- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3822
Prof. Dr.rer.soc. R. Agus Sartono, M.B.A., yang saat ini masih menjabat Deputi Bidang Pendidikan dan Agama, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, hari ini, Jumat (28/1), dikukuhkan sebagai anggota guru besar baru. Agus yang masih tercatat sebagai dosen di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, bersama dengan Prof. Dr. Ir. Sardjono, M.S. dari Fakultas Teknologi Pertanian telah resmi menjadi anggota Majelis Guru Besar (MGB) UGM. Pengukuhan tersebut dilaksanakan dalam acara Pisah dan sambut guru besar yang dipimpin langsung oleh Plt. Ketua MGB UGM, Prof. Dr. Ir. Siti Muslimah Widyastuti, M.Sc., didampingi Prof. Dr. Mohammad Mohtar Masoed di Balai Senat.
Selain Pimpinan Universitas, hadir pula dalam acara itu para pimpinan Majelis Wali Amanat (MWA) dan Senat Akademik (SA). Pimpinan Universitas yang hadir ialah Rektor, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr. Retno Sunarminingsih, M.Sc., Apt., Wakil Rektor Senior Bidang Administrasi dan Sumber Daya Manusia, Prof. Ainun Na'im, Ph.D., dan Wakil Rektor Bidang Alumni dan Pengembangan Usaha, Prof. Ir. Atyanto Dharoko, M.Phil., Ph.D.
Sementara itu, keempat guru besar yang memasuki purnatugas adalah Prof. Dr. Istriyati, M.S. (Fakultas Biologi), Prof. dr. Soesanto Tjokrosonto, M.Comm.H., M.Sc., DTM & H., Ph.D., Prof. dr. Harsono, Sp.S(K), dan Prof. dr. Siti Nurdjanah, Sp.PD.M.Kes,KGEH, ketiganya dari Fakultas Kedokteran.
Dengan adanya penyambutan dan pelepasan guru besar tersebut, saat ini UGM memiliki 438 orang guru besar. Dari jumlah itu, 279 orang masih aktif, 36 guru besar emeritus, 1 guru besar luar biasa, dan 122 orang telah memasuki masa pensiun. “Atas nama Universitas, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pengabdian guru besar yang telah pensiun, sedangkan bagi guru besar yang baru, kami ucapkan selamat datang dan semoga bisa berkontribusi bagi kemajuan UGM,” kata Plt. Ketua MGB UGM, Prof. Dr. Ir. Siti Muslimah Widyastuti, M.Sc.
Prof. dr. Harsono, Sp.S(K) mewakili guru besar yang memasuki purnatugas dalam sambutannya mengatakan masa pensiun merupakan sebuah kenikmatan tersendiri, kenikmatan dan peluang baru untuk mengawali aktivitas yang baru pula. “Masa pensiun bukan akhir segalanya bagi kita. Ini merupakan awal baru bagi kita untuk beraktivitas,” ujarnya. Tidak lupa, dalam kesempatan itu Prof. Harsono juga mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan kesempatan yang diberikan UGM serta rekan guru besar lain untuk berkontribusi memajukan kampus.
Di sisi lain, Prof. Dr. Ir. Sardjono, M.S., yang mewakili guru besar baru, berharap kerja sama dengan guru besar lain untuk dapat memajukan UGM. “Sebagai warga baru, kita tingkatkan kerja samanya agar UGM semakin maju,” kata Sardjono.
Senada dengan Prof. Sardjono, Prof. Agus Sartono juga berkomitmen menyumbangkan pikiran dan ilmunya bagi kemajuan UGM. Pencapaian yang telah diraih saat ini, menurutnya, tidak terlepas dari nama besar UGM. Meskipun memiliki kesibukan yang tinggi sebagai Deputi Bidang Pendidikan dan Agama, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Agus mengaku tidak akan meninggalkan tugasnya mengajar di UGM. “Paling tidak seminggu sekali saya masih bisa mengajar, baik di FEB maupun UGM kampus Jakarta,” tutur pria kelahiran Purworejo, 30 Oktober 1961 itu.
Sumber: Satria AN
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4523
Sebagai penunjang keberhasilan proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) berusaha memberikan fasilitas yang terbaik bagi mahasiswa, dosen, peneliti serta peserta
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 13543
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM bersyukur atas hasil yang dikeluarkan oleh BAN PT perihal Hasil Akreditasi yang telah dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional tersebut. Sebanyak 12 program studi dan 1 program profesi yang ada di FEB UGM mendapatkan akreditasi A.
