- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2937
Bicara mengenai pasar modal, tentunya tidak ada pihak yang lebih mengerti selain Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direktur PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Direktur PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Direktur PT. Danareksa Sekuritas. Tokoh regulator dan pemain utama dalam pasar modal Indonesia hadir ke kampus FEB UGM dalam Roadshow to Campus Memperingati 36 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia (22/11).
M. Noor Rahman dari OJK membuka sesi sore itu dengan menjelaskan mengenai peran dan fungsi OJK khususnya dalam kegiatan perdagangan di pasar modal. Noor Rahman, salah satu alumni FEB UGM, menjamin bahwa OJK sangat konsen dalam meregulasi setiap kegiatan yang ada di pasar modal sehingga setiap konsumen atau investror yang melakukan transaksi akan terlindungi hak dan kewajibannya. Selain itu OJK juga menjadi pihak yang turut terlibat dalam proses mengedukasi masyarakat terkait berinvestasi di pasar modal.
Setelah menjelaskan dari segi regulasi dan birokrasi, Ito Warsito, Direktur PT. BEI, menjelaskan proses di balik dapur dari pasar modal Indonesia. Ito mengunkapkan bahwa perkembangan pasar modal di Indonesia sangatlah baik. Hal ini ditunjukan dengan aktivitas perdagangan saham yang terus meningkat dalam enam tahun terakhir. "Frekuensi perdagangan saham meningkat delapan kali lipat, volume perdagangan meningkat tiga setengah kali lipat, sedangkan value perdagangan juga meningkat tiga setengah kali lipat," papar Ito. Namun sayangnya saat ini jumlah investor asing di pasar modal Indonesia lebih dominan di banding investor dalam negeri. Ito menyebutkan bahwa pada Oktober 2013 63,5% jumlah saham yang diperdagangkan dikuasai oleh investor asing.
Pihak lain yang juga terlibat dalam transaksi bursa di pasar modal adalah KPEI. Bambang Widodo, Direktur PT. KPEI, juga menjelaskan mengenai peran lembaga yang ia pimpin dalam kelancara transaksi di pasar modal. KPEI merupakan salah satu pihak yang memegang peran penting dalam pasar modal terkait jasa kliring dan penyelesaian transaksi. KPEI juga memiliki fungsi sebagai pihak yang menjamin apabila ada anggota bursa yang tidak bisa menyelesaikan kewajibannya. Hadir pula untuk melengkapi formasi, Direktur PT. KSEI, Sulistyo Budi. Sulistyo Budi memperkenalkan fungsi KSEI sebagai pihak yang melakukan penyimpanan dan penyelesaian transaksi. "KSEI memberikan fasilitas kepada investor untuk secara aman dan periodik melihat langsung portofolio yang dimiliki," jelas Sulistyo Budi, alumni FEB UGM angkatan 1979.
Sesi diakhiri oleh pemaparan dari Direktur PT. Danareksa Sekuritas, Marciano H. Hermanz sebagai pihak yang menjadi pemain di pasar modal. Selain menjelaskan mengenai prospek berinvestasi di pasar modal Indonesia yang cenderung akan terus mengalami peningkatan, Marciano juga memaparkan pada mahasiswa mengenai peluang karir di pasar modal seperti menjadi investment analyst, product manager, underwriter, broker, dan advisory. "Pasar modal Indonesia masih membutuhkan sumber daya yang banyak dan kompeten untuk menciptakan pasar modal yang jauh lebih baik lagi," ajak Marciano kepada mahasiswa untuk bergelut dalam dunia pasar modal Indonesia.
Sumber: Nia/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3014
Bagi kalangan ekonom, fenomena kebangkitan industri keuangan syariah bukan merupakan hal yang awam. Di tengah gejolak krisis 2008 lalu industri keuangan syariah tak tergoyahkan sementara industri keuangan konvensional mulai collapse satu per satu. Di tahun 2012 sendiri Islamic Financial Services Board (IFSB) memprediksi aset industri keuangan syariah global mencapai hampir USD 1,6 trilyun dengan tingkat pertumbuhan lebih dari 30% sejak tahun 2000. Fenomena perkembangan industri keuangan syariah ini dikemukakan oleh Direktorat Pembiayaan Syariah dan Direktorat Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI dalam Kuliah Umum "Sukuk Negara Goes to Campus", (20/11).
