulang bahwa kesuksesan bukan hanya tentang pencapaian eksternal, tetapi juga pertumbuhan pribadi dan hidup autentik. Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk menciptakan lingkungan suportif dan menormalisasi diskusi tentang kesehatan mental.
"Semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya self-love, semakin banyak pula individu yang menerima diri mereka dengan kebaikan dan welas asih yang layak mereka dapatkan," pungkasnya.
Reportase: Orie Priscylla Mapeda Lumalan
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals