- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 5151
Menurunnya jumlah publikasi ilmiah yang diterbitkan dosen dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Fakultas Ekonomika dan Bisnis mendirikan Kantor Publikasi FEB. Selain untuk mengenjot jumlah publikasi ilmiah, Kantor ini juga mengumpulkan dan mengelola publikasi ilmiah para dosen agar dapat diakses oleh masyarakat.
Kepala Kantor Publikasi FEB UGM, Prof. Mudrajad Kuncoro. Ph.D., mengatakan sepanjang tahun 2008 hingga 2012, dari 135 dosen di lingkungan FEB UGM menghasilkan 995 karya ilmiah. Itu pun tidak seluruhnya merupakan publikasi internasional, melainkan karya ilmiah berupa 121 buku, 112 makalah seminar dan konferensi, 243 publikasi jurnal, 70 proceeding, dan 6 paper. "Untuk di jurnal internasional sebanyak 133 publikasi dan 110 publikasi di jurnal nasional," kata Mudrajat, Jumat (10/5).
Dari ketiga jurusan di FEB, Manajemen, Akuntansi dan Ilmu Ekonomi, Mudrajad mengatakan jurusan Akuntansi yang paling banyak menerbitkan publikasi di jurnal internasional yakni 56 publikasi, diikuti jurusan manajemen 40 publikasi dan ilmu ekonomi sebanyak 37 publikasi.
Namun yang paling disoroti, kata Mudrajat adalah publikasi kerjasama working paper yang hanya menghasilkan 6 publikasi. Bahkan untuk publikasi kasus selama lima tahun, dosen FEB hanya mampu menghasilkan 11 kasus. "Padahal banyak kasus yang bisa dijadikan riset," ungkapnya.
Mudarajat yang menjadi salah satu dari lima dosen FEB yang paling produktif menerbitkan karya ilmiah, menegaskan publikasi ilmiah menjadi sarana untuk memproleh cum bagi peneliti. Lebih dari itu, juga menjadi sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat terhadap hasil penelitian dan pengembangan masyarakat.
Dosen Manajemen FEB, Nurul Indarti, Ph.D., menuturkan kantor publikasi FEB diharapkan mampu mengelola pengetahuan yang dihasilkan para dosen dan mahasiswa agar bisa diakses langsung masyarakat lewat media teknologi informasi www.publications.feb.ugm.ac.id. "Selain bisa diakses dan bisa diseminasikan di masyarakat tanpa harus datang ke FEB," ujarnya.
Hasil riset pengetahuan yang dihasilkan akademisi diakui Nurul dirasakan sangat membantu kalangan wirausaha. Menurutnya, wirausaha sukses umumnya memiliki pengetahuan yang lebih banyak. Kendati demikian, dari hasil penelitiannya pada ribuan wirausaha yang ada di tanah air menunjukkan hal sebaliknya. "Aspek marketing dan kesiapan sosial networking, ternyata sangat membantu mereka untuk bisa sukses," ungkapnya.
Sumber: Gusti/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 5993
Dashboard Ekonomika Kerakyatan (DEK) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan seminar bulanan (7/5) dengan tema "Peran Kepemimpinan Kebangsaan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menuju Desa Mandiri" di Auditorium BRI Lantai 3 Gedung MSi FEB UGM. Hadir sebagai pembicara Letjen. (Purn.) Agus Widjojo dengan moderator Prof. Gunawan Sumodinigrat, M.Ec. sekaligus sebagai Koordinator Dewan Pengurus Dashboard Ekonomika Kerakyatan FEB UGM.
Acara yang dibuka oleh Prof.Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc.Ph.d sebagai Dekan FEB UGM ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri dari perwakilan akademisi, pemerintah pusat dan daerah, pendamping PNPM, pengusaha, dan masyarakat. Dalam sambutannya, Prof. Wihana mengungkapkan bahwa permasalahan lokal tidak boleh ditinggalkan walaupun tuntutan globalisasi semakin besar. FEB UGM melalui Dashboard Ekonomika Kerakyatan ingin kembali merajut pemikiran para founding-fathers UGM, seperti Prof. Mubyarto dan Prof. Koesnadi, yakni mengembangkan kembali ekonomi kerakyatan. DEK dapat membantu dalam mengembangkan local entrepreneur and leadership melalui pendampingan dan juga kolaborasi antara pihak akademisi dengan praktisi di lapangan.