Selain membahas besarnya potensi industri keuangan syariah, kuliah umum ini juga memperkenalkan salah satu instrumen investasi berbasis syariah yang aman dan menguntungkan yaitu Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau yang lebih dikenal dengan istilah Sukuk. Sebagai instrumen keuangan syariah, sukuk memiliki prinsip-prinsip tertentu yang melandasi penerbitannya seperti menghindari riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maysir (spekulasi). "Hal inilah yang membedakan Sukuk dengan instrumen investasi lainnya seperti obligasi, Sukuk menggunakan akad yang sesuai dengan konsep syariah seperti ijarah dan mudarabah sementara obligasi menggunakan akad berupa utang piutang," ungkap Agus P. Laksono Kepala Seksi Pelaksanaan Transaksi Direktorat Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan RI yang menjadi salah satu pembicara. Berinvestasi melalui Sukuk merupakan hal yang menguntungkan sekaligus aman karena mampu memberikan pendapatan bersifat tetap secara periodic dan pembayaran imbalan dan nilai nominal yang dijamin oleh negara.
Kahirul Aulad, Kepala Seksi Peraturan SBSN Direktorat Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan RI yang menjadi pembicara kedua menjelaskan mengenai manfaat penerbitan Sukuk bagi pembangunan bangsa. Sukuk negara memiliki manfaat yang besar tidak hanya bagi investor tetapi juga bagi negara karena mampu memperluas basis sumber pembiayaan anggaran negara dan mendorong pertumbuhan pasar keuangan syariah di dalam negeri. Pada akhirnya manfaat penerbitan Sukuk yang paling dirasakan oleh masyarakat adalah pembiayaan pembangunan proyek infrastruktur dan peningkatan pelayanan umum. Kini yang menjadi pekerjaan rumah besar dalam penerbitan Sukuk adalah mensosialisasikan besarnya keuntungan investasi ini kepada masyarakat Indonesia . Meskipun merupakan populasi muslim terbesar di dunia tetapi akses masyarakat Indonesia terhadap instrumen keuangan syariahnya masih sangat minim. "Dari sekitar 218 juta umat muslim di Indonesia, jumlah nasabah perbankan syariah sendiri hanya sekitar 13,4 juta," papar Taufikur Rahman, S.E., M.B.A, dosen akuntansi FEB UGM yang menjadi pembicara ketiga. Taufik pun mengusulkan beberapa rekomendasi terkait penguatan fondasi ekonomi syariah di Indonesia seperti penguatan governance di lembaga syariah; pembentukan lembaga syariah yang independen dan kuat sebagai acuan kepatuhan syariah di Indonesia; sinergi peran OJK, Kementerian, dan BI; dan penguatan sumber daya manusia yang menunjang industri keuangan syariah melalui universitas atau riset dan penelitian terkait keuangan syariah.
Sumber: Poppy/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2303
Sejumlah mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM yang tergabung dalam tim Cactus berhasil meraih penghargaan dalam kompetisi internasional di Amerika. Dalam Krannert Human Resource Case Competition and Excecutive Conference 2013 yang berlangsung 7 - 8 November 2013 di Purdue University, Amerika Serikat tim Cactus terpilih menerima penghargaan The Most Innovative Presentation.
Mereka adalah Cisya Cinantya, Dikanaya Tarahita, Tara Mahdiani Firdaus yang merupakan mahasiswa jurusan Manajemen, dan Irwanto Dwi Maha Purna mahasiswa jurusan Akuntansi.
Dikanaya menuturkan Karnert Human Resource Case Competition and Excecutive Conference 2013 merupakan kompetisi tahunan yang digelar oleh Purdue University. Pada kompetisi kali ini, tim UGM berhasil lolos kebabak final bersama dengan tujuh universitas lain di wilayah Amerika dan Meksiko. Diantaranya Texas University, Illinois University, University of Pittsburgh, Universidad Panamericana, Columbia University, dan University of Minnesota.