Berikut daftar program studi dan profesi yang ada di FEB UGM:
- Program S1 : Akuntansi, Ilmu Ekonomi, dan Manajemen
- Program S2 : Akuntansi, Ekonomika, Manajemen, Sains Akuntansi, Sains Ilmu Ekonomi, dan Sains Manajemen
- Program S3 : Akuntansi, Ilmu Ekonomi, dan Manajemen
- Program Profesi : Akuntansi
Hasil akreditasi BAN-PT ini berlaku hingga 5 tahun kedepan dan diharapkan prestasi ini dapat dipertahankan dengan merencanakan dan meningkatkan penelitian dan pengembangan yang lebih baik lagi. Dengan pencapaian ini tentu saja akan memberi semangat bagi seluruh sivitas akademika FEB UGM untuk terus memberikan kontribusi terbaik untuk pendidikan di Indonesia.
Sumber: BAN PT
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2551
Dengan kondisi tersebut maka mahasiswa perlu diberi bekal dan pencerahan sehingga nanti ketika lulus dari bangku perguruan tinggi muncul minatnya menjadi seorang pengusaha. Menurut dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Dr Sahid S.Nugroho, M.Sc., salah satu upaya untuk mendukung agar mahasiswa berminat menjadi pengusaha adalah disediakannya fasilitas bisnis start up sebagai modal awal bagi mahasiswa.
"Bentuknya bisa berupa infrastruktur seperti pembiayaan, bisnis centre, online store untuk promosi, hingga berupa koneksi bisnis secara riil," papar Sahid dalam Workshop Metode Pembelajaran Inovatif Kewirausahaan, di Jogjakarta Plaza Hotel, Sabtu (22/1).
Selain itu, imbuh Sahid, motivasi mahasiswa terhambat dengan perasaan ketidakpastian karir menjadi pengusaha. Ketidakpastian karir ini bisa disiasati dengan langsung mengenalkan langsung para mahasiswa dengan pengusaha yang sudah sukses atau pengusaha kelas UKM. Melalui cara itu maka mahasiswa bisa bergaul dan belajar langsung bagaimana menjalankan sebuah bisnis dengan pelaku UKM atau pengusaha sukses.
"Untuk memperdalam ilmu maka mahasiswa bisa “nyantrik” kepada para pengusaha tersebut secara langsung," katanya.
Sahid yang juga sebagai pengusul kurikulum mata kuliah kewirausahaan ini menjelaskan penerimaan mata kuliah tersebut di berbagai perguruan tinggi sudah semakin baik. Bahkan, di FEB UGM mata kuliah kewirausahaan bukan lagi sebagai mata kuliah wajib jurusan, tetapi mata kuliah wajib fakultas. "Penerimaan kampus untuk mencetak pengusaha-pengusaha baru sudah cukup baik," ujar Sahid.
Dalam kesempatan itu Sahid juga mengusulkan agar penyampaian materi kuliah kewirausahaan dapat tersampaikan dengan baik kepada mahasiswa, dosen yang bersangkutan setidaknya telah memiliki pengalaman langsung terkait kewirausahaan itu. Hal tersebut nantinya akan memudahkan proses pengajaran wirausaha kepada mahasiswa "Itu yang saya pikirkan sehingga memang metode ajar mata kuliha kewirausahaan tetap masih perlu disempurnakan," urainya.
Sementara dosen FEB UGM lainnya, Boyke R.Purnomo, M.Sc, mengakui selain minat mahasiswa yang terbatas, kendala dalam pembelajaran kewirausahaan adalah kurikulum yang tidak mendukung serta kesulitan mendesain rancangan perkuliahan dan instrumen pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dalam kesempatan itu Boyke menerangkan adanya level pembelajaran kewirausahaan. Level ini dimulai dari menumbuhkan kewirausahaan, menenamkan nilai-nilai kewirausahaan, serta mengajarkan kewirausahaan.
"Ini juga tidak lepas dari segitiga pembelajaran kewirausahaan yang antara lain meliputi aspek kognitif, pembelajaran inovatif, psikomotor, dan afektif," kata Boyke.