Sebagai pembicara utama, Letjen (Purn.) Agus Widjojo memaparkan tentang pentingnya kepemimpinan berkarakter bagi sebuah bangsa. Letjen (Purn.) Agus yang merupakan Staf Percepatan Kebijakan Presiden banyak mengupas tentang teori kepemimpinan, seperti teori orang besar yakni sejarah dibentuk oleh orang besar yang memiliki karisma, teori legal yakni kepemimpinan yang diikuti kewenangan, dan beberapa teori lainnya.
Ia mengungkapkan bahwa tolok-ukur keberhasilan sebuah kepemimpinan ditentukan bukan oleh seberapa pandai dan hebat pimpinan, melainkan seberapa sukses organisasi dan pengikutnya mampu mencapai tujuan dan melahirkan calon-calon pemimpin baru di masa depan. Ia juga menambahkan terdapat banyak pemimpin 'imitatif' di Indonesia yang hanya mengandalkan popularitas namun lemah dalam hal kompetensi. Masyarakat harus pandai dalam memilih pemimpinnya.
Letjen.(Purn.) Agus juga mengingatkan bahwa Indonesia tidak boleh terlena oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6 %. Hal ini dikarenakan pertumbuhan tersebut bukan berasal sepenuhnya dari produktivitas penduduk, namun karena faktor-faktor lain. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama meningkatkan efisiensi untuk mendongkrak daya saing nasional.
Kegiatan ini ditutup dengan diskusi tanya-jawab. Para peserta tampak antusias untuk mendapat kesempatan bertanya. Hal ini juga ditunjukkan oleh beberapa dosen FEB UGM yang berpartisipasi seperti Drs. Hargo Utomo, Ph.D, Drs. Harimurti Subanar, MM dan Muhammad Edhie Purnawan, Ph.D. Diskusi ini banyak mengupas tentang praktik nyata kepemimpinan di lapangan dan juga upaya untuk mewujudkan desa mandiri.
Seminar ini merupakan salah satu kegiatan Dashboard Ekonomika Kerakyatan FEB UGM dalam upaya menggali kembali potensi ekonomi kerakyatan. Seminar ini akan dilaksanakan setiap bulan sekali di hari Selasa minggu pertama dengan tema yang berbeda-beda.
Sumber: Rahmat/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2435
Pertumbuhan perekonomian Indonesia saat ini menempati urutan ketiga di kawasan Asia Pasifik setelah China dan India. Menurut Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Drs. Anis Baridwan, MBA., penguatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lepas dari besarnya aset industri perbankan yang mendominasi seluruh total aset industri keuangan. Bahkan dari total aset industri keuangan, sebanyak 82,1 % atau Rp 3.653 triliun merupakan aset industri perbankan. Sedangkan aset industri sekuritas mencapai Rp 51 trilium, industri multifinance Rp 293 triliun, aset industri asuransi Rp 444 triliun.
Meskipun perkembangannya sangat baik dan memiliki daya tahan terhadap krisis global, namun menurut Anis Baridwan, sektor keuangan sangat riskan terhadap pengaruh gejolak industri jasa keuangan seperti peningkatan kompleksitas produk keuangan dan kepemilikan konglomerasi lintas sektor. "OJK sengaja dibentuk untuk menata kembali fungsi pengaturan dan pengawasan jasa keuangan dalam hal tata kelola, manajemen risiko, pengawasan dan pengendalian kualitas," kata Anis saat menjadi pembicara dalam Seminar Gadjah Mada Accounting Days 2013, 'Improving Economy Through Sustainable Development and Responsible Governance', Sabtu (4/5) di Auditoium MM UGM.
Komisioner OJK yang membidani bidang Audit Internal, Manajemen Risiko dan Pengendalian Kualitas ini menambahkan, sistem pengaturan dan pengawasan sektor keuangan selama ini masih dijalankan terpisah dan belum terintegrasi sehingga OJK ditugaskan melakukan pengawasan sektor keuangan secara terpadu, independen dan akuntabel. "Integrasi sektor jasa kuangan menjadi tantangan bagi OJK untuk melakukan pengaturan dan pengawasan," imbuhnya.
Dalam acara diskusi seminar yang dipandu praktisi dan dosen ilmu komunikasi UI, Dr. Effendi Ghazali, menghadirkan Anggota Dewan Pengurus Nasional, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Dr. Khomsiyah, MM., AK., CA. Dosen FE Universitas Trisakti mengatakan tata kelola perusahaan yang baik sangat diperlukan dalam mengantisipasi perkembangan pasar modal, korporasi dan komptisi lingkungan bisnis. Pasalnya prinsip Good Corporate Governance menjadikan perusahaan mampu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan fairness.