"Masing-masing tim diberikan kasus untuk memberikan solusi terhadap persoalan SDM yang dialami perusahaan Cessna, terutama untuk SDM program magang," kata Dikanaya, Senin (25/11) di Kampus UGM.
Dalam presentasinya tim Cactus menyodorkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam jangka pendek dengan mengembangkan kerjasama dengan lima universitas di Amerika. Berikutnya strategi jangka menengah dengan membuat Cessna future leader program yakni program yang dirancang untuk mengembangkan pemimpin masa depan. Lalu untuk jangka panjang dengan mengembangkan Cessna Teaching Industry yaitu program pembelajaran langsung di industri.
"Dalam kompetisi itu kami belum berhasil meraih juara, namun dipilih sebagai tim dengan presentasi terinovatif karena dalam menyajikan presentasi kami tidak seperti presentasi bisnis pada umumnya tetapi bersifat interaktif. Sementara juara satu dan dua adalah tim Illinois University dan tim Texas university," jelasnya.
Meskipun belum berhasil memenangkan kompetisi tersebut, Dikananya merasa bangga dengan hasil yang diperoleh. "Pasti kita berharap bisa menang, tetapi cukup senang bisa meraih the best innovative presentation. Dan tentunya dari kegiatan tersebut bisa memperluas networking," paparnya.
Sumber: Ika/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2677
Melengkapi infrastruktur yang telah dimiliki, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM meresmikan Investment Gallery di Gedung Pertamina Tower, FEB UGM, Jum'at (22/11). Peresmian gerai Investment Gallery ditandai pengguntingan pita oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Nurhaida didampingi Dekan FEB Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D, Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito dan Direktur Utama Danareksa Sekuritas, Marciano H.
Dekan FEB UGM, Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D mengungkapkan pendirian Gerai Investment Gallery merupakan wujud kerjasama antara fakultas, industri dan regulator. Kehadiran Gerai Investment Gallery akan melengkapi fasilitas pembelajaran di FEB UGM, setelah belum lama diresmikan Dash Board Economy dan Economy Outlook.
"Ini merupakan salah satu dari 8 corner yang ada selama ini. Semoga keberadaan gerai ini dapat dimanfaatkan banyak pihak, mendukung infrastruktur dan data base", katanya.
Kepala Eksekutif Pasar Modal, Nurhaida mengatakan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah lama mendorong terbentuknya gerai-gerai investasi. Kehadiran Investment Gallery di FEB UGM diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat sekitar. Mereka diharapkan mendapat informasi pasar modal secara langsung dan real time. "Kehadirannya tentu memberi banyak manfaat, jangan sampai seorang investor akan mengalami asimetrik informasi dan melakukan komplain", katanya.
Sumber: Agung/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2169
Menamatkan studi tepat waktu merupakan salah satu hal yang ingin dicapai oleh hampir setiap mahasiswa. Namun, dunia kerja yang nanti akan dihadapi selepas lulus rupanya begitu berbeda dengan kehidupan perkuliahan yang selama ini dijalani. Persiapan dan pengetahuan yang cukup akan kondisi perekonomian serta dunia kerja merupakan langkah awal yang dapat dilakukan.
Menurut Bryan Tilaar, Presiden Direktur dari PT. Martina Berto Tbk, kondisi perekonomian Indonesia masih akan terus tumbuh sehingga Indonesia masih menjadi tempat berkarir yang cukup baik. Salah satu faktor pendorongnya adalah terjadi peningkatan dari sisi investasi. Selain itu, sisi konsumsi pun juga terus mengalami peningkatkan, terutama masyarakat kelas menengah. Mereka cenderung mengalami perubahan gaya hidup dengan lebih banyak mengamati masyarakat menengah-atas. Sehingga kelompok ini begitu konsumtif. Bryan memprediksi bahwa geliat usaha di Indonesia masih akan terus ada. Sehingga, para fresh graduate tidak perlu khawatir akan akses terhadap kesempatan kerja.
