- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2542
Jumlah penerima program hibah penelitian Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) mengalami peningkatan signifikan di banding tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 terdapat 27 penelitian yang berhasil mendapatkan dana hibah penelitian dari FEB. Sementara pada tahun 2013 jumlahnya penelitian yang berhasil lolos mendapatkan dana hibah meningkat menjadi 46 penelitian dan tiga penulisan kasus bisnis.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama dan Alumni, Muhammad Edhie Purnawan, M.A., Ph.D., menuturkan bahwa program hibah penelitian dan penulisan kasus merupakan salah satu langkah yang ditempuh FEB untuk mendorong para dosen mengembangkan keilmuan di bidang manajemen, akuntasi , dan ilmu ekonomi. Selain itu, melalui program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas penelitian dosen.
"Harapannya dari penelitian-penelitian tersebut bisa masuk jurnal internasional yang bermutu tinggi, karena FEB memang mendorong para dosennya untuk melakukan publikasi ilmiah di jurnal internasional," jelasnya, Selasa (12/11) di sela-sela kegiatan ekspose hasil penelitian di Ruang Kertanegara FEB UGM.
Edhi menyampaikan dalam program hibah penelitian ini setidaknya melibatkan 100 dosen dari jurusan manajemen, akuntansi, dan ilmu ekonomi. Selain itu juga melibatkan sekitar 20 mahasiswa dalam penelitian di tingkat fakultas ini.
Lebih lanjut dikatakan Edhie, penelitian yang dinyatakan lolos mendapatkan dana hibah kemudian disampaikan kepada masyarakat umum melalui ekspos hasil penelitian. Ekspos hasil penelitian digelar selama empat hari, 12-15 November 2013 bertempat di ruang Kertanegara FEB UGM.
"Hasilnya dipersentasikan secara terbuka sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial FEB UGM ke masyarakat. Harapannya ilmu pengetahuan yang disampaikan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat," paparnya.
Sumber: Ika/UGM
Jadwal Presentasi: lihat disini
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2275
Masalah upah buruh, baik yang berkaitan dengan ubah buruh provinsi (UMP) maupun isu kebutuhan hidup layak (KHL) buruh yang mencuat ke publik dalam beberapa pekan terakhir ini jangan sampai dimanfaatkan jadi kepentingan agenda politik jelang pemilu 2014 atau kepentingan kepala daerah untuk terpilih kembali dalam pilkada selanjutnya. Kepentingan buruh dan pengusaha seharusnya bisa diakomodasi oleh pemerintah daerah setempat.
Ekonom FEB UGM Prof. Mudrajad Kuncoro, PhD setuju apabila upah buruh harus naik sesuai KHL. Namun masalah yang perlu diperhatikan proses dalam menaikkan upah tersebut. Pasalnya, berdasarkan catatan Bank Dunia, kutip Mudrajad, ada tiga masalah berkaitan regulasi buruh di Indonesia. Yang utama masalah ketentuan waktu kenaikan upah dan status pekerja. "Masalah kenaikan berkala dipersoalkan karena buruh cenderung menuntut kenaikan setiap tahun, sedangkan pemerintah posisinya tidak jelas," kata Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM ini usai memaparkan publikasi makalah dan kegiatan ilmiah dosen-dosen di fakultasnya, Senin (11/11).
Dia mengakui, pengusaha umumnya cenderung menginginkan kenaikan setiap empat atau lima tahun, sementara pemerintah menginginkan upah naik setiap dua tahun. "Pengusaha ingin kepastian masalah ini agar perusahaan tumbuh dan untung sehingga upah buruh bisa naik," ujar dia.
Masalah lain yang dihadapi buruh, kelebihan jam kerja atau lembur dan hari libur, serta biaya pesangon. Namun masalah upah selalu dijadikan alasan pengusaha mempertimbangkan layak atau tidak mempertahankan perusahaan. "Sebagian pengusaha mengambil jalan pintas, mengubah strategi dari perusahaan produksi ke perusahaan perdagangan," katanya.
