- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3021
Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digelontorkan pemerintah sebesar 193,8 triliun pada tahun 2013 dipastikan tidak akan tepat sasaran. Subsidi yang seharusnya dimanfaatkan oleh kendaraan umum, kendaraan bermotor dan nelayan. Sebaliknya, subsidi tersebut lebih banyak dimanfaatkan oleh kelompok ekonomi keluarga mampu yang memiliki kendaraan mewah. Oleh karena itu, diusulkan agar pemerintah untuk segera menaikkan harga BBM secara bertahap, pemasanganSingle Identity Number(SIN) lewat E-KTP dalam pemasaran BBM, mempercepat konversi BBM ke BBG dan meningkatkan sumber produksi minyak dan gas. Demikian yang mengemuka dalam diskusi Diskusi para ahli mengenai Kebijakan Subsidi BBM dan Perekonomian Nasionaldi gedung Tower Pertamina, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Sabtu (23/2).
Rimawan Pradiptyo, M.Sc., Ph.D, Peneliti Kebijakan Subsidi BBM dari FEB UGM mengatakan pola konsumsi BBM bersubsidi di Indonesia adalah compensated consumption. Fenomena ini ibarat orang tua yang memberikan credit card kepada anaknya yang ABG dan si-anak dibebaskan membeli barang apapun di sebuah mall mewah dan orang tua akan membayar berapapun konsumsi yang dilakukan oleh si anak.
Namun demikian, menurunkan alokasi subsidi BBM dengan meminimalkan dampak negatif kebijakan tersebut ke pendapatan rumah tangga miskin justru lebih sulit untuk dicapai di Indonesia; mengingat tidak adanya Single Identity Number (SIN) dalam pemasaran BBM sehingga tidak ada price discrimination antara BBM bersubsidi dan BBM non-subsidi. "Ini pilihan yang kita hadapi bersama terkait dengan subsidi BBM bukanlah pilihan antara enak dan tidak enak, namun lebih tepat adalah pilihan antara tidak enak dan lebih tidak enak", tegas Rimawan.
Kepala Pusat Kebijakan APBN, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Rofyanto Kurniawan, S.T., M.B.A., menuturkan alokasi subsidi BBM dari tahun ke tahun selalu berttambah sehingga membebani APBN. Dia menyebutkan dari tahun 2011,subsidi BBM mencapai 129 triliun, kemudian meningkat menjadi 165 triliun di tahun 2012. "Utang subsidi sebesar 23 trilun tahun 2012 saja belum dibayar," ungkapnya.
Anggota Komisi VII dan anggota Badan Anggaran DPR, Ir. Isma Yatun, M.T, menerangkan pemerintah saat ini dinilainya kesulitan mengawasi pembatasan pemakaian BBM bersubsidi. Bahkan dari target pemerintah agar kendaraan pemerintah dan perusahaan Negara tidak mengkonsumsi. BBM bersubsidi tidak tercapai. "Di Jawa dan Bali, dari target 80 persen kendaraan hanya 23 persen saja yang tercapai, belum lagi daerah lain," katanya.
Pilihan untuk menaikkan harga BBM menurut Isma Yatun menjadi pilihan yang sulit bagi pemerintah. Kalaupun pemerintah menaikkan harga sesuai dengan harga internasional maka harga BBM akan menjadi Rp 9.000 per liter. "Apakah pemerintah berani menaikkan hingga harga keekonomian?," katanya.
Kendati demikian dia menyarankan pemerintah untuk melakukan langkah mengurangi subsidi BBM secara bertahap agar subsidi yang mencapai 2,1 dari PDB tersebut bisa dialihkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesehatan dan mengurangi jumlah masyarakat miskin.
Sumber: Gusti/UGM
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2917
Bisnis yang berorientasi pada keuntungan adalah hal yang biasa. Namun, apabila bisnis didirikan bukan untuk mencari keuntungan melainkan membantu masyarakat miskin, itu sungguh sangat luar biasa. Hal itu yang dilakukan oleh Pendiri dan sekaligus CEO Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), Veronica Colondam. Yayasan yang didirikan empat belas tahun silam, menaungi tiga perusahaan dan satu koperasi, berhasil menyekolahkan 2,2 juta anak putus sekolah di Indonesia. Tidak hanya menyekolahkan anak putus sekolah di sanggar belajar bahkan Veronica mencarikan pekerjaan bagi mereka setelah lulus. Orang tua mereka pun mendapat bantuan modal usaha lewat kredit pinjaman lunak.
"Sanggar belajar yang sudah kita dirikan sudah ada di 16 provinsi, 36 kota, melibatkan 8.719 sukarelawan dan 78 ribu aktivitas," kata Veronica saat menjadi pembicara di executive series di auditorium di auditorium Sukadji Ranuwiraho, Magister Manajemen, FEB UGM, Sabtu (23/2).