Sumber: Satria AN
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2770
UGM menutup seleksi mahasiswa baru jalur mandiri. Sebagai gantinya, penerimaan mahasiswa baru akan dilaksanakan mengikuti pola Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Dengan pola ini, UGM melakukan dua cara seleksi, yakni ujian tulis SNMPTN dan SNMPT jalur undangan.
Demikian penegasan Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D., terkait dengan penerimaan mahasiswa baru, Selasa (18/1). Dikatakannya bahwa keberhasilan penyelenggaraan Ujian Masuk (UM) UGM pada tahun-tahun sebelumnya menjadi titik tolak perubahan pola penerimaan mahasiswa baru UGM tahun ini. Seleksi mandiri jalur Ujian Tulis (Utul) UGM telah terbukti menunjukkan hasil yang sangat baik.
Salah satu indikator keberhasilan tercermin pada capaian Indeks Prestasi Komulatif (IPK) mahasiswa. "Riset membuktikan rerata IPK mahasiswa melalui penjaringan Utul UM UGM lebih tinggi dibandingkan rerata IPK mahasiswa jalur UMPTN (SNMPTN)," kata Rektor di Ruang Sidang Pimpinan UGM.
Dijelaskan Rektor, para mahasiswa mampu memiliki IPK tinggi karena melalui proses seleksi yang baik. Dalam proses ini, soal-soal yang diujikan sangat berbobot. Oleh sebab itu, pada seleksi mahasiswa baru tahun 2011, soal-soal yang dikembangkan UGM sepakat untuk diintegrasikan ke dalam Ujian Tulis SNMPTN. "Karena bagaimanapun UGM ingin mencari cara terbaik untuk membantu masyarakat untuk bisa belajar di perguruan tinggi," ujar Rektor.
Dengan mengintegrasikan seperti itu, Rektor meyakini bahwa seleksi SNMPTN 2011 akan lebih berkualitas dan mampu menjaring para mahasiswa terbaik. "Karena sudah diintegrasikan ke dalam SNMPTN, maka seleksi mandiri UGM berupa ujian tulis (utul) ditiadakan," katanya.
Semua perubahan ini, menurut Sudjarwadi, mengacu pada Permendiknas 34/2010. Pembuatan soal seleksi SNMPTN tahun ini melibatkan tim yang berasal dari berbagai PTN, sebagian besar dari UGM, ITB, dan UI. "Karena keberhasilan dalam membuat soal-soal ujian mandiri, maka keterlibatan tiga PTN, UGM, UI dan ITB, sangat besar. Bahkan, untuk menyusun soal-soal ujian seleksi SNMPTN nantinya masing-masing akan mengirimkan lebih 15 orang," tuturnya, sekaligus menandaskan UGM merasa tidak dirugikan akibat perubahan ini.
Direktur Administrasi Akademik UGM, Dr. Budi Prasetyo Widyobroto, D.E.A., D.E.S.S., menambahkan penjaringan mahasiswa baru UGM seratus persen melalui pola SNMPTN, yang terdiri atas Ujian Tulis SNMPTN dan Undangan. Dengan demikian, bagi calon mahasiswa yang ingin masuk UGM dapat mendaftar melalui dua cara ini. "Bagi yang sudah terlanjur mendaftar Utul dan PBS UM UGM, tidak perlu khawatir karena semua akan diintegrasikan ke dalam Ujian Tulis (Utul) SNMPTN dan SNMPTN jalur undangan," kata Budi Prasetyo.
Dikatakan Budi bahwa SNMPTN jalur undangan sesungguhnya merupakan seleksi penjaringan bibit unggul. Jalur ini terdiri atas PBUTM (Penjaringan Bibit Unggul Tidak Mampu), PBUBB (Penjaringan Bibit Unggul Beasiswa Berprestasi), PBOS (Penjaringan Bibit Unggul Olahraga Seni), dan PBUPD (Penjaringan Bibit Unggul Pembangunan Daerah). "Penjaringan Bibit Unggul Swadana (PBS) termasuk penerimaan melalui jalur ini. Tentang syarat-syarat dan prosedur, sama seperti di penjaringan bibit unggul sehingga meski memiliki prestasi tetap disyaratkan masuk ranking dua puluh lima persen terbaik di kelasnya," tutur Budi.