Model konversi yang dilakukan pengusaha seperti ini, tambah Mudrajat, merugikan pekerja karena perubahan status perusahaan berdampak pada rasionalisasi jumlah pekerja, tetapi pengusaha berkilah itu sebagai strategi yang menguntungkan secara bisnis. Dua peluang yang dilakukan pengusaha menghadapi kondisi tersebut, yaitu meremajakan mesin yang efisien dengan risiko mengurangi jumlah pekerja, atau relokasi ke daerah yang upah buruhnya bisa dijangkau. "Saya kira Yogyakarta bisa dijadikan salah satu pilihan jika ada urusannya dengan faktor buruh," pungkasnya.
Sumber: Gusti/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2275
Bertempat di Faculty Meeting Room Gedung Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (MM FEB UGM), acara pembukaan Career Week MM FEB UGM 2013 #2 berlangsung, pada hari Kamis tanggal 7 November 2013 dimulai pukul 08.30 WIB. Hadir sebagai perwakilan perusahaan peserta, antara lain Toyota Astra Motor, Paragon Technology Innovation, dan Bank BNI.
Acara pembukaan dimulai dengan sambutan oleh Ariefka Sari Dewi, mahasiswa Kelas Reguler Angkatan 60, selaku Ketua Panitia Career Week 2013 #2. Disampaikan oleh Ariefka bahwa Career Week 2013 #2 bertujuan memberikan fasilitas bagi perusahaan untuk memperoleh sumber daya manusia dari lulusan FEB UGM yang memiliki kompetensi tinggi dan berkualitas, di tingkat strata 1, strata 2, dan diploma. Kegiatan ini berlangsung selama 9 hari, mulai tanggal 6 sampai dengan 15 November 2013 di Kampus MM FEB UGM Yogyakarta.
Sambutan selanjutnya oleh perusahaan peserta yang diwakili oleh Silvester Lucky dari Toyota Astra Motor. Disampaikan Silvester bahwa kegiatan seperti ini sangat membantu perusahaan untuk mendapatkan calon karyawan yang berkualitas. Ditambahkan pesan pula oleh Silvester bahwa para pelamar selain memiliki prestasi akademik yang tinggi juga diminta bersiap lebih matang secara mental terutama saat menghadapi wawancara.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D., selaku Wakil Dekan III Bidang Perencanaan dan Sistem Informasi FEB UGM mewakili Dekan FEB UGM. Dalam sambutannya, Eko Suwardi menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada empat belas perusahaan terkemuka yang menjadi peserta, dan berharap keikutsertaan ini akan terus berlanjut di masa yang akan datang, karena ajang ini terbukti sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Career Week diikuti oleh 14 perusahaan, yaitu: BNI, Bank Permata, Bank Syariah Mandiri, Citibank, Standard Chartered, Danareksa, Global Digital Prima (Venture), Blue Bird Group, JNE (Jalur Nugraha Ekakurir), Paragon Technology and Innovation, Procter & Gamble (P&G), Reckitt Benckiser, PT Shell Indonesia, dan Toota Astra Motor (TAM). Jumlah pendaftar Career Week sebanyak 225 peserta yang terdiri atas alumni dan mahasiswa tingkat akhir dari program diploma, strata 1, strata 2, dan profesi di lingkungan FEB UGM. Untuk mngikuti kegiatan ini, peserta Career Week dan perusahaan partisipan tidak dipungut biaya.
Acara terakhir adalah pemukulan gong oleh Eko Suwardi didampingi Pengelola MMUGM yang diwakili oleh Prof. Basu Swastha Dh., Ph.D., dan perwakilan perusahaan, sebagai tanda dimulainya Career Week 2013 #2 secara resmi. Selanjutnya, dilakukan penyerahan cinderamata dari MM FEB UGM kepada para perwakilan perusahaan dan dipungkasi dengan berfoto bersama.