Perempuan kelahiran Manado, 41 tahun silam ini mengatakan apa yang dilakukan murni untuk membantu orang lain. Berangkat dari keprihatinannya jumlah anak usia putus sekolah di seluruh pelosok Indonesia yang mencapai 3 juta setiap tahun. "Satu dari 3 anak tidak bisa melanjukan pendidikan. Ada 3 juta drop out setiap tahun. Setiap anak Indonesia punya harapan untuk sekolah," kata peraih Ernst & Young Social Entrepreneur of The Year 2011 ini.
Pilihannya untuk mengabdikan diri untuk membantu orang lain diakui Veronica semata-mata untuk memberikan sesuatu yang lebih bagi orang lain. Baginya, sukses hidup adalah dimana bisa bermanfaat bagi orang lain dalam 10-15 tahun ke depan. "Kita tidak bisa melihat sukses ketika kita masih hidup. Sebaliknya, sukses itu ketika kita meninggal dan nama kita diingat oleh orang lain. Jadi itu yang ingin saya lakukan," katanya.
Dia menerangkan, saat mendirikan yayasan YCAB di tahun 2000, ia kesulitan mencari donatur. Setiap kali ia menemui teman dan koleganya dikira akan dimintai sumbangan. Lalu Veronika mendirikan beberapa perusahaan untuk membantu yayasan tersebut. "Bagi saya saat itu bagaimana membuat bisnis yang ada unsur sosialnya," katanya. Beberapa perusahaan yang didiirkan tersebyt bergerak di bidang penjulan mainan anak-anak, wahana permainan, dan salon kecantikan.
Selanjutnya, ia pun mendirikan koperasi simpan pinjam. Koperasi ini didirkan karena sulitnya mengajak anak-anak putus sekolah untuk belajar di sanggar miliknya. Rata-rata anak usia putus sekolah bekerja membantu tambahan penghasilan keluarga. Lalu lewat koperasi yang didirikan Veronica, dia memberi iming-iming bagi orang tua yang menempatkan anaknya yang putus sekolah akan pinjaman kredit usaha. "Dengan syarat anak harus belajar hingga dia lulus," katanya.
Meski terkesan memaksa, kata Veronika, ternyata upaya tersebut sangat efektif. Bahkan para orang tua mencarikan anak usia putus sekolah dari keluarga lain. Pekerjaan Veronika belumlah selesai hingga anak-anak ini lulus. Dia juga membantu mencarikan pekerjaan bagi yang ingin segera bekerja atau membiayai mereka yang ingin melanjutkan sekolah ke pendidikan yang lebih tinggi.
Direktur MM UGM, Prof. Dr. Lincolin Arsyad, MBA., mengatakan bisnis yang digeluti Veronica yang bergerak untuk kepentingan sosial sangat minim ditemui di Indonesia. Menurutnya, apa yang dilakukan Veronica bisa menginspirasi bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama bahwa mendirikan perusahaan bukan semata-mata mencari keuntungan namun membantu kelompok masyarakat yang tidak mampu, "Esensinya, bagaimana cari uang tapi bermanfaat bagi orang banyak, bukan untuk diri sendiri dan segelintir orang," pungkasnya.
Sumber: gusti/ugm
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3693
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan acara Pelepasan Wisuda Program Sarjana Periode II Februari 2013, pada hari ini (19/02) pukul 11.30 WIB, bertembat di Ruang Bulaksumur, Hotel University Club UGM. Dalam periode wisuda program sarjana bulan ini, FEB melepas sebanyak 95 wisudawan terdiri dari 94 wisudawan program S1 Reguler dan Internasional, dan 1 wisudawan dari program Swadaya.
Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Ph.D. selaku Dekan FEB UGM dalam sambutannya menyebutkan wisudawan dengan Indeks Prestasi Komulatif tertinggi periode ini diraih oleh Bodro Pambuditomo (Ilmu Ekonomi 2008) dengan nilai 3,96, wisudawan lulus paling cepat diraih oleh Mega Tiarasari (Manajemen 2009) dengan lama studi 3 tahun 2 bulan. Disamping itu sejumlah 39 wisudawan mendapatkan predikat Cumlaude.
Segenap sivitas akademika Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan, semoga sukses di masa mendatang.
Lihat foto Acara Pelepasan Wisuda
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3358
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menerima puluhan mahasiswa asing untuk menempuh studi di kampus oranye ini. Acara penyambutan bagi mahasiswa asing bertajuk "Welcome cocktail" pun telah diselenggarakan pada tanggal 8 Februari 2013, bertempat di lantai 7 Gedung Pertamina Tower FEB UGM. Welcome cocktail dihadiri oleh pejabat dekanat, dosen dan pengurus jurusan, staf fakultas, Badan Eksekutif Mahasiswa, Student Ambasador dan tentunya para mahasiswa asing.