Dalam roadmap penerapan GCG, kata Khomsiyah, dibutuhkan ketentuan dan kesepakatan tata kelola oleh masing-masing perusahaan yang menekankan pada etika dan tanggungjawab sebagai anggota masyarakat. "Operasi bisnis yang baik itu harus bisa menjadi anggota masyarakat yang beretika dan bertanggungjawab," katanya.
Sumber: Gusti/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4378
FEB UGM bekerja sama dengan PT Bank Muamalat Indonesia menyelenggarakan kuliah umum bertajuk "Bank Muamalat Position in Indonesian Banking Industry Perspective" (26/4) dengan pembicara Sulistyowati, S.E., sebagai Head of Corporate Funding and Hajj Division Bank Muamalat Indonesia. Kegiatan tersebut berlangsung di Ruang Audio Visual FEB UGM dengan moderator Drs. Irfan Nursasmito, M.Si., Ak. selaku dosen FEB UGM.
Dihadiri lebih dari 80 mahasiswa S1 FEB UGM dari berbagai jurusan, Sulistyowati memaparkan tentang perkembangan Bank Muamalat Indonesia yang didirikan pada tahun 1991 sebagai bank dengan prinsip syariah Islam pertama di Indonesia. Pendirian ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), dan juga Mantan Presiden Soeharto.
Sulistyowati yang juga merupakan Alumnus FEB UGM angkatan 1987 juga berbagi pengalaman tentang kisahnya di dunia perbankan. Kiprahnya diawali ketika masih menjadi mahasiswa dengan bekerja part time di Bank BNI Kantor Cabang UGM sebagai teller untuk pembayaran SPP mahasiswa. Setelah lulus, Sulistyowati memutuskan bekerja untuk Bank Duta sebelum akhirnya bergabung dengan Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1993 hingga sekarang.
Dalam pemaparannya, Sulistyowati mengungkapkan bahwa potensi perbankan syariah di Indonesia sangat besar, terlebih Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, yakni sekitar 200 juta jiwa. Sejak tiga tahun terakhir, Bank Muamalat Indonesia telah menggandeng beberapa konsultan luar negeri untuk bertransformasi menjadi bank syariah berprinsip Islam, Modern, and Professional. Konsultan tersebut antara lain adalah Price Waterhouse Cooper, Oracle, Mc-Kinsey, dan ID Holland. Meskipun banyak menggunakan konsultan asing, manejemen sadar prinsip Islam tetap menjadi dasar utama dalam kebijakan perusahaan.
Kini Bank Muamalat Indonesia telah tersebar di 33 provinsi di Indonesia dengan didukung sebanyak 1001 jaringan ATM dan juga fasilitas perbankan konvensional lainnya seperti mobile-banking. Bank Muamalat juga terus berusaha memantapkan posisinya dengan agenda melakukan Initial Public Offering atau penawaran saham perdana perusahaan yang akan dilakukan 29 April 2013. Atas prestasinya, PT Bank Muamalat Indonesia berhasill meraih penghargaan Indonesia Bank Loyalty Award 2013 oleh Markplus dan juga Infobank.
Di akhir sesi, Sulistyowati juga mengajak lulusan UGM untuk bergabung dengan Bank Muamalat Indonesia. Ia mengatakan bahwa perusahaan mengelola Muamalat Officer Development Program (MODP) sebagai wadah untuk menyiapkan calon pimpinan perusahaan di masa yang akan datang.
Sumber: Rahmat/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 6526
Sebagai salah satu perusahaan multinasional terbesar di Indonesia, PT Unilever Indonesia berbagi ilmu dan pengalaman bisnis mereka kepada mahasiswa FEB UGM. Mengangkat tema etika, PT Unilever Indonesia mengadakan sesi kuliah tamu Inspiring Unileader Doing Well by Doing Good: Business Ethics in Practice at Unilever (25/4). Bertempat di Auditorium Djarum Pertamina Tower, PT Unilever Indonesia tidak hanya memberikan strategi kesuksesan perusahaan tetapi juga mengkampanyekan pentingnya etika dalam berbisnis. Berbeda dari kuliah tamu biasanya, Inspiring Unileader dikemas dalam acara yang menyenangkan namun tetap edukatif. Dibuka dengan permainan logo quiz yang menampilkan logo produk Unilever, para mahasiswa antusias dalam menebak jawaban dari kuis tersebut. Akhamd Saeful, Head of Internal Audit PT Unilever Indonesia, hadir sebagai pengisi materi terkait praktek etika bisnis di Unilever. Akhmad Saeful menjelaskan pentingnya etika bisnis bagi perusahaan tidak hanya etika pada sesama manusia tetapi juga pada lingkungan. Sektor swasta, pemerintah, dan anggota masyarakat seluruhnya bertanggungjawab menerapkan etika dalam praktek sehari-hari. "Melalui etika terbentuk reputasi perusahaan yang baik, reputasi adalah asset yang sama berharganya dengan karyawan dan merek," ungkap Akhmad Saeful. PT Unilever Indonesia menunjukkan bagaimana etika bisnis harus selalu dijaga baik melalui aturan perusahaan maupun dikontrol oleh sistem manajerial perusahaan.