Sumber: MM/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 12917
Ketika perekonomian Indonesia semakin terbuka terhadap dunia, kompetisi di sektor perbankan bukanlah hal yang dapat dihindari. Bapak strategi korporasi modern, Michael Porter, dalam ilmu kompetisi menyebutkan persaingan dapat dimenangkan bila perusahaan menguasai kekuatan-kekuatan untuk menang. Perbankan Indonesia harus mempersiapkan diri dengan seksama untuk memenangkan gencarnya kompetisi global. Terlebih Indonesia kelak menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015 untuk sektor riil dan pasar modal, sedangkan perbankan sendiri baru dimulai pada 2020. Perbankan Indonesia harus menghimpun kekuatan yang merupakan kunci kesuksesan persaingan di lingkup bisnis global. Segala macam aturan bisnis dan kapabilitas institusi perbankan harus dipersiapkan dengan baik.
Tantangan perbankan Indonesia dalam berkompetisi secara global disampaikan dengan menarik oleh Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Ikatan Bankir Indonesia (IBI) mengundang Budi Gunadi Sadikin sebagai tamu spesial dalam CEO Talk: Indonesian Banking Sector Facing Global Competition (30/10) di Auditorium BRI Gedung Magister Sains dan Doktor FEB UGM. IBI sebagai lembaga profesi para bankir Indonesia terus mendorong anggotanya untuk mengembangkan profesionalisme, mendorong kegiatan perbankan yang sehat, dan melaksanakan tata kelola usaha yang baik untuk membangun perekonomian nasional yang kuat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah turut mengedukasi masyarakat seperti melalui forum diskusi akademis.
Budi Gunadi Sadikin memaparkan bahwa perbankan nasional pada dasarnya memiliki prestasi yang mengagumkan. Penyaluran kredit yang didorong pertumbuhan kredit produktif tumbuh cepat mencapai 20%. Kredit infrastruktur dalam lima tahun terakhir tumbuh mencapai angka 26% (CAGR). Selain itu efisiensi perbankan nasional juga bersaing kompetitif dengan perbankan regional Asia, cost efficiency ratio (CER) Bank Mandiri berada pada kisaran 38,7% mengungguli beberapa bank asing seperti OCBC 34,96%. Namun serangkaian indikator baik di atas tidak lantas memudahkan upaya perbankan nasional untuk unjuk gigi di level global. Sebaliknya, bank-bank asing semakin mudahnya membuka jaringan di Indonesia. Bank asal Singapura ataupun Malaysia mampu membuka jaringan hingga tujuh kali lipat lebih banyak di Indonesia dari jumlah jaringan yang dimiliki di negara asalnya. Angka yang jauh tidak sebanding dengan bank nasional dimana dicontohkan Bank Mandiri yang hanya memiliki 1 cabang di Singapura. Hambatan untuk memasuki pasar internasional ini harus menjadi konsen pemerintah jika ingin perekonomian Indonesia semakin unggul di mata dunia.
Tidak hanya kendala eksternal yang menyebabkan bank nasional sulit berkembang. Perekonomian internal Indonesia yang sangat fragile dan volatile membuat perbankan nasional rentan akan gejolak perekonomian. Irwan M. Habsjah, Ketua Bidang Riset, Pengkajian, dan Publikasi IBI mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki tantangan internal seperti inflasi yang tinggi, rendahnya infrastruktur dan kualitas tenaga kerja, dan lemahnya peraturan ketenagakerjaan. "Indonesia perlu melakukan penguatan teknologi agar tidak terlalu tergantung penggunaan sumber daya alam, penguatan kualitas sumber daya manusia, dan juga penguatan permodalan," jelasnya.
Sumber: Poppy/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4270
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) bekerjasama dengan Ikatan Bankir Indonesia (IBI) menyelenggarakan serial CEO Talk yang kali ini sekaligus juga merupakan program IBI Goes To Campus. Acara ini dibuka dengan sambutan oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama dan Alumni FEB UGM, Muhammad Edhie Purnawan, M.A, Ph.D dan Ketua Bidang Riset, Pengkajian, dan Publikasi IBI, Irwan M. Habsjah. Kali ini, CEO Talk menghadirkan Direktur Utama Bank Mandiri untuk menyampaikan (Talk) tacid knowledge kepada mahasiswa FEB UGM.