Bahkan, menurutnya, Indonesia memiliki karakteristik yang cukup unik. Meskipun terjadi bencana alam, seperti banjir yang melanda kawasan Jakarta beberapa waktu yang lalu, perusahaan-perusahaan yang ada akan selalu mampu menemukan cara untuk bertahan. Bahkan, menurutnya, negara lain terkadang merasa heran melihat kondisi Indonesia yang demikian.
Namun, kesempatan-kesempatan yang diprediksi akan terus tercipta tersebut, tidak serta merta menjadikan jaminan bahwa para lulusan baru dapat langsung memperoleh pekerjaan ataupun dapat bertahan dalam dunia kerja. Menurutnya, adaptasi adalah kunci yang utama. "Kalau mau sukses, harus mau beradaptasi dengan keadaan yang ada, kalau tidak mau beradaptasi, akan dimakan zaman," terangnya. Dunia kerja juga menuntut proses karena di dalamnya terdapat berbagai hal yang tidak serba ilmu pasti.
Sumber: Nadia/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2438
Penduduk muslim yang kurang lebih 218 juta jiwa memiliki prospek besar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Tidak heran, pertumbuhan pasar keuangan dari perbankan syariah nasional meningkat pesat dari tahun ke tahun. Namun perbankan syariah lebih banyak bergerak pada pembiayaan jual beli dibandingkan pembiayaan perdagangan dan investasi, "Alokasi berbagai proyek untuk kepentingan rakyat dapat didanai melalui skema pebiayaan syariah," kata Pengamat ekonomi syariah dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Taufikur Rahman, MBA., dalam Seminar Sosialisasi Surat Berharga Syariah Negara di Auditorium BRI FEB UGM, Rabu (20/11).
Sektor perdagangan dan investasi menurut Taufik memang belum digarap seirus oleh perbankan syariah. Kendati demikian, Aset perbankan syariah tumbuh pesat dari tahun ke tahun. "Diperkirakan tahun ini akan mancapai Rp 269 triliun, tumbuh 44% dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 179 triliun," kata Dosen Juruan Akuntansi FEB UGM ini.
Prosentase pertumbuhan perbankan syariah melebihi pertumbuhan industri perbankan nasional yang berkisar 20% per tahun. Bahkan berada di atas pertumbuhan keuangan global yang hanya berkisar 15-20%. Dari jumlah nasabah, sebesar 13,4 juta hingga bulan Oktober 2012. Tumbuh 36,4% dari tahun 2011 yang hanya berjumlah 9,8 juta," katanya.
Untuk lebih menguatkan fondasi ekonomi syariah, perbankan syariah diusulkan tidak hanya bergerak di sektor moneter tapi juga di sektor riil termasuk penguatan governance kelembagaan syariah. Oleh karena itu, sumber daya manusia perlu disiapkan untuk menunjang industri keuangan dan ekonomi syariah dengan mendorong perguruan tinggi dan lembaga pendidikan tinggi lainnya membuka prodi keuangan islam.
Yang tidak kalah penting, katanya, dibutuhkan dana riset untuk penelitian dan pelatihan di bidang ekonomi dan keuangan syariah. Kerjasama yang harus dilakukan dengan jaringan keuangan islam dunia agar Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam ekonomi islam global.
Sementara Agus P. Laksono dari Direktorat Pembiayaan Syariah, Kementerian Kuangan RI, mengatakan kebutuhan akan keuangan syariah dan alternatif investasi mendorong perkembangan pasar keuangan syariah berkembang. Pemerintah sendiri telah menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara dengan menyediakan alternatif investasi syariah yang banyak dibutuhkan oleh investor, baik syariah maupun konvensional. "Perkembangan industri keuangan bergantung pada inovasi produk dan struktur akad serta dukungan pemerintah lewat regulasinya," katanya.
Sumber: Gusti/UGM
Halaman 133 dari 177