Selain memberikan materi terkait praktek etika bisnis dalam perusahaan, PT Unilever Indonesia juga memperkenalkan program persiapan karir bagi para mahasiswa yaitu ULIP dan UFLP. Unilever Leadership Internship Program (ULIP) merupakan program magang bagi para mahasiswa aktif perguruan tinggi yang ingin mencicip bekerja di Unilever selama beberapa bulan. Sementara Unilever Future Leader Program (UFLP) adalah program yang disiapkan PT Unilever Indonesia bagi para lulusan perguruan tinggi agar siap menjadi top management Unilever di masa depan. Program persiapan karir tersebut terbuka lebar bagi seluruh mahasiswa di Indonesia. Seluruh program yang ditawarkan PT Unilever Indonesia memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa untuk mencapai kesuksesan. Di akhir sesi kuliah tamu Akhmad Saeful pun sedikit berbagi kunci kesuksesan dalam hidup 'work smart, play hard, dan pray hard.'
Sumber: Poppy/FEB
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3981
Investasi melalui reksadana atau trading saham belum menjadi salah satu alternatif investasi yang banyak diminati sebagian besar masyarakat, khususnya mahasiswa. Masyarakat cenderung memilih menginvestasikan uangnya melalui tabungan atau deposito. Padahal investasi melalui reksadana dan trading saham merupakan pilihan investasi yang menguntungkan. Saat ini kondisi pasar modal di Indonesia semakin menguat dan Indonesia termasuk pasar modal terbaik di dunia. Gambaran itulah yang disampaikan dalam kuliah tamu bersama Mandiri Investasi (24/4) dengan topik pembahasan Portofolio Investment Reksadana. Dalam sambutannya, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama, dan Alumni FEB UGM, Muhammad Edhie Purnawan, Ph.D mengungkapkan bahwa dengan semakin baiknya kondisi bursa efek yang ada di Indonesia saat ini dibutuhkan adanya investasi di sektor riil yang dapat langsung masuk ke perusahaan. Secondary market diharapkan dapat terhubung dengan primary market sehingga investasi masyarakat dapat dirasakan langsung pada perusahaan.
Sesi kuliah tamu diawali dengan Indonesia Market Overview yang disampaikan dengan baik oleh Wakil Direktur PT Mandiri Investasi, David J. Samuel. David menyampaikan bahwa saat ini dan di masa yang akan datang Indonesia akan menjadi negara dengan pertumbuhan terbaik di dunia. Pernyataan tersebut didukung dengan fakta bahwa Indonesia memiliki dua bonus yang tidak dimiliki oleh negara lain di dunia : pasar yang besar dan stuktur demografi yang masih muda. "Saat ini juga tengah terjadi pertumbuhan kelas menengah yang meningkatkan daya beli masyarakat, ini membuat Indonesia 'seksi' di mata dunia," ungkap David. Dalam kuliah tamu disampaikan pula beberapa manfaat dari berinvestasi di pasar modal khususnya reksadana dan strategi agar para pemodal mampu mendapatkan pengembalian saham yang baik. Selain membahas strategi portofolio investasi reksadana, PT. Mandiri Investasi juga memberikan gambaran perencanaan keuangan masa depan bagi para mahasiswa. Rata-rata orang Indonesia baru memikirkan rencana hari tua ketika mendekati usia pensiun. Padahal sebaiknya perencanaan tersebut dibuat sejak dini. Kuliah tamu ditutup dengan tanya jawab dari mahasiswa. "Berinvestasi di pasar modal adalah hal yang menyenangkan, yang penting kita selalu mengetahui fenomena yang terjadi di pasar dan memiliki mental yang baik," ungkap David sebelum menutup sesi kuliah tamu.
Sumber: Poppy/FEB
Halaman 182 dari 217