Kompetisi global perbankan adalah sebuah keniscayaan, ketika perekonomian indonesia semakin terbuka terhadap dunia. Karena itu, segala macam aturan lingkungan bisnis, dan kapabilitas institusi perbankan harus dipersiapkan dengan kuat agar persaingan bisa dimenangkan.
Exposure terhadap kompetisi global pada industri perbankan ini kecenderungannya mempersempit net interest rate margin dan memperkecil rate of return pada aset. Demikian pula, bank global competition ini akan berdampak kepada fee-to-income ratio dan pada akhirnya kepada profitability.
Namun demikian, sesuai ilmu yang disampaikan oleh mahaguru ilmu kompetisi Michael Porter, persaingan akan bisa dimenangkan kalau kita menguasai kekuatan-kekuatan untuk menang. Terlebih menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, Indonesia harus dapat memenangkan persaingan juga pada bidang perbankan.
IBI berdiri pada tanggal 12 Desember 2005, yang merupakan hasil merger atau penggabungan antara dua lembaga yaitu Bankers Club Indonesia dan Institut Bankir Indonesia.
Visi dari Ikatan Bankir Indonesia adalah menjadi lembaga profesi para bankir yang bermanfaat bagi anggotanya dalam pengembangan profesionalisme, mendorong kegiatan perbankan yang sehat dan pelaksanaan tata kelola usaha yang baik dalam rangka membangun perekonomian nasional yang kuat.
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan tersebut, IBI menjalankan misi sebagai berikut:
- Mewujudkan budaya yang mementingkan pemangku kepentingan dalam pembangunan sistem perbankan yang sehat dan produktif
- Memperkaya kapabilitas anggotanya dengan pembangunan karakter, pendidikan terarah dan berkesinambungan, dan partisipasi aktif dalam pengkinian pengalaman nasional dan internasional serta pengakuan masyarakat
- Memastikan bankir-bankir Indonesia memiliki kesetaraan profesionalisme, karakter dan kompetensi serta daya saing dalam menjalankan aktifitas perbankan yang sehat dan kokoh, baik dalam cakupan nasional maupun internasional
- Menjadi mitra profesional bagi otoritas perbankan dan pemerintah dalam membangun sistem perbankan yang sehat
- Menumbuhkembangkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan Indonesia
Sebagai wadah tunggal bagi para bankir di Indonesia, IBI sebagai mitra kerja regulator dalam pengembangan dan pembinaan profesionalisme bankir Indonesia, dituntut untuk lebih solid dan efektif dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Selain itu, IBI senantiasa menyuarakan aspirasinya secara berwibawa dan efektif, dengan terus menerus meningkatkan profesionalisme dan melaksanakan standar-standar etika organisasi, sehingga menumbuhkan komitmen profesi yang mampu membela profesi bankir serta meningkatkan citra bankir.
Salah satu program penting yang sedang dilaksanakan oleh IBI saat ini adalah program pengembangan profesi yang didasarkan pada kebutuhan pengembangan profesi bankir Indonesia, sehingga setiap bankir Indonesia memiliki dua kualifikasi utama yaitu kompetensi dan integritas.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi bankir, saat ini IBI telah mempetakan kompetensi bankir kedalam 9 bidang, yaitu Bidang Audit Intern Bank, Bidang Treasury, Bidang Wealth Management, Bidang Manajemen Risiko, Bidang General Banking, Bidang Compliance, Bidang Credit, Bidang Operation dan Bidang Funding & Services. Untuk melakukan program sertifikasi, IBI bersama pemangku kepentingan utama lainnya telah membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi Perbankan atau LSPP yang akan melaksanakan fungsi sertifikasi bankir di Indonesia. Diharapkan melalui pengembangan kompetensi yang dilaksanakan melalui program sertifikasi tersebut akan tercipta bankir yang handal dengan kesetaraan pengetahuan dan ketrampilan diantara bankir suatu bank dengan bank lain dan antara satu daerah dengan daerah yang lain.