Tahun ini FEB UGM menerima sebanyak tujuh belas mahasiswa asing yang datang dari berbagai negara seperi Perancis, Jerman, dan Belanda. Mereka akan menempuh studi di FEB UGM baik dalam program student exchange dan double degree. Welcome cocktail diawali dengan penjelasan mengenai peraturan akademik dan nonakademik bagi para mahasiswa asing selama menempuh studi di kampus FEB UGM. Hal ini dipaparkan oleh Rangga Almahendra, Ph.D. Memperkenalkan mengenai aturan akademik dan nonakademik merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh mahasiswa asing untuk mampu menempuh studi dengan lancar.
Tidak sebatas penjelasan mengenai peraturan fakultas namun para mahasiswa asing juga diperkenalkan oleh kehidupan kampus dan mahasiswa di luar kelas oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM FEB UGM). "Mahasiswa asing mampu memberikan banyak inspirasi dan berbagi wawasan global bagi mahasiswa FEB UGM" ungkap Ketua BEM FEB UGM, Aldo Egi (Akuntansi, 2011). Welcome cocktail berjalan sangat menyenangkan. Para mahasiswa asing mulai mengenal dan dekat dengan civitas akademika UGM baik dosen, karyawan, maupun mahasiswa.
Dalam pidato penyambutannya Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan FEB UGM, B.M. Purwanto, Ph.D, menyatakan bahwa para mahasiswa asing diharapkan tidak menghabiskan waktu di kampus hanya untuk belajar saja. Para mahasiswa asing sangat disarankan untuk mengikuti kegiatan ekstra di luar kelas baik olahraga maupun seni seperti softball dan gamelan. Bahkan Purwanto pun mengajak para mahasiswa asing untuk ikut bertanding voli dengan para dosen setiap Minggu pagi. "Hanya pada saat pertandingan voli itu kalian dapat smashing bola ke Profesor tanpa akan dimarahi," gurau Purwanto.
Welcome cocktail juga memperkenalkan para student ambassador. Mereka adalah mahasiswa FEB UGM yang akan menjadi teman dan membantu kebutuhan para mahasiswa asing selama menjalani kehidupan di kampus. Student ambassador tersebut terpilih dari seleksi oleh Kantor Urusan Internasional FEB UGM. Melalui welcome cocktail ini diharapkan para mahasiswa asing mampu mengenal kehidupan di kampus FEB UGM dengan nyaman baik kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas.
Sumber: nia/feb
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 7596
Mengawali tahun baru, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada menggelar acara pelantikan 23 pejabat baru di lingkungan fakultas untuk mengelola program studi dan unit, pada hari Jumat 04/01. Acara pelantikan ini berlangsung di Ruang Kertanegara (eks Ruang Sidang) dan dipimpin langsung oleh Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D. selaku Dekan FEB.
Daftar nama pejabat yang baru sebagai berikut:
- Prof. Dr. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ketua Pengelola Program Magister Manajemen FEB UGM
- Prof .Dr. Jogiyanto Hartono Mustakini, M.B.A., CMA., Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Program Magister Manajemen FEB UGM
- Bayu Sutikno, M.SM., Ph.D., Wakil Ketua Bidang Administrasi dan Keuangan Program Magister Manajemen FEB UGM
- Wakhid Slamet Ciptono, M.B.A., M.P.M., Ph.D., Ketua Program Magister Manajemen FEB UGM Kampus Jakarta
- Dr. Hardo Basuki, M.Soc.Sc., CSA., Sekretaris Program Magister Manajemen FEB UGM Kampus Jakarta
- Dr. Bambang Riyanto Lies Sugiyanto, M.B.A., CMA., Ketua Pengelola merangkap Ketua Program Studi Akuntansi Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM
- Dr. Mamduh Mahmadah Hanafi, M.B.A., Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan merangkap ketua Program Studi Manajemen Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM
- Dr. Akhmad Makhfatih, M.A., Wakil Ketua Bidang Administrasi dan Keuangan Merangkap Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Program Magister Sains dan Doktor FEB UGM
- Prof .Dr. Goedono, M.B.A., CMA., Ketua Program Studi pada Program Magister Akuntansi FEB UGM
- Rusdi Akbar, M.Sc., Ph.D., CMA., Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan pada Program Magister Akuntansi FEB UGM
- Dr. Agus Setiawan, M.Soc.Sc., Wakil Ketua Bidang Administrasi dan Keuangan pada Program Magister Akuntansi FEB UGM
- Artidiatun Adji, M.Ec., Ph.D., Ketua Pengelola Program Magister Ekonomika Pembangunan FEB UGM