Sebanyak 7.888 orang tercatat telah mendaftar seleksi masuk UGM melalui jalur PBS dan Ujian Tulis UGM. Sementara itu, sebanyak 1.680-an orang telah mengajukan pendaftaran melalui Penjaringan Bibit Unggul (PBU). "Sehingga tanggal 27 Maret 2011 yang mestinya dilakukan ujian, justru akan dipergunakan untuk verifikasi sehingga mereka yang terlanjur daftar PBS dan Utul akan kita integrasikan ke Utul SNMPTN dan SNMPTN jalur undangan," tambahnya.
Sebagai catatan, Ujian Tulis SNMPTN akan dilaksanakan pada tanggal 1 dan 2 Juni 2011, sedangkan pengumuman akan dilakukan pada akhir Juni 2011. Untuk seleksi mahasiswa baru SNMPTN jalur undangan akan dibuka mulai bulan Februari 2011.
Sumber: Agung/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4196
Pemahaman tenaga akuntan di Indonesia terhadap standar akuntansi internasional masih minim. Minimnya pemahaman tersebut disebabkan pengetahuan mengenai istilah akuntansi juga masih terbatas. Di samping itu, para akuntan juga masih kesulitan untuk mengadaptasi dan mengadopsi standar akuntansi internasional. Untuk itu, penyusunan kamus akuntansi Indonesia yang dapat mengadopsi standar-standar akuntansi Internasional mendesak untuk dibuat.
"Pemahaman para akuntan terhadap standar-standar akuntansi internasional masih minim sehingga kamus akuntansi Indonesia mendesak untuk dibuat," kata Prof. Dr. Indra Bastian, M.B.A., Akt., di sela-sela acara Pelatihan Internasional "Training for Trainers" IFRS dan Penyusunan Kamus Akuntansi Indonesia, yang digelar di Ruang BRI Lt. 3 Program M.Si. dan Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Senin (17/1).
Indra Bastian menambahkan sampai saat ini memang belum ada kamus akuntansi Indonesia. Padahal, konvergensi terhadap Internasional Financial Reporting Standards (IFRS) membawa dampak yang luas terhadap pengembangan akuntansi di Indonesia, baik secara praktik maupun akademik. Konvergensi ini memengaruhi pakem teori akuntansi di Indonesia, yang berdampak pada perubahan dalam penyusunan laporan keuangan entitas.
Terlebih lagi, dominasi para praktisi yang tergabung dalam Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) membuat adaptasi IFRS hampir tanpa filter. Di sisi lain, kendala perbedaan bahasa dan interpretasinya pada berbagai standar akuntansi juga menjadi urgen dan tantangan tersendiri di Indonesia. "Kendala dan tantangan lain adalah interpretasi serta kendala bahasa dalam mengadopsi IFRS oleh para akuntan yang hampir tanpa filter. Kalau jumlah akuntan di Indonesia, saya rasa sudah mencukupi," tutur dosen Jurusan Akuntansi FEB UGM ini.
Sehubungan dengan hal itu, Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) UGM dan IFRS Centre of Excellence serta PricewaterhouseCoopers mengadakan acara pelatihan internasional ini. Acara yang diikuti oleh sekitar 100 pengajar akuntansi di berbagai universitas seluruh Indonesia ini diadakan pada 17-22 Januari 2011.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang tepat dan mendalam tentang IFRS. Selain itu, peserta akan dilibatkan untuk menjadi kontributor penyusunan draf Kamus Akuntansi Indonesia. "Draf Kamus Akuntansi Indonesia akan dijadikan pedoman dalam menginterpretasikan bahasa akuntansi," imbuhnya.
Selain dilibatkan dalam penyusunan Kamus Akuntansi Indonesia, para peserta akan mendapatkan berbagai materi, seperti akuntansi keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan, dan teori akuntansi. Mereka juga akan memperoleh bebeberapa sertifikat sekaligus, baik dari P2EB UGM, IAI DIY, IFRS Centre of Excellence maupun PricewaterhouseCoopers.
Pembicara yang dihadirkan dalam pelatihan ini, antara lain, Prof. Dr. Slamet Sugiri, M.B.A. (Ketua Jurusan Akuntansi FEB UGM), Prof. Dr. Suwardjono, M.Sc. (Guru Besar Teori Akuntansi), Dr. Setiyono Miharjo, M.B.A. (Anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI), Djohan Pinnarwan, S.E., BAP (partner PwC), dan Dudi Kurniawan, S.E., Ak., M.B.A. (Anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI).
Sumber: Satria AN
Halaman 201 dari 217