Sedangkan untuk program peningkatan integritas, IBI telah menetapkan Kode Etik Bankir yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh bankir anggota IBI. Terkait dengan integritas para bankir, IBI juga mempunyai peran dalam memberikan rekomendasi kepada regulator bila terdapat anggota IBI yang akan menduduki jabatan tertentu di suatu bank.
Di tahun 2013 ini, IBI tetap berkomitmen untuk menjadi sarana utama bagi para bankir dalam menyampaikan ide dan kreativitas, serta menjadi partner bagi regulator dalam menentukan arah kebijakan perbankan di Indonesia. IBI telah mencanangkan berbagai program kerja yang terutama ditujukan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi bankir, agar tidak terjadi kesenjangan antara satu bank dengan bank yang lain dan antara satu daerah dengan daerah yang lainnya.
Masuk pada acara CEO Talk ini yakni penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) dalam pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Pihak IBI diwakili oleh Irwan M. Habsjah selaku Ketua Bidang Riset, Pengkajian, dan Publikasi dan FEB UGM diwakili oleh Muhammad Edhie Purnawan, M.A, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama dan Alumni
Sumber: Edhie/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4652
Setelah sempat mati selama kurang lebih tiga puluh tahun, kini babak diplomasi bilateral antara Indonesia dan Rusia kembali aktif digiatkan. Negara yang sempat ambruk dan mengalami guncangan hebat pada 90-an ini, telah bangkit dan mulai mengakarkan cangkramnya lagi. Kepemimpinan Putin menjadi titik balik bagi negara terbesar di dunia tersebut dalam menghadapi percaturan global.
Hubungan bilateral antara kedua negara yang pada masa Soekarno sempat memiliki hubungan emosional itu harus ditingkatkan kembali. Demikian hal yang diungkapkan oleh Djauhari Oratmangun selaku Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Rusia pada Kuliah Umum bertajuk "Prospek Kemitraan Strategis dan Kerjasama Bilateral Indonesia dan Rusia," Kamis (10/10). Djauhari juga menekankan bagaimana pentingnya hubungan kedua negara ini.
Rusia kini telah kembali hadir menjadi negara yang besar. Tidak hanya secara geografis, tapi juga secara militer, politik, dan ekonomi. Di tengah dempuran krisis global yang dampaknya masih terasa, Rusia berhasil bertahan dan mengalami pertumbuhan positif. Selain itu, Rusia juga amat kuat di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Rusia pantas disandingkan dengan Cina dan Amerika Serikat sebagai partner strategis Indonesia.
Hubungan Rusia dan Indonesia menjadi penting sebab Indonesia merupakan negara yang berpengaruh di kawasan Asia Pasifik. Dengan adanya hubungan strategis antar kedua negara tersebut, maka akan tercipta kondisi yang baik, tak hanya bagi kedua negara, tapi juga kawasan lainnya. Keadaan tersebut yakni terciptanya kehidupan politik dan keamanan yang baik di kawasan Asia Pasifik, juga ekonomi yang tumbuh di kawasan Asia Pasifik.
Djauhari pun berkata bahwa meskipun hubungan bilateral kedua negara kini kembali baik dan mulai terlihat akan kembali seperti dulu lagi, tetapi masih ada hubungan lain yang harus ditingkatkan. Ia mengelompokkan kerjasama bilateral antara keduanya ke dalam tiga tingkatan, yakni G-G (Government to Government), B-B (Business to Business), dan P-P (People to People). Menurutnya kedua level atas hubungan kedua negara telah berjalan baik, sedangkan P-P masih kurang sehingga perlu ditingkatkan. "Oleh karenanya penting untuk meningkatkan kerjasama pendidikan antar dua negara. Sehingga, mahasiswa Indonesia akan makin banyak belajar ke Rusia. Emotional relationship (hubungan emosional-red) antara Indonesia dan Rusia akan lebih mudah muncul kembali," tambahnya.
Sumber: Aina/FEB
Halaman 176 dari 217