- Drs. Ahmad Jamli, M.A., Wakli Ketua Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Program Magister Ekonomika Pembangunan FEB UGM
- Boyke R. Purnomo, S.E., M.M., Wakil Ketua Bidang Administrasi dan keuangan Program Magister Ekonomika Pembangunan FEB UGM
- Drs. Sugiarto, M.Acc., M.B.A., CMA., Ketua Pengelola Program Pendidikan Profesi Akuntansi FEB UGM
- Drs. Laurentius Suparwoto, M.Sc., CMA., Sekretaris Pengelola Program Pendidikan Profesi Akuntansi FEB UGM
- Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc., Direktur Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) FEB UGM
- Dr. Rimawan Pradiptyo, M.Sc., Deputi Direktur Bidang Penelitian di Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) FEB UGM
- Dr. Sumiyana, Akt., M.Si., Deputi Direktur Bidang Keuangan dan Investasi di Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) FEB UGM
- Nurul Indarti, Sivilekonom, Cand.Merc., Ph.D., Deputi Direktur Bidang Pelatihan di Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) FEB UGM
- Prof. Dr. Indra Wijaya Kusuma, M.B.A., CMA., Manajer Jaminan Mutu dan Akreditasi FEB UGM
- Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro, M.Soc.Sc., Manajer Kantor Publikasi FEB UGM
- Dr. Rangga Almahendra, S.T., M.M., Manajer Program Internasional FEB UGM
Sumber: sdm/feb
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3304
Ekonom UGM Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc., memprediksikan perekonomian Indonesia masih bisa bertahan menghadapi ancaman krisis Eropa yang masih akan membayangi ekonomi dunia pada 2013 mendatang. Berbeda dengan China dan India yang pada krisis keuangan global 2008 masih dapat bertahan, namun di tahun 2012 mulai mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, pasar keuangan yang merupakan jalur utama pengaruh ketidakpastian ekonomi global merupakan salah satu sumber kerentanan ekonomi Indonesia. Pasalnya besaran dana portofolio yang masuk Indonesia pada 2012 diperkirakan masih akan menjadi sumber kerentanan ekonomi pada tahun 2013 mendatang.
“Begitu juga perdagangan internasional yang melemah pada 2012 masih akan berlanjut pada 2013. Sehingga perekonomian Indonesia 2013 masih akan bertumpu pada ekonomi domestik seperti konsumsi,” paparnya, Jum’at (28/12) dalam diskusi “Indonesian Economic Review and Outlook 2013” di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
Sementara untuk invetasi yang pertumbuhannya tergolong tinggi diperkirakan juga akan melemah pada 2013. Demikian halnya pada sektor non tradable seperti sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor konstruksi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan yang biasanya tumbuh tinggi diperkirakan akan mengalami tekanan.
Melihat Gama leading economic indicator (LEI) sebelumnya, dikatakan Adiningsih pertumbuhan ekonomi Indonesia 2013 diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi pada 2012. Pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran 6-6,5 persen. “Otoritas ekonomi diharapkan bisa menjaga stabilitas ekonomi makro maupun pasar keuangan dengan lebih baik pada tahun depan supaya iklim investasi dan usaha tidak memburuk,” ujarnya.
Adiningsih menambahkan berbagai kebijakan yang sifatnya memberikan stimulus pada pergerakan ekonomi juga perlu dilakukan. Salah satu pilihan yang dapat dipakai adalah dengan mengurangi subsidi BBM secara bertahap yang dialihkan untuk pembangunan infrastruktur agar dapat meningkatkan daya saing internasional produk Indonesia.
Prof. Dr. Tandelilin Eduardus, M.B.A. , dosen FEB UGM, mengatakan kekuatan ekonomi domestik Indonesia yang akan menjadi tumpuan pada 2013 mendatang kuat karena didukung beberapa factor. Inflasi yang cenderung stabil pada level kisaran sasaran 4,5%±1% mendorong pertumbuhan ekonomi domestic. Demikian pula konsumsi domestic yang tinggi, menurunnya angka pengangguran, aliran investasi yang juga meningkat, serta kurus yang bergerak pada level fundamental. “Konsisi sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan yang tetap stabil juga berpengaruh,” terangnya.
Pada 2013 kinerja pasar surat berharga di Indonesia juga menunjukkan pergerakan positif seiring membaiknya prosepek ekonomi domestic. Selain itu juga didorong adanya ekspektasi positif membaiknya ekonomi global terutama di Amerika Serikat dan China.
Sumber: ika/ugm
Halaman 185 dari 217